Lihat lebih banyak

Pendapatan Berbasis Kripto Robinhood Turun 18% di Kuartal 2 2023

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Dalam laporan keuangan Q2/2023, Robinhood mencatatkan penurunan pada jumlah pendapatan dari transaksi kripto.
  • Keputusan Robinhood untuk delisting sejumlah aset kripto akibat gugatan SEC Amerika Serikat kepada Coinbase dan Binance disebut menjadi alasan susutnya pendapatan transaksi kripto Robinhood.
  • Walau begitu, Robinhood berhasil mengerek total pendapatan bersihnya ke level US$486 juta, atau naik 10% dari periode yang sama tahun lalu.
  • promo

Dalam laporan keuangannya di kuartal 2 tahun ini, Robinhood, platform investasi kripto dan saham yang berbasis di Amerika Serikat (AS), mengalami penurunan pada jumlah pendapatan dari transaksi kripto.

Imbas dari sikap keras regulator terhadap industri kripto mulai terasa. Volume perdagangan kripto di beberapa crypto exchange global mulai melandai. Misalnya Binance, yang mengalami penurunan pangsa pasar untuk perdagangan spot perusahaan selama 4 bulan berturut-turut dan jatuh 41,6% di bulan Juni.

Hal yang sama ternyata turut dialami oleh Robinhood. Platform perdagangan multi-aset itu juga mengalami penurunan dalam transaksi kripto, yang berimbas pada susutnya pendapatan berbasis kripto perusahaan.

Mengacu pada laporan keuangan Robinhood, pada kuartal dua tahun ini, pendapatan berbasis transaksi kripto perusahaan luntur 18% menjadi US$31 juta. Capaian tersebut melanjutkan tren penurunan yang sudah terjadi sejak kuartal pertama kemarin. Saat itu, pendapatan Robinhood yang bersumber dari transaksi aset digital turun 29,62% menjadi US$38 juta.

Akibatnya, turun total pendapatan berbasis transaksi perusahaan pun turun menjadi US$193 juta, atau mengalami koreksi sebanyak 7%.

Pendapatan dari transaksi kripto di Robinhood sebenarnya hanya mencapai 16% dari total pendapatan. Meski begitu, penurunan yang terjadi pada segmen bisnis aset kripto menjadi penyusutan terbesar dari seluruh sumber pendapatan berbasis transaksi Robinhood.

Sebagai perbandingan, sumber pendapatan lainnya, seperti opsi, hanya turun 5% menjadi US$127 juta. Sementara itu, pendapatan dari saham turun 7% menjadi US$25 juta.

Robinhood Sempat Delisting Sejumlah Aset Kripto dari Platform Miliknya

Sejak Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat (AS) mulai meradang terhadap industri aset digital, perusahaan memang sudah melakukan beberapa penyesuaian.

Per 27 Juni kemarin, Robinhood secara efektif sudah melakukan delisting pada beberapa aset kripto yang dianggap sebagai sekuritas oleh regulator dalam tuntutannya kepada Binance dan Coinbase. Sejumlah aset kripto yang sudah delisting dari platform Robinhood, di antaranya adalah: Cardano (ADA), Polygon (MATIC), dan Solana (SOL).

Untuk saat ini, Robinhood hanya menawarkan perdagangan untuk 15 aset kripto yang berbeda, termasuk Bitcoin (BTC), Ether (ETH), Dogecoin (DOGE), dan Avalanche (AVAX). Perusahaan juga mengaku bakal melakukan peninjauan secara teratur terhadap aset kripto yang ditawarkan.

Selain itu, dalam laporan keuangan perusahaan, juga terungkap bahwa Robinhood memiliki aset kripto yang digunakan sebagai jaminan keamanan penggunanya sebesar US$11,5 juta.

Pendapatan Bersih malah Mengilap

Walau begitu, Robinhood berhasil mengerek total pendapatan bersihnya ke level US$486 juta, atau naik 10% dari periode yang sama tahun lalu. Naiknya pendapatan yang dihasilkan dari bunga bersih menjadi katalis positif bagi kinerja perusahaan.

Tercatat pendapatan yang bersumber dari bunga bersih tumbuh lebih dari 3 kali lipat menjadi US$234 juta. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, angkanya masih berada di kisaran US$74 juta. Sementara itu, pos pendapatan lainnya juga ikut terapresiasi ke level US$59 juta dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$42 juta.

Salah satu pendiri sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Robinhood, Vlad Tenev, mengatakan perusahaan terus melakukan inovasi pada pelanggan untuk menumbuhkan aset dan mendapatkan pangsa pasar yang lebih baik.

“Naiknya pendapatan bunga didorong oleh pertumbuhan aset penghasil bunga, suku bunga jangka pendek yang lebih tinggi ditambah dengan peningkatan aktivitas pinjaman sekuritas,” jelas Tenev.

Robinhood Berhasil Cetak Laba

Positifnya pendapatan perusahaan berimbas pada keuntungan yang diperoleh. Untuk pertama kalinya di tahun ini, Robinhood berhasil membalikkan keadaan menjadi laba US$25 juta, dari kuartal sebelumnya yang masih mencetak rugi hingga US$511 juta.

Chief Financial Officer (CFO) Robinhood, Jason Warnick, mengungkapkan perusahaan terus mendorong efisiensi di seluruh operasi sembari tetap berinvestasi untuk memberikan pengalaman pelanggan.

Sebagai catatan, di tengah kondisi pasar aset digital yang masih tak menentu, Robinhood terus memperbesar segmen bisnis keuangan lainnya.

Seperti yang dilakukan pada 3 Juli kemarin, ketika Robinhood baru saja menutup akuisisi atas startup kartu kredit X1. Langkah itu ditempuh demi bisa memberikan akses keuangan yang lebih luas lagi ke banyak orang. Dalam prosesnya, Robinhood siap merogoh kocek US$95 juta untuk menuntaskan aksi anorganiknya.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori