Lihat lebih banyak

Robinhood dan Jump Trading Tidak Lagi Bermitra dalam Bisnis Kripto

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Menurut laporan terbaru, data on-chain menunjukkan bahwa Jump Trading dan Robinhood telah berpisah pada awal bulan Juli lalu.
  • Laporan keuangan Robinhood belum menyebutkan Tai Mo Shan Ltd., afiliasi Jump yang menangani aliran order di Robinhood, sejak kuartal IV/2022.
  • Adapun alasan mengapa Robinhood dan Jump tidak lagi bekerja sama masih belum jelas.
  • promo

Robinhood, broker ritel saham yang masuk ke market kripto sejak Februari 2018, kini tidak lagi didukung oleh Jump Trading.

Sebagai informasi, bisnis kripto tanpa fee Robinhood bergantung pada perusahaan market maker untuk menjaga volume perdagangan miliaran dolar Amerika Serikat (USD) tetap lancar.

Namun, Jump Trading, yang berbasis di Chicago, dilaporkan mundur dari market AS di tengah meningkatnya pengawasan pengaturan dari regulator di Negeri Paman Sam.

Jump Trading mengoperasikan salah satu perdagangan frekuensi tinggi terbesar di dunia. Mereka memiliki lengan bisnis kripto sendiri bernama Jump Crypto.

Robinhood dan Jump Trading Disebut sudah Berpisah sejak Juli 2023

Dalam sebuah laporan pada hari Selasa (29/8), data on-chain menunjukkan bahwa Jump dan Robinhood telah berpisah pada awal bulan Juli lalu.

Sumber yang mengetahui persoalan ini menambahkan bukti publik yang kurang diperhatikan bahwa hubungan mereka telah berubah. Laporan keuangan Robinhood belum menyebutkan Tai Mo Shan Ltd., afiliasi Jump yang menangani aliran order di Robinhood, sejak kuartal IV/2022. Menurut berkas publik, sebaliknya, Robinhood bekerja sama dengan market maker B2C2, yang sekarang menangani bagian terbesar aliran kripto Robinhood.

Adapun alasan mengapa Robinhood dan Jump tidak lagi bekerja sama masih belum jelas.

Jump selama bertahun-tahun telah menjadi salah satu market maker terbesar dalam keuangan tradisional (TradFi). Mereka memiliki kehadiran dominan di CME dan market lainnya.

Adapun tindakan keras regulator AS terhadap industri kripto pada tahun 2023 telah mempersulit para pemain TradFi untuk hadir di market kripto.

Misteri Wallet Pemegang Bitcoin Terbesar ke-3: Seret Nama Robinhood dan Jump Trading

Pada pekan lalu, komunitas kripto diributkan oleh sebuah alamat Bitcoin wallet misterius yang tiba-tiba jadi holder Bitcoin terbesar ke-3 di dunia, bernilai di atas US$3 miliar, hanya dalam kurun waktu sekitar 3 bulan.

Fakta ini menimbulkan berbagai spekulasi liar. Salah satunya adalah muncul dugaan bahwa alamat Bitcoin wallet itu bisa saja milik raksasa manajer aset BlackRock.

Sebagai catatan, beberapa alamat Bitcoin wallet terbesar di dunia saat ini dikelola oleh crypto exchange Binance dan Bitfinex sebagai cold wallet.

Dalam perkembangan terbaru, menurut data on-chain yang disajikan di platform Arkham Intelligence, alamat Bitcoin wallet misterius itu ditandai sebagai ‘Robinhood: Jump Trading Custody’.

Hal itu bisa dimaknai bahwa Bitcoin tersebut milik Jump Trading yang disimpan di platform Robinhood. Namun, temuan ini masih belum bisa dipastikan kebenarannya.

Mundur dari Aktivitas Perdagangan Kripto di AS

Pada 10 Mei lalu, Jane Street dan Jump Crypto, dikabarkan mundur dari aktivitas perdagangan aset kripto di AS karena tindakan keras dari regulator terhadap industri ini.

Menurut sumber Bloomberg, Jane Street melangkah lebih jauh dengan mengurangi ambisi kripto mereka secara global karena ketidakpastian peraturan telah mempersulit perusahaan untuk mengoperasikan bisnis dengan cara yang memenuhi standar internal.

Sementara itu, Jump Crypto, yang merupakan unit kripto dari Jump Trading, dilaporkan mundur dari market AS karena alasan yang sama.

Meski begitu, kedua perusahaan masih melakukan aktivitas pembuat pasar, walau dalam skala yang lebih kecil, dan tidak sepenuhnya meninggalkan dunia kripto.

Adapun Jane Street dan Jump Trading terseret dalam beberapa gejolak di dunia kripto. Mereka berada di antara perusahaan perdagangan yang diinterogasi oleh jaksa AS dalam penyelidikan kehancuran algorithmic stablecoin TerraUSD (UST).

Jump Digugat karena Dugaan Manipulasi Harga UST

Mundur pada 9 Mei lalu, sebuah gugatan class action yang diajukan di pengadilan distrik negara bagian Illinois, AS, merinci dugaan keterlibatan Jump Trading dengan Terraform Labs (TFL) dalam memanipulasi harga UST.

Penggugat menuduh Jump Trading, dan Kanav Kariya, selaku Presiden Jump Crypto, melanggar undang-undang (UU) Pertukaran Komoditas di AS dan peraturan Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC), serta pengayaan yang tidak adil menurut hukum adat.

Skema yang dituduhkan itu melibatkan pembelian Jump terhadap lebih dari 62 juta UST antara sekitar 23 Mei dan 27 Mei 2021. Hal itu menyebabkan harga UST naik secara artifisial menjadi US$1, yang secara berkaitan semakin meningkatkan harga AnchorUST (aUST) yang diterbitkan oleh platform pinjam-meminjam Anchor Protocol di ekosistem Terra.

Untuk memberi insentif dan menghargai Jump atas dugaan manipulasi market itu, Do Kwon, pendiri ekosistem Terra, bersama timnya setuju mengubah perjanjian para pihak sebelumnya. Sebagai gantinya, TFL tanpa syarat memberikan kepada Jump lebih dari 61,4 juta token LUNA dengan diskon lebih dari 99% dari harga market saat itu.

Jump kemudian menjual kembali token LUNA yang mereka dapatkan ke market dengan perkiraan keuntungan mengejutkan lebih dari US$1,28 miliar, menurut gugatan tersebut.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori