Setelah melakukan pelepasan 75% aset digital berupa Bitcoin (BTC) pada kuartal 2 tahun ini, perusahaan otomotif otonom Tesla, Inc. mengaku bahwa perusahaan berhasil meraup untung US$64 juta atas transaksi tersebut. Meski begitu, nilai keuntungan tersebut lebih rendah dari posisi kuartal tengah tahun pertama 2021 yang mencapai US$128 juta.
Mengacu pada laporan ke Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC), keuntungan tersebut berasal dari hasil konversi aset digital ke dalam mata uang fiat, yang pada akhirnya menghasilkan kas sebesar US$936 juta.
Hal itu menjadikan nilai aset digital Tesla per Juni tahun ini mencapai US$218 juta. Akan tetapi, perusahaan juga mengaku bahwa terdapat penurunan nilai kumulatif sebesar US$169 juta atas aset digital yang mereka miliki.
Meski begitu, perusahaan berpotensi menanggung kerugian atas aset digital miliknya. Pasalnya nilai wajar atas aset digital yang tersisa berada di level US$222 juta.
Ini bukanlah pelepasan aset digital yang pertama kalinya Tesla lakukan. Sebelumnya, pada kuartal pertama tahun 2021 lalu, perusahaan juga sudah mengurangi kepemilikan Bitcoin dengan menjual sebanyak 10% dari total jumlah kepemilikan Bitcoin mereka.
Sejak awal tahun sampai dengan tengah tahun 2021, Tesla mengaku mendulang keuntungan atas konversi aset digitalnya ke mata uang fiat sebesat US$128 juta. Namun, di kuartal pertama tahun lalu, perusahaan menerima kerugian penurunan nilai sebesar US$23 juta.
Sebagai catatan, Tesla pertama kali membeli Bitcoin pada 2021 lalu dengan mengumumkan pembelian sebanyak US$1,5 miliar. Hal itu langsung berpengaruh terhadap pergerakan harga BTC secara positif.
Chief Financial Officer (CFO) Tesla, Zach Kirkhorn, mengatakan aksi perusahaan yang mengonversi sebagian besar Bitcoin menjadi mata uang fiat dicatat dalam keuntungan yang direalisasikan.
“Namun, hal itu diimbangi dengan biaya penurunan nilai pada sisa kepemilikan aset digital kami, menghasilkan biaya US$106 juta untuk [Laba dan Pernyataan Rugi] termasuk dalam restrukturisasi dan lainnya,” katanya.
Benarkah Tesla Menerima Pembayaran dalam Aset Kripto?
Elon Musk beberapa kali sempat menulis pada akun Twitter miliknya bahwa Tesla menerima aset kripto untuk transaksi pembelian merchandise. Salah satunya adalah cuitan yang ia tuliskan di Januari tahun ini tentang pembelian merchandise Tesla menggunakan Dogecoin (DOGE).
Namun, jika menilik laporan keuangan perusahaan, pendapatan yang berasal dari penjualan merchandise yang menggunakan Dogecoin tidak tercantum di dalamnya. Satu-satunya pendapatan yang bersumber dari aset digital adalah hasil keuntungan konversi mata uang kripto ke mata uang fiat.
Pendapatan perusahaan masih bersumber dari penjualan otomotif, kredit, layanan dan lainnya, penyewaan otomotif dan juga pendapatan yang bersumber dari pembangkit energi serta sewa penyimpanan.
Harga Dogecoin sempat melesat 11,40% ke level US$0,1944 pada tanggal ketika Musk mencuitkan tentang Tesla menerima pembayaran dalam DOGE. Meskipun begitu, hal tersebut tidak berlangsung lama, karena sehari berselang harga DOGE pun mulai melandai.
Sampai dengan perdagangan hari ini (26/7), harga DOGE sudah berada di angka US$0,0620. Dengan kata lain, turun 63,80% dari posisi di awal tahun ini, yang sempat bertengger pada level US$0,1715.
Pernah Hadapi Gugatan Senilai Rp3.828 Triliun
Atas aksinya di dunia kripto, Elon Musk juga pernah menghadapi gugatan senilai US$258 miliar atau sekitar Rp3.828 triliun. Hal itu dikarenakan Musk bersama Tesla dan SpaceX dituding terlibat dalam ‘skema Ponzi’ DOGE.
Nilai gugatan yang fantastis tersebut dilayangkan oleh Keith Johnson, seorang warga negara Amerika Serikat (AS) yang merasa tertipu oleh ‘skema piramida kripto’ DOGE. Dia beranggapan bahwa Musk tidak tepat dalam mengklaim bahwa Dogecoin merupakan investasi yang sah, ketika tidak memiliki nilai sama sekali.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.