Lihat lebih banyak

Jump Trading Kehilangan hampir US$300 Juta di FTX

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Jump Trading kehilangan US$206 juta, sementara perusahaan perdagangan afiliasinya, Tai Mo Shan Ltd., kehilangan lebih dari US$75 juta akibat keruntuhan FTX.
  • Detail angka itu berdasarkan dokumen yang ditemukan oleh Constance Wang, mantan Chief Operating Officer (COO) FTX.
  • Juru bicara Jump hanya menjawab dengan kalimat "no comment" saat dihubungi terkait temuan ini.
  • promo

Raksasa market maker Jump Trading kehilangan hampir US$300 juta dalam keruntuhan FTX pada November 2022.

Jump Trading mengoperasikan salah satu perdagangan frekuensi tinggi terbesar di dunia. Mereka memiliki lengan bisnis kripto sendiri bernama Jump Crypto.

Informasi terbaru tentang Jump Trading ini termuat dari buku baru Michael Lewis tentang Sam Bankman-Fried (SBF) dan FTX Group berjudul “Going Infinity: The Rise anda Fall of a New Tycoon“.

Buku tersebut menerangkan bahwa Jump Trading berada dalam daftar 50 akun terbesar di FTX yang tidak dapat mengeluarkan uang mereka dari crypto exchange tersebut.

Jump Trading kehilangan US$206 juta, sementara perusahaan perdagangan afiliasinya, Tai Mo Shan Ltd., kehilangan lebih dari US$75 juta.

Adapun detail angka itu berdasarkan dokumen yang ditemukan oleh Constance Wang, mantan Chief Operating Officer (COO) FTX.

Juru bicara Jump hanya menjawab dengan kalimat “no comment” saat dihubungi terkait temuan ini.

Jika akurat, temuan ini menggarisbawahi pukulan berat yang dialami Jump ketika FTX Grup hancur lebur.

Sebagai informasi, FTX mengajukan kebangrutan pada 11 November 2022, dan berutang sekitar US$3,1 miliar kepada 50 kreditur teratasnya.

Jump Trading Tidak Lagi Bermitra dengan Robinhood

Pada akhir bulan Agustus lalu, muncul kabar bahwa Robinhood, broker ritel saham yang masuk ke market kripto sejak Februari 2018, kini tidak lagi didukung oleh Jump Trading.

Sebagai informasi, bisnis kripto tanpa fee Robinhood bergantung pada perusahaan market maker untuk menjaga volume perdagangan miliaran dolar Amerika Serikat (USD) tetap lancar.

Namun, Jump Trading, yang berbasis di Chicago, dilaporkan mundur dari market AS di tengah meningkatnya pengawasan pengaturan dari regulator di Negeri Paman Sam.

Dalam sebuah laporan, data on-chain menunjukkan bahwa Jump dan Robinhood telah berpisah pada awal bulan Juli lalu.

Sumber yang mengetahui persoalan ini menambahkan ‘bukti publik’ yang kurang diperhatikan bahwa hubungan mereka telah berubah. Laporan keuangan Robinhood belum menyebutkan Tai Mo Shan Ltd., afiliasi Jump yang menangani aliran order di Robinhood, sejak kuartal IV/2022.

Menurut berkas publik, sebaliknya, Robinhood bekerja sama dengan market maker B2C2, yang sekarang menangani bagian terbesar aliran kripto Robinhood.

Adapun alasan mengapa Robinhood dan Jump tidak lagi bekerja sama masih belum jelas.

Sebagai gambaran, tindakan keras regulator AS terhadap industri kripto pada tahun 2023 telah mempersulit para pemain TradFi untuk hadir di market kripto.

Mundur dari Aktivitas Perdagangan Kripto di AS

Pada 10 Mei lalu, Jane Street dan Jump Crypto, dikabarkan mundur dari aktivitas perdagangan aset kripto di AS karena tindakan keras dari regulator terhadap industri ini.

Menurut sumber Bloomberg, Jane Street melangkah lebih jauh dengan mengurangi ambisi kripto mereka secara global karena ketidakpastian peraturan telah mempersulit perusahaan untuk mengoperasikan bisnis dengan cara yang memenuhi standar internal.

Sementara itu, Jump Crypto juga mundur dari market AS karena alasan yang sama.

Meski begitu, kedua perusahaan masih melakukan aktivitas pembuat pasar, walau dalam skala yang lebih kecil, dan tidak sepenuhnya meninggalkan dunia kripto.

Adapun Jane Street dan Jump Trading terseret dalam beberapa gejolak di dunia kripto. Mereka berada di antara perusahaan perdagangan yang diinterogasi oleh jaksa AS dalam penyelidikan kehancuran algorithmic stablecoin TerraUSD (UST).

Mundur pada 9 Mei lalu, sebuah gugatan class action yang diajukan di pengadilan distrik negara bagian Illinois, AS, merinci dugaan keterlibatan Jump Trading dengan Terraform Labs (TFL) dalam memanipulasi harga UST.

Penggugat menuduh Jump Trading, dan Kanav Kariya, selaku Presiden Jump Crypto, melanggar undang-undang (UU) Pertukaran Komoditas di AS dan peraturan Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC), serta pengayaan yang tidak adil menurut hukum adat.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori