Grayscale Investments tampaknya akan meminta para pemegang saham GBTC untuk menjual sebagian saham mereka dengan harga lebih tinggi untuk mengembalikan modal investor.
Grayscale kemungkinan akan menawarkan untuk membeli hingga 20% saham GBTC yang beredar dengan harga premium. Tujuannya, untuk membantu menutup kesenjangan antara harga saham GBTC dan kepemilikan Bitcoin (BTC) perusahaannya. Langkah ini mereka lakukan lantaran perusahaan tersebut gagal mendapatkan persetujuan untuk Bitcoin ETF spot mereka pada awal tahun ini.
Grayscale Wajib Dapat Persetujuan dari Pemegang Saham
Dalam sebuah surat kepada investor yang dilihat oleh Wall Street Journal, CEO Grayscale, Michael Sonnenshein, mengatakan bahwa Grayscale juga akan mempertimbangkan untuk mengeluarkan penawaran tender secara lebih lanjut. Lebih tepatnya, hal tersebut baru akan bisa dilakukan jika permintaannya mendapat persetujuan dari pihak SEC dan juga pemegang saham. Selain itu, dia menambahkan bahwa tidak ada batasan waktu untuk penawaran tender pertama.
Dalam hal ini, agar Grayscale dapat menerbitkan penawaran tender. Maka pemegang saham GBTC harus terlebih dulu menyetujui pernyataan bahwa mereka ingin menjual saham mereka dengan harga yang diusulkan. Selain itu, status GBTC sebagai close-ended fund berarti bahwa pihak pemegang saham hanya bisa melikuidasi kepemilikannya di pasar terbuka.
Di sisi lain, terdapat undang-undang SEC di Amerika Serikat yang juga mengatur penawaran tender dengan ketat. Undang-undang tersebut adalah UU Williams yang merupakan bagian dari UU Bursa Sekuritas Tahun 1934. Menurut UU tersebut, investor yang mengajukan tender sekuritas harus mengungkapkan beberapa hal. Termasuk mengungkapkan sumber dana mereka, alasan penawaran, dan perjanjian hukum yang ada serta yang berkaitan dengan penawaran tersebut.
Jika ternyata pihaknya gagal mengembalikan dana investor melalui penawaran tender. Maka Grayscale akan terus menawarkan saham GBTC mereka hingga SEC menyetujui konversi GBTC menjadi ETF.
Grayscale Terdesak dengan Harga “Diskon”
Bitcoin Trust Grayscale yang mengelola dana sebanyak US$10,78 miliar aset (sekitar 633.000 BTC) ingin agar nilai sahamnya bisa merepresentasikan Bitcoin yang dimilikinya, dikurangi biaya dan pengeluaran. Sampai saat ini, dana tersebut gagal memenuhi tujuannya, dan saat ini berpindah tangan dengan harga “diskon” 48,8% terhadap Bitcoin.
Terkait hal itu, sebelumnya Grayscale berharap bisa memanfaatkan exchange-traded fund atau ETF tersebut untuk mengurangi besarnya tingkat diskon itu. Tetapi, nyatanya mereka justru harus menerima penolakan dari SEC atas permohonannya untuk mengonversi GBTC menjadi ETF. Akibatnya, Grayscale pun kemudian menggugat SEC karena terduga telah menerapkan undang-undang sekuritas secara tidak konsisten.
Sebagai tanggapan atas gugatan tersebut, SEC mengajukan brief pada 13 Desember 2022 lalu dan menyangkal tuduhan Grayscale bahwa penolakannya itu bersifat sewenang-wenang, berubah-ubah, dan diskriminatif.
Dalam pengajuan tersebut, badan regulator itu mempertahankan pendiriannya, dan kembali mengungkapkan kekhawatiran pihaknya akan manipulasi pasar oleh kalangan whale dan risiko penipuan di centralized exchange, seperti Coinbase dan Binance.
Yakinkan Publik tentang Kepatuhan terhadap Regulasi
Grayscale masih harus berusaha keras untuk menenangkan kekhawatiran investor setelah runtuhnya setidaknya lima perusahaan kripto raksasa pada tahun 2022, termasuk FTX.
Di sisi lain, Sonneshein mengatakan bahwa perusahaannya telah mengaudit laporan keuangan semua produk kriptonya. Produk itu termasuk GBTC dan Ethereum Trust sejak sekitar tahun 2014 silam. Dia mengatakan hal tersebut sebagai upaya untuk menjauhkan dia serta Grayscale dari klaim bahwa perusahaan kripto tersebut mengalami kesulitan dalam mendapatkan auditor.
Dia tidak memberikan petunjuk apa pun terkait apakah Grayscale berpeluang menjual kepemilikan Bitcoinnya di tengah crypto winter yang semakin parah. Namun, aksi dump pasar seperti yang Grayscale lakukan dapat membuat Bitcoin melepaskan diri dari korelasinya dengan pasar ekuitas tradisional dan memperkuat argumen manipulasi pasar SEC. Turunnya harga Bitcoin juga dapat menyebabkan harga saham GBTC mendekati net asset value Bitcoin. Di mana ini adalah tujuan Grayscale dalam mengejar ETF.
Terlebih lagi, hal tersebut juga dapat mengakibatkan aksi likuidasi yang signifikan bagi pihak yang terlibat dalam pasar derivatif bitcoin dan menurunkan kepercayaan publik terhadap kripto. Pasalnya, posisi Grayscale ada di antara investor tradisional. Jadi, langkah seperti itu selanjutnya dapat merugikan volume perdagangan kripto yang mengalami hambatan ekonomi makro yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tahun 2022.
Grayscale masih mempunyai tenggat waktu sampai tanggal 13 Januari 2023 untuk menanggapi pengajuan tersebut. Sementara itu, tanggal jatuh tempo bagi SEC untuk memberikan tanggapan yaitu pada tanggal 3 Februari 2023. Baru setelahnya, hakim akan meninjau keputusan SEC untuk menolak aplikasi Grayscale dan membuat keputusan.
Bagaimana pendapat Anda tentang rencana likuidasi Grayscale ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.