Lihat lebih banyak

Hong Kong Beri Indikasi Ingin Lebih Ramah terhadap Adopsi Kripto

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Hong Kong dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk membiarkan para bursa dan perantara lainnya menjual aset kripto secara langsung ke investor ritel.
  • Program lisensi wajib yang direncanakan untuk platform kripto akan diberlakukan pada Maret 2023.
  • Hal ini kontras dengan sikap skeptis mereka sekitar 4 tahun terakhir dan larangan yang berlaku di Cina sejak September 2021.
  • promo

Hong Kong memberi indikasi ingin lebih ramah terhadap dunia kripto dengan rencana melegalkan perdagangan cryptocurrency bagi investor ritel. Hal ini kontras dengan sikap skeptis mereka sekitar 4 tahun terakhir dan larangan yang berlaku di Cina sejak September 2021.

Kabar Hong Kong sedang mempertimbangkan untuk membiarkan para bursa dan perantara lainnya menjual aset kripto secara langsung ke investor ritel pertama kali dilaporkan SCMP pada 17 Oktober lalu. 

Menurut laporan Bloomberg pada hari Kamis (27/10), program lisensi wajib yang direncanakan untuk platform kripto akan diberlakukan pada Maret 2023. Adanya lisensi tersebut memungkinkan perdagangan bagi investor retail. Regulator diharapkan dapat menyempurnakan tujuan Hong Kong yang baru-baru ini dinyatakan untuk menjadi crypto hub teratas.

Kabar ini datang di tengah dorongan yang lebih luas untuk memulihkan kepercayaan Hong Kong sebagai salah pusat keuangan global setelah bertahun-tahun dilanda kekacauan politik dan pembatasan akibat covid-19 yang memicu eksodus para bakat keluar dari wilayah itu.

Membingkai Regulasi yang Lebih Luas

Direktur eksekutif di perusahaan kripto BC Technology Group, Gary Tiu, mengatakan, “Memperkenalkan lisensi wajib di Hong Kong hanyalah salah satu hal penting yang harus dilakukan regulator. Mereka tidak dapat selamanya secara efektif menutup kebutuhan investor ritel.”

Regulator Hong Kong disebut akan mengizinkan daftar token kripto yang lebih besar. Adapun kriterianya akan meliputi market value, likuiditas, dan keanggotan indeks kripto pihak ketiga. Ini mirip dengan pendekatan untuk produk terstruktur seperti waran.

Sementara itu, presiden eksekutif HashKey Group, Michel Lee, mengatakan bahwa Hong Kong sebenarnya telah mencoba membingkai rezim regulasi kripto yang mencakup semua, melampaui perdagangan token ritel. Versi tokenisasi dari saham dan obligasi merupakan segmen yang berpotensi lebih di masa depan.

“Hanya memperdagangkan aset digital itu sendiri bukanlah tujuannya. Tujuannya adalah benar-benar untuk menumbuhkan ekosistem,” urai Michel Lee.

Menakar Masa Depan Hong Kong sebagai Crypto Hub

Hong Kong dulunya adalah basi bagi crypto exchange, seperti Binance dan FTX. Pada 2018, mereka memperkenalkan rezim lisensi sukarela yang membatasi platform kripto untuk para klien dengan portofolio setidaknya sekitar US$1 juta.

Hanya ada 2 perusahaan yang disetujui untuk izin ini, yaitu BC Group dan HasKey. Sinyal dari pendekatan yang keras secara efektif mendorong FTX untuk pindah ke Bahama pada tahun 2021.

Muncul pertanyaan apakah langkah terbaru Hong Kong akan membawa minat sejumlah raksasa crypto exchange untuk datang kembali ke wilayah tersebut. Kemudian, juga muncul pertanyaan apakah investor Cina dibolehkan untuk trading kripto melalui Hong Kong.

Leonhard Weese, selaku salah satu pendiri Asosiasi Bitcoin Hong Kong, menyatakan, “Jenis percakapan yang saya lakukan adalah bahwa orang masih takut akan ada rezim perizinan yang sangat ketat. Bahkan, jika mereka dapat berhubungan langsung dengan pengguna ritel, mereka tetap tidak akan semenarik atau sekompetitif platform luar negeri.”

Sementara itu, Elizabeth Wong, kepala fintech dari Komisi Sekuritas & Berjangka Hong Kong, mengatakan fakta bahwa Hong Kong dapat memperkenalkan kerangka kerja kripto mereka sendiri yang berbeda dari Cina menunjukkan adanya prinsip ‘satu negara, dua sistem’ dalam market keuangan.

Arthur Hayes: Hong Kong Punya Peran Penting dalam Tren Bull Market Berikutnya

Sebelumnya, Arthur Hayes, co-founder & mantan CEO BitMEX, percaya bahwa tren bull market kripto berikutnya akan dimulai ketika Cina bergerak kembali ke market ini, dan Hong Kong memiliki peran penting dalam proses tersebut.

Dalam tulisan berjudul “Comeback” yang terbit hari Rabu (26/10) kemarin, Arthur Hayes menguraikan mengapa pengumuman pemerintah Hong Kong tentang memperkenalkan undang-undang untuk mengatur kripto adalah tanda bahwa Cina sedang mencoba memudahkan jalannya kembali ke market kripto.

Dia berpendapat bahwa Hong Kong dapat menjadi tempat pengujian bagi pemerintah Cina untuk bereksperimen dengan market kripto dan bertindak sebagai pusat modal Cina untuk menemukan jalannya ke market kripto global.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori