Trusted

Juru Bicara Terraform Labs: Kasus Terra (LUNA) di Korea Selatan Sangat Dipolitisasi

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Melalui juru bicaranya, Terraform Labs (TFL) menuduh jaksa Korea Selatan melampaui wewenang mereka dalam hal penanganan kasus Terra (LUNA).
  • Juru bicara TFL mengatakan bahwa token LUNA secara hukum tidak merupakan sekuritas. Artinya, mereka tidak tercakup dalam UU Pasar Modal Korea Selatan.
  • Oleh karena itu, juru bicara TFL pun dengan tegas mengatakan bahwa kasus yang dihadapi oleh TFL ini sangatlah dipolitisasi oleh pemerintah Korea Selatan.
  • promo

Terraform Labs (TFL), perusahaan di balik proyek Terra, menuduh jaksa Korea Selatan melampaui wewenang mereka. Pernyataan ini muncul setelah diterbitkannya surat perintah penangkapan Do Kwon yang merupakan CEO TFL.

Sebagai informasi, TFL merupakan entitas di balik ekosistem blockchain Terra yang memiliki native token LUNA. Sementara Luna Foundation Guard (LFG) merupakan organisasi nirlaba yang dibentuk untuk mendukung ekosistem Terra dan menjaga stabilitas algorithmic stablecoin TerraUSD (UST).

Proyek UST yang roboh karena kehilangan patokannya 1:1 terhadap dolar Amerika Serikat (AS) turut memicu efek domino runtuhnya harga token LUNA. Kehancuran spektakuler itu diperkirakan menghapus nilai sekitar US$60 miliar dari market kripto, serta merugikan banyak investor termasuk ritel di seluruh dunia.

Usai mengalami pukulan telak, Do Kwon berusaha membangun kembali ekosistem Terra dengan versi baru dari native token-nya. Bila native token Terra sebelumnya (yang saat ini dikenal sebagai LUNC) terkait dengan algorithmic stablecoin UST, versi terbaru dari native token Terra, yaitu LUNA, tidak terkait dengan stablecoin.

Juru Bicara Terraform Labs: Token LUNA Bukan Sekuritas

TFL menjelaskan pembelaan Do Kwon dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke WSJ pada hari Rabu (28/9). Seorang juru bicara perusahaan yang berbasis di Singapura itu mengatakan bahwa token LUNA secara hukum tidak merupakan sekuritas (seperti saham, obligasi, & lainnya). Artinya, mereka tidak tercakup dalam Undang-Undang (UU) Pasar Modal Korea Selatan.

“Kami percaya bahwa kasus ini telah menjadi sangat dipolitisasi, dan bahwa tindakan jaksa Korea Selatan menunjukkan ketidakadilan dan kegagalan untuk menegakkan hak-hak dasar yang dijamin di bawah hukum Korea Selatan,” kata juru bicara TFL.

TFL berpendapat hukum hanya akan berlaku untuk LUNA, jika itu adalah sekuritas. Apabila itu bukan sekuritas, maka Do Kwon dan perusahaannya tidak melakukan sesuatu yang ilegal.

Argumen TFL bahwa LUNA bukan sekuritas berasal dari status regulasi kripto yang belum jelas, yang telah diperjuangkan oleh banyak negara di dunia, termasuk Amerika Serikat (AS). Para pejabat; seperti Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, telah merujuk kehancuran UST sebagai bukti perlunya regulasi kripto yang lebih kuat.

Juru bicara TFL menilai bahwa jaksa Korea Selatan telah memperluas definisi sekuritas sebagai tanggapan atas tekanan publik terkait hancurnya proyek Terra. 

“Kami percaya, seperti kebanyakan di industri, bahwa LUNC tidak, dan tidak pernah, [merupakan] sekuritas, meskipun ada perubahan interpretasi yang mungkin baru-baru ini diadopsi oleh pejabat keuangan Korea Selatan,” ungkap juru bicara TFL.

Terkait di mana keberadaan Do Kwon, juru bicara TFL menolak memberi tahu dengan mengatakan, “Lokasinya telah menjadi masalah pribadi selama berbulan-bulan karena risiko keamanan fisik yang berkelanjutan untuk dia dan keluarganya.”

Dia menjelaskan telah ada upaya pembobolan ke tempat tinggal Do Kwon di Korea Selatan dan Singapura.

Sementara itu, menurut laporan Bloomberg, juru bicara TFL mengklaim bahwa Do Kwon melalui pengacaranya menghubungi semua lembaga pemerintah yang telah meminta untuk berkomunikasi dengannya.

“Dia tidak dalam pelarian dan tetap terlibat aktif dalam pengelolaan dan pengawasan TFL,” papar juru bicara TFL.

LFG Dituduh Pindahkan 3.313 BTC

Pernyataan dari juru bicara TFL datang setelah muncul kabar bahwa sekitar 3.313 bitcoin (kurang lebih setara US$66,69 juta), yang diduga milik Luna Foundation Guard (LFG), tiba-tiba bergerak keluar dari Binance wallet menuju crypto exchange KuCoin dan OKX. Terkait hal ini, akun Twitter LFG dan Do Kwon angkat suara.

Akun Twitter LFG pada hari Rabu (28/9) menjelaskan, “Bitcoin wallet bagi perbendahaaraan LFG adalah ini: bc1q9d4ywgfnd8h43da5tpcxcn6ajv590cg6d3tg6axemvljvt2k76zs50tv4q. Kami belum membuat Bitcoin wallet baru atau memindahkan BTC maupun kripto lain yang dipegang oleh LFG sejak Mei 2022.”

Kemudian, Do Kwon membuat pernyataan, “Apa yang mungkin paling mengejutkan dalam semua ini adalah jumlah informasi yang salah yang tersebar. Tidak ada ‘cashout’ seperti yang dituduhkan. Saya belum pernah menggunakan KuCoin atau OKX sedikitnya dalam setahun terakhir, dan tidak ada dana TFL, LFG, atau entitas lain yang dibekukan.”

Dalam kesempatan berbeda pada hari Rabu (28/9), co-founder Terra lainnya, yaitu Daniel Shin, dilaporkan menjadi salah satu saksi di Majelis Nasional Korea Selatan. Dia akan menjadi salah satu perwakilan dari industri aset virtual, yang akan muncul di hadapan komite audit keuangan dalam audit negara tahunan yang akan digelar pada 6 bulan ke depan.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori