Lihat lebih banyak

Genjot Pariwisata Metaverse, Shanghai Optimis Raup Pendapatan Rp103 Triliun

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Shanghai baru saja merilis Rencana Aksi dalam Metaverse Budaya untuk periode 2023 sampai 2025 mendatang.
  • Lewat program itu, pemerintah Shanghai optimistis dapat meraup pendapatan tahunan sebesar 50 miliar RMB atau sekitar Rp103 triliun dari metaverse.
  • Ambisi Shanghai untuk memajukan wilayahnya dengan mengedepankan metaverse sebetulnya sudah diumumkan sejak tahun lalu.
  • promo

Demam metaverse di Cina makin menjadi. Berbagai inisiatif terus dilangsungkan oleh masing-masing wilayah untuk mendorong implementasi ruang Web3 di areanya. Kali ini, inisiatif metaverse terbaru datang dari Shanghai.

Shanghai, yang menyandang status sebagai pusat ekonomi Cina, baru saja merilis Rencana Aksi dalam Metaverse Budaya untuk periode 2023 sampai 2025 mendatang. Lewat program tersebut, pemerintah kota Shanghai optimistis dapat meraup pendapatan tahunan sebesar 50 miliar renminbi (RMB) atau sekitar Rp103 triliun.

Rencana ini merupakan kelanjutan dari skenario aplikasi metaverse tahap awal yang sudah dirilis pada Januari tahun ini.

Regulator setempat sepertinya ingin memperkenalkan pengembangan sektor pariwisata yang sepenuhnya baru dan virtual. Dalam penjelasannya, disebutkan bahwa Shanghai akan membangun sektor pariwisata cerdas; di mana pertunjukan virtual, karya seni digital, dan integrasi teknologi metaverse ke tempat wisata di dunia nyata bisa berjalan secara lancar. Untuk memuluskan ambisinya, pemerintah Shanghai bakal membangun 30 proyek virtual yang berhubungan dengan budaya dan pariwisata.

“Pengunjung bisa terkoneksi melalui integrasi metaverse ke lokasi wisata. Pengembangan sektor ini juga akan memanfaatkan artificial intelligence (AI) untuk memudahkan interaksi antar pengunjung,” tulis pemerintah Shanghai dalam keterangan resmi.

Selain itu, dalam rencana selama 2 tahun ini, pemerintah setempat juga menyinggung soal blockchain. Rencananya, pengembangan metaverse di Shanghai akan melibatkan pendalaman blockchain sebagai simpul utama dalam pembangunan lokasi wisata di metaverse.

Industri Metaverse di Cina Kian Subur

Ambisi Shanghai untuk memajukan wilayahnya dengan mengedepankan metaverse sudah diumumkan sejak tahun lalu. Pada Agustus 2022, pemerintah Shanghai mendorong wilayah Zhangjiang untuk menjadi pelopor industri metaverse. Dari proyek tersebut, pemerintah percaya diri dapat memperoleh pendapatan di seluruh sektor yang ada di seluruh kota hingga 350 miliar renminbi atau sekitar Rp727,36 triliun di 2025.

Pengembangan metaverse budaya dan pariwisata yang baru akan dijalankan merupakan bagian dari tujuan besar Shanghai untuk mempercepat inovasi dan mendorong ekonomi digital di wilayahnya. Jika rencananya berjalan lancar, maka Shanghai akan memiliki dana industri metaverse sebesar 10 miliar RMB atau sekitar Rp20,78 triliun.

“Shanghai juga akan membuka dua kawasan industri metaverse di Caohejing di Distrik Xuhui dan Zhangjiang di Pudong,” tambah pemerintah setempat.

Setidaknya 10 firma metaverse yang memilki pengaruh global akan dibangun di sana. Adapun sektor yang akan menjadi fokus Shanghai adalah komersial, pendidikan, manufaktur cerdas, budaya, dan kantor kolaboratif.

iQIYI Ikut Serta

Selain dari pemerintah, sektor swasta pun menambah semarak industri dunia virtual di Cina. iQIYI, salah satu platform jaringan streaming video asal Cina, juga akan meramaikan proyek budaya yang dijalankan pemerintah kota Shanghai. Pekan lalu, iQIYI mengatakan akan segera memulai proyek realitas virtual (VR) yang diklaim sangat immersive di akhir tahun ini.

Proyek bernama Luoyang VR itu berupaya menghidupkan ibu kota kuno Luoyang dan mengintegrasikannya dengan ekstensi interaktif lewat ruang nyata, VR, serta perangkat keras yang dilengkapi sensor untuk memperdalam pengalaman bermain para pengguna.

Senior Wakil Presiden iQIYI, Zhang Hang, mengatakan bahwa saat uji coba yang dilakukan pada bulan April, Luoyang VR telah berhasil menarik lebih dari 5.00 pemain. Dalam proyek yang dijalankannya ini, iQIYI menggabungkan elemen game dan budaya.

“Proyek VR Luoyang menunjukkan bagaimana penggabungan inovasi teknologi dan juga pendekatan lokal ketika menjelajah ke komersialisasi VR. Dengan adanya integrasi tersebut, bisa meningkatkan pasar konten dan konsumsi budaya,” jelas Zhang.

Di samping proyek Luoyang, iQIYI juga tengah mengembangkan versi VR dari dongeng “Love Between Fairy and Devil” yang rencananya bakal dirilis pada tahun depan.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori