Lihat lebih banyak

Isi Kekosongan FTX, Market Maker Kripto Wintermute Berniat Luncurkan Financial Derivatives Exchange

4 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Melihat hengkangnya FTX dari market kripto, Wintermute berpikir untuk meluncurkan sebuah financial derivatives exchange yang melayani para trader profesional.
  • Mereka mengklaim akan menggunakan arsitektur berbeda untuk menyimpan dana pelanggan. Hal itu dengan memisahkan uang pelanggan dan dipegang oleh kustodian pihak ketiga.
  • Sebelum kehancuran Alameda, platform analitik blockchain Nansen mencatat Wintermute telah menjadi salah satu dari 5 perusahaan perdagangan kripto terbesar di dunia.
  • promo

Wintermute, perusahaan perdagangan algoritmik dalam aset digital, berpikir untuk meluncurkan sebuah financial derivatives exchange yang melayani para trader profesional. Tujuannya untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan crypto exchange FTX.

Namun, mereka mengklaim akan menggunakan arsitektur berbeda untuk menyimpan dana pelanggan. Hal itu dengan memisahkan uang pelanggan dan dipegang oleh kustodian pihak ketiga. Hal ini menggunakan model yang sama dengan bursa keuangan tradisional (TradFi), seperti New York Stock Exchange.

Evgeny Gaevoy, founder dan CEO Wintermute, tetap optimis dengan market kripto. Dia mengatakan sedang mempersiapkan tahun seperti masa 2021 kemarin.

“Kami tidak terlalu peduli untuk menghasilkan yang terbaik sekarang, karena itu hanya sebagian kecil dari bull market yang akan datang,” tegas Evgeny Gaevoy.

Krisis FTX Group: Tidak Ada Jaminan dalam Dunia Kripto

Pentolan Wintermute itu mengaku terkejut dengan kehancuran kerajaan kripto Sam Bankman-Fried (SBF), crypto exchange FTX dan kompetitor market maker mereka, yaitu Alameda Research.

“Kami tahu mereka sedikit sembrono dan membuat taruhan besar, tetapi kami tidak dapat membayangkan tingkat, kebodohan yang tampaknya telah mempengaruhi keputusan perdagangan dan manajemen mereka,” kata Marina Gurevich, istri Evgeny Gaevoy yang berperan sebagai Chief Operating Officer (COO) Wintermute.

Sebelum kehancuran Alameda, platform analitik blockchain Nansen mencatat Wintermute telah menjadi salah satu dari 5 perusahaan perdagangan kripto terbesar di dunia.

Saat ditanya apakah krisis FTX dapat turut berdampak bagi mereka, Wintermute mengatakan bahwa mereka tidak mengambil risiko sembrono seperti Alameda. Namun, tragedi itu mengajari mereka, bahwa tidak ada jaminan dalam dunia kripto.

Sebagain informasi, Wintermute kehilangan US$160 juta dalam peretasan pada 20 September 2022. Selain itu, sekitar US$59 juta dana mereka terkunci di FTX yang menyatakan bangkrut pada 11 November lalu.

Wintermute Terlibat dalam Kehancuran Terra?

Pada awal tahun 2021, sekelompok kecil orang membagikan informasi tentang potensi kehancuran algorithmic stablecoin TerraUSD (UST). Hal yang disoroti adalah bahwa stablecoin berbasis algoritme yang tidak didukung oleh mata uang fiat yang dikeluarkan pemerintah pasti akan gagal. Terkait hal ini, Evgeny Gaevoy sedang mempertimbangkan apa yang harus dilakukan jika UST hancur.

“Jika ini [kehancuran UST] terjadi, kami ingin berada di tengah-tengahnya,” kata Evgeny Gaevoy pada Februari lalu, sebelum runtuhnya ekosistem Terra.

Wintermute, yang berbasis di London, Inggris, merupakan firma perdagangan yang melakukan pembelian dan penjualan cepat untuk aset digital. Mereka mengantongi keuntungan kecil dari jutaan perdagangan setiap hari. Semakin banyak market bergerak naik atau turun, semakin banyak uang yang mereka hasilkan.

Dalam laporan Forbes yang terbit pada hari Selasa (20/12), diceritakan bahwa Evgeny Gaevoy dan Marina Gurevich membuat rencana ‘pertempuran’. Para developer Wintermute menghabiskan satu bulan untuk mengintegrasikan sistem perdagangan mereka dengan teknologi blockchain Terra.

Sama seperti perusahaan perdagangan dengan frekuensi tinggi yang mencoba mendapatkan akses tercepat ke data pasar, Wintermute menyiapkan server mereka sendiri dan menjalankan node software Terra untuk mendapatkan tampilan baris depan dari transaksi dan harga UST.

Kemudian pada 7 Mei di hari Sabtu, ketika harga UST turun menjadi US$0,98, Evgeny Gaevoy meminta timnya untuk menyiapkan shift malam untuk minggu mendatang. Dua hari kemudian, terjun bebas harga UST yang dahsyat dimulai, dan Wintermute melakukan strategi perdagangan arbitrase mereka.

Karena desain ekosistem Terra, Wintermute dapat membeli UST seharga US$0,80 dan menembusnya dengan native token Terra yaitu LUNA, yang pada saat itu masih bernilai US$1 per token. Kemudian, mereka bisa dengan cepat menjual LUNA, yang menyambar margin keuntungan 10% hingga 15% di setiap perdagangan.

Pada akhir Minggu, UST telah kehilangan hampir semua nilainya, Wintermute telah memperdagangkan lebih dari US$250 juta dari UST yang akhirnya bernilai sekitar US$0,10 per token. Hal ini membuat mereka mengantongi keuntungan puluhan juta Amerika Serikat (USD).

Selama kehancuran Terra, Do Kwon yang mengembangkan ekosistem itu, dilaporkan bahkan telah meminjamkan UST senilai jutaan dolar USD kepada Wintermute untuk membantu mendanai perdagangannya. Do Kwon rupanya berharap pendanaan tersebut akan membuat market UST lebih likuid dan mencegahnya membeku.

Memang Wintermute tidak menyebabkan kehancuran ekosistem Terra. Namun, tindakan seperti demikian berarti mereka menambah parah dengan menjadi pembeli utama UST ketika orang-orang dengan panik mencoba menjual.

Kinerja Keuangan Wintermute

Apa yang dilakukan Wintermute bukan hanya taruhan melawan atas kegagalan UST, tetapi memiliki keberanian untuk bermain di dunia keuangan terdesentralisasi yang berisiko, yang dihindari oleh banyak perusahaan kripto. Tidak seperti perusahaan trading yang terspesialisasi, strategi Wintermute adalah bereksperimen di berbagai sudut aset digital.

Mereka mengaku bukan yang terbaik dalam segala hal yang mereka lakukan. Namun, pendekatan mereka nyatanya berhasil mengeruk keuntungan. Wintermute mengakhiri tahun 2020 dengan pendapatan US$53 juta.

Wintermute menghasilkan pendapatan US$1,05 miliar dan laba US$582 juta pada tahun 2021. Waktu itu, mereka memiliki volume perdagangan US$1,5 triliun. Sebagai informasi, Evgeny Gaevoy memiliki 33% dari total saham Wintermute, yang menempatkan kekayaan bersihnya setidaknya mencapai ratusan juta USD.

Ketika volume perdagangan kripto pada tahun 2021 mulai mencapai rekor, Wintermute terhubung ke 30 centralized crypto exchange (CEX), termasuk Coinbase, Kraken, Binance, hingga Bybit, ditambah lusinan decentralized crypto exchange (DEX) seperti Uniswap, serta memperdagangkan 350 token kripto berbeda.

Hal ini membantu mereka melakukan perdagangan arbitrase, hingga memberi sinyal tentang arah market, seperti membantu memprediksi lonjakan atau penurunan mendadak yang mungkin mempengaruhi profitabilitas perdagangan mereka.

Dengan inflasi dan suku bunga yang meningkat, hampir setiap aset kelas baik itu saham hingga kripto merosot pada tahun 2022. Terkait hal ini, Wintermute mengaku membukukan pendapatan hanya US$225 juta dalam 9 bulan pada tahun 2022. CEO Wintermute memperkirakan bahwa tahun ini mereka tidak menguntungkan.

Dengan cerdik menavigasi market kripto dan menang besar atas runtuhnya kehancuran ekosistem Terra pada Mei lalu, Wintermute telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan perdagangan kripto terkemuka. Sekarang, mereka harus menavigasi market yang dipenuhi dengan ‘bangkai’ pemain kripto dan ‘ranjau’ dari entitas kripto yang mungkin saja segera meledak dalam krisis.

Bagaimana pendapat Anda tentang niatan Wintermute untuk merilis financial derivatives exchange ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori