Trusted

Benarkah Jaminan Aset FTX Group Senilai US$60 Miliar Hanya ‘Uang Monopoli’?

3 mins
Diperbarui oleh Ahmad Rifai
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Sam Bankman-Fried (SBF) menguraikan terjadi penurunan jaminan FTX Group dari senilai US$60 miliar menjadi US$9 miliar.
  • Hal ini terungkap dalam pesan yang dikirimkan SBF, tokoh utama di balik FTX dan Alameda Research, kepada para karyawan FTX Group.
  • Terlepas dari jaminan besar yang dimiliki FTX Group, masalahnya jaminan itu mungkin saja ‘uang monopoli’ dan liabilitasnya adalah uang sungguhan.
  • promo

Sam Bankman-Fried (SBF) meminta maaf kepada para karyawan FTX Group dalam sebuah surat yang menguraikan penurunan jaminan (collateral) perusahaan dari senilai US$60 miliar menjadi US$9 miliar.

“Saya tidak bermaksud semua ini terjadi, dan saya akan memberikan apa saja untuk dapat kembali dan melakukan hal ini lagi,” tulis SBF dalam pesan yang dikirimkan ke para karyawan FTX Group pada hari Selasa (22/11).

Penurunan di market dalam crypto winter tahun ini secara kasar mengurangi separuh dari jaminan FTX menjadi US$30 miliar, sementara liabilitas perusahaan senilai US$2 miliar.

Kombinasi pemerasan kredit, aksi jual lebih lanjut dalam token kripto, dan bank run, meninggalkan jaminan hanya tersisa sebesar US$9 miliar menjelang pengajuan kebangkrutan pada 11 November lalu. Artinya, ada sekitar US$51 miliar jaminan yang hilang.

SBF mengatakan bahwa perkiraan liabilitas mereka telah mencapai US$8 miliar saat itu. Namun, dia tidak memberikan rincian yang tepat tentang susunan jaminan atau liabilitas FTX Group.

“Saya tidak menyadari sepenuhnya posisi margin, saya juga tidak menyadari risiko yang ditimbulkan oleh kehancuran berkorelasi tinggi,” jelas SBF.

Momen yang Disesali SBF

Menariknya, SBF menulis bahwa, “Kemungkinan minat [dari investor potensial] dalam pendanaan miliaran dolar Amerika Serikat (USD) datang kira-kira 8 menit setelah saya menandatangani dokumen kebangkrutan Bab 11.”

Sementara SBF berargumen bahwa itu bisa membantu menyelamatkan FTX dan mengembalikan nilai besar kepada pelanggan, pengajuan pengadilan kebangkrutan menunjukkan bahwa perusahaan yang dia dirikan merupakan organisasi yang kacau dengan masalah yang dalam.

Jaminan Itu ‘Hanya’ Uang Monopoli?

Terkait FTX yang semula memiliki banyak jaminan sekitar US$60 miliar dibandingkan dengan tidak banyak liabilitas sekitar US$2 miliar, menurut jurnalis Liz Hoffman dari Semafor, “Masalahnya adalah jaminan FTX adalah ‘uang monopoli’ [mainan] dan liabilitasnya adalah ‘uang sungguhan’.”

Dalam rangkaian cuitan di Twitter pada hari Rabu (23/22), dia mencatat, “Bahkan neraca konservatif menjadi terbalik dengan sangat cepat ketika asetnya adalah sampah dan utangnya adalah nyata. Token kripto secara objektif lebih berisiko atau merupakan jaminan yang lebih bodoh daripada obligasi hipotek, tetapi tidak ada uang tunai di sana.” 

Liz Hoffman lantas membuat pernyataan sinis yang berbunyi, “Anda dapat menggembungkan aset Anda lebih lanjut dengan melakukan skema pump & dump atau menguras dengan mencuri dana pelanggan.”

CEO Baru Kecam Tata Kelola Perusahaan di Tangan SBF

CEO FTX yang baru, John J. Ray III, sebelumnya telah mengecam manajemen pendiri dari perusahaan itu yang dulunya dipimpin oleh SBF.

Dia mengatakan laporan keuangan crypto exchange yang mengalami kehancuran total itu ‘tidak dapat dipercaya’. Tak hanya itu, ia juga menyebut bahwa perusahaan yang pernah bernilai US$32 miliar itu tidak memiliki kontrol internal yang signifikan.

John J. Ray III, seorang profesional kebangkrutan veteran yang mengawasi likuidasi Enron, mengatakan dalam pengajuan dokumen pengadilan kebangkrutan FTX Group pada 17 November lalu bahwa entitas itu adalah kasus kegagalan perusahaan terburuk yang pernah dia lihat dalam lebih dari 40 tahun karirnya.

Pada 19 November kemarin, FTX dilaporkan berutang sekitar US$3,1 miliar kepada 50 kreditur teratasnya. Sebelumnya, FTX pada 14 November dilaporkan mungkin memiliki lebih dari 1 juta total kreditur.

Mundur saat mengajukan perlindungan kebangkrutan pada 11 November lalu, FTX mengaku memiliki aset dan liabilitas antara US$10 miliar dan US$50 miliar, serta lebih dari 100.000 kreditur. Financial Times kemudian pada 12 November melaporkan bahwa FTX hanya memiliki US$900 juta aset likuid dibandingkan US$8,9 miliar liabilitas menjelang kebangkrutan.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori