Lihat lebih banyak

Interpol Keluarkan Red Notice, Do Kwon Resmi Jadi Buron Internasional

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Pemerintah Korea Selatan mengatakan bahwa Interpol telah meminta penegak hukum di seluruh dunia untuk menemukan dan menangkap Do Kwon.
  • Mengutip laporan Bloomberg, Jaksa di Seoul mengatakan bahwa Interpol telah mengeluarkan Red Notice untuk Do Kwon.
  • Baik Interpol maupun Do Kwon tidak segera memberikan respon untuk menanggapi kabar ini.
  • promo

Pemerintah Korea Selatan mengatakan bahwa Interpol telah meminta penegak hukum di seluruh dunia untuk menemukan dan menangkap Do Kwon, yang merupakan tokoh utama proyek Terra. Dia diminta bertanggung jawab atas kehancuran spektakuler yang mencatatkan kerugian senilai US$60 miliar di pasar cryptocurrency.

Mengutip laporan Bloomberg, Jaksa di Seoul mengatakan pada hari Senin (26/9) bahwa Interpol telah mengeluarkan Red Notice untuk Do Kwon. Baik Interpol maupun Do Kwon tidak segera memberikan respon untuk menanggapi kabar ini.

Surat Perintah Penangkapan Do Kwon

Perhatian komunitas kripto kembali tertuju pada Do Kwon setelah Pengadilan Korea Selatan pada pada 14 September lalu dilaporkan mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi Do Kwon.

Melompat pada 15 September, Jaksa Korea Selatan disebut akan meminta Kementerian Luar Negeri setempat untuk membatalkan paspor Do Kwon dan 5 orang lainnya. The Straits Times lalu pada 16 September melaporkan bahwa masa depan Do Kwon tidak pasti karena employment pass (EP) miliknya di Singapura hampir habis.

Perintah penangkapan Do Kwon dan 5 orang lainnya datang setelah ditemukan bukti dalam bentuk ‘surat berharga kontrak investasi’. Jaksa secara khusus menunjukkan tuduhan penipuan dan transaksi penipuan di bawah Undang-Undang (UU) Pasar Modal dalam surat perintah penangkapan Do Kwon.

Misteri Keberadaan Do Kwon

Do Kwon awal tahun ini pindah dari Korea Selatan ke Singapura, yang merupakan markas entitas di balik Terra, yaitu Terraform Labs (TFL). Namun, pada 17 September lalu, Singapore Police Force menyatakan bahwa Do Kwon tidak berada di Singapura. Kepolisian Singapura itu bilang bahwa mereka akan membantu polisi Korea Selatan dalam lingkup undang-undang domestik dan kewajiban internasionalnya.

Jaksa kemudian meningkatkan upaya mereka untuk menemukan Do Kwon. Mereka mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Do Kwon karena ada bukti tidak langsung untuk melarikan diri sejak di pergi ke Singapura. Jaksa Korea Selatan juga mempermasalahkan klaim Do Kwon bahwa dia bekerja sama.

“Saya tidak ‘dalam pelarian’ atau hal yang serupa dari lembaga pemerintah mana pun yang telah menunjukkan minat untuk berkomunikasi. Kami bekerja sama penuh dan kami tidak menyembunyikan apa pun,” jelas Do Kwon di Twitter pada 18 September lalu.

Kemudian, ia menambahkan, “Kami sedang dalam proses membela diri di berbagai yurisdiksi. Kami telah memegang teguh integritas yang sangat tinggi, dan berharap untuk mengklarifikasi fakta selama beberapa bulan ke depan.”

Kehancuran Token LUNA & UST Perparah Crypto Winter

Sebagai informasi, TFL adalah perusahaan yang berada di balik native token Terra (LUNA). Sementara itu, Luna Foundation Guard (LFG) merupakan organisasi nirlaba yang dibentuk untuk mendukung ekosistem blockchain Terra dan stabilitas stablecoin TerraUSD (UST).

Baik LUNA dan UST mengalami kehancuran spektakuler pada bulan Mei 2022, memicu kerugian besar di market kripto yang sudah terhuyung-huyung akibat pengetatan kebijakan moneter. Dari momen ini juga crypto winter mulai datang.

Kehancuran ekosistem Terra dan kondisi market global yang lebih luas menyebabkan hedge fund kripto Three Arrows Capital, crypto lending platform seperti Voyager dan Celsius mengajukan kebangkrutan. BlockFi yang memiliki bisnis serupa juga hampir mengalami hal sama bila tidak ‘diselamatkan’ oleh Sam Bankman-Fried (SBF) yang merupakan CEO crypto exchange FTX.

Menilik Kinerja Harga Token LUNA, LUNC, & UST

UST, yang pernah menjadi stablecoin terbesar ketiga secara market cap atau kapitalisasi pasar, hancur lebur usai kehilangan patokannya 1:1 terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Kehancuran Terra akhirnya menimbulkan efek domino bagi harga LUNA.

Usai mengalami pukulan telak, Do Kwon kembali berusaha meluncurkan rencana untuk membangun kembali ekosistem Terra dengan versi baru dari native token-nya. Bila native token Terra sebelumnya (yang saat ini dikenal sebagai LUNC) terkait dengan algorithmic stablecoin UST, versi terbaru dari native token Terra yaitu LUNA tidak terkait dengan stablecoin.

Menariknya, dari tanggal 1 hingga 13 September 2022, harga token LUNA terpantau meroket hingga 146%, LUNC melesat 58%, dan UST melonjak 47%.

Namun sejak muncul berita surat penangkapan Do Kwon pada 14 September lalu, harga token LUNA, LUNC, dan UST terguncang. Bila dibandingkan antara penutupan market 14 September dengan penutupan market pada 18 September, harga LUNA menyusut 8,36%, LUNC turun 9,17%, dan UST ambrol 22,06%.

Kini berdasarkan data CoinMarketCap, harga LUNA menyusut lebih dari 12% serta harga LUNC dan UST masing-masing turun lebih dari 16% dan 8% dalam 24 jam terakhir.

Bagaimana pendapat Anda tentang penerbitan Red Notice dari Interpol terhadap Do Kwon? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Maret 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori