Lihat lebih banyak

CEO JPMorgan Sebut Bitcoin adalah “Skema Ponzi”

2 mins
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • CEO JPMorgan, Jamie Dimon, lagi-lagi melayangkan kritiknya terhadap Bitcoin, menyebutnya sebagai ‘skema Ponzi’.
  • Jamie Dimon memperteguh pendiriannya bahwa Bitcoin tidak dapat berfungsi sebagai mata uang yang sah.
  • Ia membedakan antara teknologi blockchain dengan Bitcoin, mengakui bahwa smart contract memiliki nilai.
  • promo

Jamie Dimon, CEO JPMorgan Chase, kembali menyulut kontroversi lewat kecaman kerasnya terhadap Bitcoin (BTC).

Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, ia menyebut aset kripto terkemuka ini sebagai “skema Ponzi terdesentralisasi [yang bersifat] publik”. Ucapannya ini pun mempertegas kembali skeptisisme yang telah lama ia miliki terhadap Bitcoin.

Riwayat Panjang Skeptisisme Sejak 2017

Kritik tajam Dimon ini berasal dari keyakinannya bahwa Bitcoin tidak memiliki nilai intrinsik. Karena itu, ia menilai bahwa Bitcoin tidak dapat berfungsi sebagai mata uang yang sah.

“Jika yang Anda maksud adalah kripto seperti Bitcoin, saya selalu katakan bahwa itu adalah penipuan,” ujarnya dalam wawancara dengan Bloomberg.

Namun, ini bukan kali pertama Jamie Dimon menyuarakan pandangan seperti ini. Pasalnya, ia jadi terkenal pada tahun 2017 silam karena secara terang-terangan mengecam Bitcoin sebagai “penipuan”, yang ia yakini pada akhirnya akan “meledak”.

Kemudian, dalam sebuah dengar pendapat Senat AS pada akhir 2023 lalu, Dimon juga menyatakan bahwa dia akan “menutup” kripto kalau dia adalah pemerintah.

Meskipun demikian, Dimon mengakui potensi dari blockchain — teknologi yang melandasi aset kripto. Selain itu, dia juga mengakui nilai dari fitur-fitur seperti smart contract.

“Sejauh kripto mengakses aspek-aspek tertentu dari blockchain, hal itu mungkin punya nilai,” tuturnya.

Sebagai informasi, smart contract adalah kode di dalam blockchain yang berfungsi sebagai kesepakatan yang dapat mengeksekusi secara mandiri serta secara otomatis memicu tindakan ketika kondisi yang telah ditentukan terpenuhi.

Adapun potensi use case-nya sendiri mencakup berbagai bidang, termasuk manajemen rantai pasokan, transaksi keuangan, dan kepemilikan properti. Sehingga menurut pandangan Dimon, kehadiran smart contract di bidang-bidang ini mampu memberikan manfaat lebih.

Dengan demikian, komentar Jamie Dimon ini menyoroti perbedaan pandangan yang terus berlangsung mengenai Bitcoin. Para penggemar kripto tentu saja memuji sifatnya yang terdesentralisasi, potensinya sebagai alat lindung nilai terhadap inflasi, serta perannya dalam sektor keuangan yang baru. Sementara itu, para penentangnya memandang volatilitas ekstrem Bitcoin dan aset kripto lainnya serta insiden penipuan dan eksploitasi di masa lalu sebagai alasan kuat untuk menolaknya.

Bagaimana pendapat Anda tentang komentar pedas CEO JPMorgan soal Bitcoin ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori