Lihat lebih banyak

Ini Keunggulan Proyek L2 Blast yang Dapat Investasi US$20 Juta

3 mins
Diperbarui oleh Ahmad Rifai
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Blast berhasil mengumpulkan pendanaan senilai US$20 juta.
  • Ini adalah proyek blockchain L2 yang didukung pendiri marketplace NFT Blur.
  • Blast hadir sebagai L2 pertama dengan native imbal hasil pada ETH dan stablecoin.
  • promo

Blast, proyek blockchain layer-2 (L2) yang didukung pendiri marketplace NFT Blur, pada hari Selasa (21/11) mengumumkan bahwa mereka berhasil mengumpulkan pendanaan senilai US$20 juta (Rp308,68 miliar). Kucuran investasi itu didapatkan dari Paradigm, Standard Crypto, dan sejumlah pihak lainnya.

Blast mengeklaim sebagai satu-satunya proyek L2 Ethereum dengan imbal hasil (yield) pada Ether (ETH) dan stablecoin. Proyek L2 ini bertujuan untuk membuat orang-orang menghasilkan pendapatan lebih banyak.

Peluncuran mainnet L2 Blast akan berlangsung pada bulan Februari 2024. Proyek ini akan turut membagikan airdrop bagi para pihak yang berpartisipasi dalam pengembangan ekosistem ini.

Garap Proyek L2 yang Berikan Imbal Hasil

Blast dibangun berdasarkan prinsip bahwa market bergerak menuju efisiensi. Lebih khusus lagi, likuiditas mengalir ke tempat yang dapat memperoleh imbal hasil tertinggi.

Adapun ada berbagai jenis imbal hasil. Salah satu jenis dari imbal hasil adalah suku bunga bebas risiko (RFR). RFR paling terkenal ada dalam perekonomian Amerika Serikat (AS).

Bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), mengendalikan inflasi melalui suku bunga dan orang-orang dapat mengaksesnya melalui T-Bills yang merupakan obligasi pemerintah AS jangka pendek. Instrumen ini dinilai sebagai salah satu cara untuk menghindari risiko kehilangan uang karena inflasi.

Sekarang, Ethereum memiliki versi RFR mereka sendiri dalam bentuk staking ETH. Orang-orang bisa mendapatkan sekitar 3% hingga 4% dari ETH yang dimiliki melalui staking.

Namun, tingkat bunga dasar pada sejumlah L2 yang telah eksis adalah 0%. Jadi, secara default nilai aset orang-orang terdepresiasi seiring berjalannya waktu di L2 yang ada.

Oleh sebab itu, Blast hadir sebagai L2 pertama dengan native imbal hasil mereka. Di Blast, saldo orang-orang diklaim dapat bertambah secara otomatis, dan mendapatkan hadiah dari Blast.

Begini Cara Kerja L2 Blast

Blast adalah blockchain L2 yang mengandalkan teknologi optimistic rollup dan kompatibel dengan Ethereum Virtual Machine (EVM).

Secara khusus, Blast secara native berpartisipasi dalam staking ETH, dan hasil staking itu diteruskan kembali ke pengguna dan sejumlah decentralized applications (dApps) di L2 mereka.

“Kami telah mendesain ulang L2 dari awal sehingga jika Anda memiliki 1 ETH di crypto wallet Anda di jaringan Blast, seiring berjalannya waktu, nilainya akan bertambah menjadi 1,04 ETH, 1,08 ETH, sampai 1,12 ETH, secara otomatis,” jelas pihak Blast.

Tidak berhenti sampai di situ, bukan hanya ETH di Blast yang menghasilkan imbal hasil. Stablecoin juga dapat demikian.

Saat orang-orang mentransfer stablecoin mereka seperti USD Coin (USDC), Tether USD (USDT), dan DAI dari jaringan lain ke jaringan Blast, stablecoin tersebut disimpan dalam protokol T-Bill on-chain seperti MakerDAO. 

Kemudian, imbal hasilnya akan diteruskan kembali ke para pengguna jaringan Blast melalui stablecoin USDB. Adapun USDB dapat ditukarkan dengan USDC saat di-bridge ke layer-1 (L1) Ethereum.

Muncul Beragam Proyek L2 Baru

Akhir-akhir ini muncul sejumlah L2 baru dari berbagai pihak. Pada 14 November kemarin, OKX, salah satu crypto exchange dan ekosistem web3 terpopuler di dunia, mengumumkan bahwa mereka meluncurkan testnet X1.

L2 bertenaga zero knowledge (ZK) yang berbasis di Ethereum itu diklaim memiliki kinerja yang tinggi dan aman, dibangun dengan dukungan Polygon Labs lewat teknologi Chain Development Kit (CDK) mereka.

Tidak hanya itu, Kraken, salah satu crypto exchange terpopuler di AS, pada 7 November lalu turut dikabarkan sedang mempertimbangkan beberapa perusahaan teknologi blockchain terkemuka untuk membantu meluncurkan proyek L2 miliknya sendiri.

Menurut sumber yang mengetahui persoalan ini, Kraken sedang mempertimbangkan antara Polygon Labs, Matter Labs, dan Nil Foundation, untuk menggunakan teknologi mereka sebagai basis L2 baru. Mungkin juga, ada tim lain yang ikut berdiskusi terkait potensi hadirnya L2 milik Kraken.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori