Laporan terbaru dari JPMorgan mengungkapkan bahwa 78% trader institusional “tidak berencana” untuk berinvestasi kripto pada tahun 2024. Sementara untuk tahun lalu, angkanya adalah 72%. Hingga tahun 2023, hanya ada 14% dari mereka yang berencana untuk melakukan trading kripto dalam kurun waktu 5 tahun ke depan.
JPMorgan mencatat bahwa minat investor pada aset kripto terus menyusut, dari 9% turun menjadi 8% antara tahun 2023 hingga 2024. Meski begitu, hanya ada 6% trader institusional yang berencana untuk berinvestasi aset kripto pada tahun 2024.
JPMorgan: Minat pada Aset Kripto Merosot di Kalangan Trader
Laporan bank ini menyebutkan bahwa hanya terdapat 12% trader institusional yang berencana untuk melakukan trading aset kripto di tahun 2024. Adapun laporan ini bertajuk “e-Trading Edit: Insights from the Inside”. Laporan ini mengungkapkan bahwa sebelum peluncuran exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot, minat para trader pada aset kripto sangatlah rendah. Namun, persentase ini bisa saja berbalik arah pada tahun 2024.
Terkait hal ini, Head of Digital Markets JPMorgan, Eddie Wen, menerangkan,
“Investasi di pasar digital membantu mendorong bisnis kami menyongsong masa depan. Dengan lanskap teknologi yang senantiasa berubah, sangat penting bagi kami untuk menciptakan platform di mana pelanggan memiliki akses ke berbagai alat canggih guna membantu mereka dalam mengarungi pasar global yang kompleks.”
Menyusul persetujuan ETF Bitcoin spot, BlackRock menerbitkan informasi mengenai dana ETF Bitcoin yang diusulkan olehnya. BlackRock mengumumkan bahwa JPMorgan Securities dan Jane Street akan menjadi partisipan resmi jika Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) menyetujui ETF yang BlackRock usulkan.
JPMorgan memiliki riwayat panjang dalam mengkritik Bitcoin atau aset kripto. Pada awal tahun ini saja, sang CEO, Jamie Dimon, kembali melontarkan kritik pada Bitcoin (BTC). Ia menanggap aset kripto pionir ini “tidak punya use case dunia nyata”, di samping juga memfasilitasi praktik-praktik ilegal seperti pencucian uang.
JPMorgan: Trader Punya Minat yang Lebih Besar pada AI
Bagi CEO JPMorgan, aset kripto lainnya mungkin mempunyai use case dunia nyata, tidak seperti Bitcoin. Namun, seiring berjalannya waktu, ia lebih menitikberatkan pada pentingnya teknologi blockchain.
“Ada sejumlah kripto yang dapat melakukan sesuatu, yang dapat memberi nilai. Dan kemudian, ada pula kripto yang tidak melakukan apa pun, saya menyebutnya sebagai pet rock. BTC atau semacamnya.”
Jamie Dimon, CEO JPMorgan
Di sisi lain, laporan JPMorgan menyatakan bahwa 61% trader institusional memprediksi bahwa artificial intelligence (AI) dan machine learning akan “berpengaruh” untuk aktivitas trading dalam tiga tahun ke depan. Persentase ini menanjak dari 25% pada tahun 2022, menjadi 53% pada tahun 2023, dan kemudian menjadi 61% pada tahun 2024. Tak bisa dimungkiri, optimisme pada AI terus berkembang secara eksplosif.
Sementara itu, para trader justru menurunkan optimisme mereka pada teknologi blockchain. Optimisme mereka yang awalnya mencapai 25% di tahun 2022, turun menjadi 12% di tahun 2023. Pada tahun 2024, angkanya semakin menyusut menjadi hanya 7%. Kejadian serupa juga terlihat pada aktivitas trading melalui aplikasi seluler. Optimisme yang sebelumnya berada di angka 29% pada tahun 2022, anjlok menjadi hanya 6% pada tahun 2024. Penurunan ini dikaitkan dengan “masalah keamanan” yang menjadi penyebab rendahnya adopsi.
Bagaimana pendapat Anda tentang laporan terbaru JPMorgan ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.