Jalur Gaza kembali memanas. Baku tembak antara pasukan Israel dan milisi Palestina, Hamas, tidak terhindarkan. Sebagai salah satu strategi untuk mempersempit ruang gerak, pihak Israel berupaya menjegal akses pendanaan bagi kelompok Hamas melalui pembekuan akun mata uang kripto yang diduga berhubungan dengan mereka.
Laporan Reuters menyebutkan bahwa pihak kepolisian Israel menduga bahwa kelompok tersebut menggunakan mata uang kripto untuk menampung donasi dari berbagai pihak guna membiayai operasionalnya.
Meskipun tidak menyebutkan secara pasti besaran dana dan akun kripto yang dibekukan, tetapi Unit Siber Kepolisan dan Kementerian Pertahanan Israel sudah meminta bantuan dari salah satu crypto exchange global, yaitu Binance, untuk mengambil tindakan dengan mencari dan menahan akun tersebut.
Juru Bicara Binance mengatakan pihaknya, dalam beberapa hari terakhir, terus bekerja sama mendukung upaya berkelanjutan dalam memerangi pendanaan teror.
“Perusahaan secara aktif bermitra dengan lembaga penegak hukum dan regulator global untuk melacak aliran pendanaan terorisme.”
Intervensi yang dilakukan Israel terhadap akses pendanaan virtual milik kelompok militer asal Palestina itu bukanlah baru ini dilakukan. Pada Mei lalu, Biro Nasional Israel untuk Pendanaan Teror (NBCTF) mengumumkan bahwa sejak 2021, pemerintah setempat telah menyita 190 akun kripto yang disebut teralifiliasi dengan negara Islam, perusahaan Palestina, dan organisasi terhubung dengan Hamas.
- Baca Juga: Dampak Perang Israel-Palestina, Analis Ramal Bakal Terjadi Peningkatan Volatilitas di Pasar Kripto
Kerja Sama dengan Inggris untuk Tutup Akses Pendanaan
Tidak berhenti di situ, melalui Unit Lahav 433, pemerintah Israel juga sudah melakukan koordinasi dengan penegak hukum Inggris untuk membekukan rekening yang terhubung dengan Hamas di Barclay Bank.
Menariknya, pihak Hamas sendiri pada April lalu sudah mengatakan bahwa kelompoknya akan menghentikan penggalangan dana bantuan melalui aset kripto Bitcoin (BTC). Meningkatnya ancaman terhadap pendonor membuat Hamas akhirnya memilih untuk melindungi pihak yang selama ini memberikan bantuan.
Kelompok tersebut tidak mengungkapkan dari mana sumber keuangannya berasal. Namun, yang jelas, para petinggi Hamas sering menyebut bahwa sumbangan yang diperoleh berasal dari individu di seluruh dunia, termasuk Iran, yang disebut Amerika Serikat (AS) menjadi pendukung keuangan utama Hamas.
Setidaknya, negeri yang saat ini dipimpin oleh Ebrahim Raisi itu digadang-gadang akan memberikan dana secara reguler kepada Hamas sekitar US$100 juta setiap tahunnya.
Dalam laporan WSJ, peneliti yang selama ini mempelajari pendanaan Hamas mengatakan mata uang kripto tetap menjadi salah satu alat yang digunakan untuk mengumpulkan dana. Selain itu, mata uang kripto turut digunakan untuk memindahkan uang tunai dari Mesir ke Gaza.
Israel sudah Antisipasi Hal Tersebut
Beberapa bulan sebelum perang pecah, pemerintah Israel sudah melakukan sweeping atas kepemilikan kripto yang dimiliki oleh kelompok yang diduga berhubungan dengan Hamas. Menurut klaim, aset kripto senilai jutaan dolar AS berhasil disita dari akun milik pasukan Quds Korps Pengawal Revolusi Islam Iran dan kelompok Hizbullah.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menambahkan perampasan aset itu dilakukan sebagai bagian dalam operasi ekstensif untuk mengungkap rute pembiayaan teror yang menggunakan mata uang digital.
Temuan dari perusahaan keamanan blockchain Elliptic mengungkap bahwa terdapat aset kripto senilai US$93 juta yang diterima oleh kelompok Jihad Islam Palestina (PIJ) selama periode Agustus 2021 sampai dengan Juni tahun ini.
Sementara itu, laporan dari entitas analitik kripto asal Tel Aviv, BitOK, menyebut wallet yang terhubung ke Hamas menerima sekitar US$41 juta dalam periode yang sama.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.