Lihat lebih banyak

Tak Gentar dengan Sikap Agresif Cina terhadap Kripto, STEPN Malah Hijrah ke Hong Kong

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Terlepas dari sikap agresif pemerintah Cina terhadap kripto, STEPN malah memutuskan untuk melakukan ekspansi bisnisnya ke Hong Kong.
  • Co-founder STEPN, Jerry Huang, mengatakan perusahaan berniat untuk membantu Hong Kong membangun industri Web 3.0 yang mumpuni.
  • Menariknya, langkah STEPN ini dilakukan setelah mereka memblokir para pengguna di wilayah Cina pada bulan Juli lalu.
  • promo

Di saat banyak platform kripto yang memutuskan untuk hengkang dari Cina dan sekitarnya, aplikasi move-to-earn STEPN malah memutuskan untuk hijrah ke Hong Kong. Lewat aksi tersebut, co-founder STEPN, Jerry Huang, mengatakan perusahaan berniat untuk membantu Hong Kong membangun industri Web 3.0 yang mumpuni.

Hal itu sekaligus menandai ekspansi pertama perusahaan di luar Australia dengan mendirikan kantor pusat regional di akselerator start-up milik pemerintah, yaitu Cyberport. Huang berdalih bahwa sebelumnya, mantan ketua Cyberport, George Lam, sempat melakukan kunjungan ke Sydney dan mengundang perusahaan untuk mendirikan kantor di dalam komunitas start-up tersebut.

“Saya merasa terhormat didatangi oleh George Lam dan diundang untuk bersama-sama membangun lingkungan untuk start-up Web 3,” jelasnya.

Cyberport sendiri merupakan inkubator milik pemerintah yang dihuni oleh ratusan perusahaan rintisan. Tidak hanya perusahaan berbasis blockchain, perusahaan yang mengandalkan bisnis financial technology (fintech) juga masuk dan berkantor di sana. Animoca Brands, perusahaan yang terlibat dalam pengembangan gim play-to-earn Axie Infinity dan pemilik metaverse The Sandbox, bahkan turut berkantor di Cyberport.

STEPN Sempat Hentikan Layanan untuk Pengguna di Cina

Namun, jika diperhatikan lebih jauh, langkah yang dilakukan oleh STEPN seperti anomali. Pasalnya, di Juli kemarin perusahaan sudah menghentikan layanan bagi penggunanya yang berada di Cina. Hal itu dilakukan sebagai tindak lanjut atas regulasi pemerintah setempat yang melarang transaksi NFT.

Seperti kita ketahui, pemerintah Cina tengah berupaya melakukan penertiban terhadap perusahaan kripto yang menggunakan blockchain terbuka.

Pemerintah Cina juga sudah melakukan berbagai upaya untuk membendung penggunaan aset kripto, NFT, ataupun operasi industri turunan dari mata uang kripto di wilayah yurisdiksi Cina. Upaya-upaya itu mulai dari pelarangan aktivitas penambangan kripto, hingga larangan untuk menggunakan NFT.

Selain itu, pemerintah setempat juga sudah “memaksa” perusahaan teknologi asal Cina untuk mundur dari perdagangan NFT di pasar sekunder karena diduga mengandung banyak unsur spekulasi.

Sebagai gantinya, Cina membangun proyek blockchain secara mandiri yang dinamakan Blockchain-based Service Network (BSN). Proyek itu digadang-gadang akan dijalankan secara open source. Lewat proyek itu, Cina akan membangun teknologi aset digitalnya sendiri, dengan mengesampingkan pemanfaatan teknologi kripto.

Meski telah melihat fakta tersebut, perusahaan yang memungkinkan penggunanya mendapatkan kripto dari aktivitas yang dilakukan di dunia nyata itu tetap bersikukuh untuk masuk ke wilayah Hong Kong. Sepertinya STEPN melihat sesuatu yang lain dari pemerintah setempat.

Menyoal bisnis, STEPN, yang disebut sebagai pelopor platform penyedia layanan move-to-earn, berhasil memiliki basis pengguna sebanyak 580 ribu per kuartal pertama tahun ini. Jumlah keuntungan yang mereka dapatkan juga tergolong jumbo, yakni berkisar di level US$20 juta.

Hong Kong Jadi Negara Paling Siap dengan Kripto

Terlepas dari kerasnya sikap pemerintah Cina, nyatanya Hong Kong dianggap sebagai negara yang paling siap dengan pemanfaatan dan juga penggunaan kripto. Kesiapan Hong Kong tercermin dari jumlah ATM kripto yang ada di wilayah tersebut. Sampai saat ini, Hong Kong sudah memiliki 149 mesin ATM kripto.

Jika kita membandingkan antara luas lahan, populasi, dan jumlah ATM kripto, setidaknya terdapat 2 ATM kripto per 100 ribu orang. Artinya, setiap 7 kilometer di Hong Kong terdapat mesin 1 ATM Kripto.

Meski demikian, tidak sembarang orang bisa melakukan investasi aset digital di sana. Belum lama ini, Otoritas Moneter Hong Kong menerapkan aturan khusus yang menyebutkan bahwa akses investasi kripto hanya terbuka untuk investor profesional.

Selain itu, hal lain yang membuat Hong Kong mampu menjadi negara yang paling siap dengan kripto adalah tidak adanya pajak atas capital gain. Kebijakan tersebut beralasan, karena aset kripto dianggap sebagai komoditas virtual di Hong Kong.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram Be[In]Crypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori