Bitcoin unggul sebagai pionir di industri kripto, dengan para analis memprediksi kenaikan eksponensial dalam laju adopsinya.
Menurut analis kenamaan Willy Woo, Bitcoin kini sedang berada di ambang lompatan monumental, yang ia ramal bakal menyamai lintasan pertumbuhan Internet dari tahun 1997 hingga 2005.
Apa Arti 1 Miliar Holder bagi Harga Bitcoin?
Willy Woo percaya bahwa gelombang adopsi besar-besaran ini sudah diprediksi sejak bertahun-tahun lalu. Karena alasan ini, Woo menegaskan, “1 miliar orang akan memiliki Bitcoin pada akhir siklus ini.” Dia menyoroti laju adopsi mata uang digital yang semakin cepat, yang melampaui laju adopsi Internet pada awal perkembangannya.
Dengan penerimaan Bitcoin yang semakin pesat di seluruh dunia, cryptographer Adam Back mengungkapkan bahwa pasar sedang mengincar target yang lebih tinggi lagi. Dia memandang level US$100.000 sebagai target yang harusnya “sudah lama tercapai”.
“Harga Bitcoin menyentuh US$73.000 pada hari Selasa (12/3). Tidak ada reaksi berarti. Sepanjang hari Rabu (13/3) harganya berkisar di atas US$73.000. Menurut saya, alasan suasananya hening begini karena target US$100.000 sudah dirasa terlambat beberapa tahun, jadi tidak ada euforia bull market saat candlestick hijau US$1.000 sampai US$5.000 bergulir.”
Adam Back
Adopsi dari Kalangan Institusional Bakal Mainkan Peran Vital
Menariknya, katalis di balik prediksi harga Bitcoin ini sebagian besar berasal dari permintaan institusional.
Seperti yang diungkapkan oleh CEO CryptoQuant, Ki Young Ju, “krisis likuiditas di sisi jual” mengintai jika aliran masuk dana institusional terus berlanjut. Lonjakan permintaan ini, berpadu dengan keberhasilan peluncuran exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot di AS, telah memvalidasi Bitcoin sebagai investasi institusional yang layak dan memperkenalkan sebuah paradigma di mana permintaan akan segera melampaui penawaran.
Tak bisa dimungkiri, ETF Bitcoin spot telah mencatatkan diri sebagai peluncuran ETF paling sukses sepanjang sejarah, berhasil menghimpun nyaris US$30 miliar. Seperti yang Ju jelaskan, aliran masuk dana ini berpotensi memantik guncangan harga yang terpicu oleh terbatasnya pasokan. Skenario ini terjadi ketika Bitcoin yang tersedia tak memadai untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.
Terlebih, arus bersih ke dalam ETF spot lebih dari 30.000 BTC pada pekan lalu semakin memperburuk potensi krisis likuiditas.
Selain itu, analisis Ju juga menyoroti tentang peningkatan akumulasi Bitcoin oleh kumpulan wallet yang hanya menerima transaksi. Tren naik dalam alamat akumulasi ini menunjukkan sinyal perilaku penimbunan yang semakin meningkat. Jika tren ini terus berlanjut, hal ini bisa menjadi pertanda awal dari krisis likuiditas di sisi jual.
Seiring dengan kurva adopsi Bitcoin meningkat tajam menuju angka 1 miliar, interaksi antara permintaan yang meningkat, terutama dari investor institusional, serta penawaran yang berkurang, dapat memicu dampak harga yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Bagaimana pendapat Anda tentang target 1 miliar holder Bitcoin di 2025 dan efeknya ke harga? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.