Lihat lebih banyak

Kantongi Lisensi AML, WOO Network Siap Perkuat Pasar Kripto Taiwan

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • WOO Network baru saja mendapatkan lisensi anti money laundering (AML) dari FSC Taiwan.
  • Hal tersebut merupakan pencapaian tersendiri, karena WOO Network adalah satu-satunya perusahaan asing yang bisa mengantongi perizinan tersebut.
  • Dengan adanya persetujuan tersebut, WOO Network kini diperkenankan secara legal untuk melakukan pertukaran mata uang kripto ke fiat dan sebaliknya.
  • promo

WOO Network, sebuah platform penyedia layanan kripto, baru saja mendapatkan lisensi anti money laundering (AML) dari Financial Supervisory Commission (FSC) Taiwan.

Hal tersebut merupakan pencapaian tersendiri bagi perusahaan. Pasalnya, sampai saat ini, dari total 24 perusahaan kripto yang diakui, WOO Network adalah satu-satunya perusahaan asing yang bisa mengantongi perizinan tersebut.

Dengan adanya persetujuan tersebut, WOO Network kini diperkenankan secara legal untuk melakukan pertukaran mata uang kripto ke fiat dan sebaliknya. Selain itu, mereka juga mendapatkan izin untuk mengelola mata uang kripto, serta berhak menawarkan sekaligus menerbitkan aset kripto.

Direktur Hukum dan AML WOO Network, Chloe Tsai, mengungkapkan lisensi ini juga menunjukkan bahwa perusahaan bakal sepenuhnya patuh terhadap peraturan dan juga langkah dalam tindakan anti money laundering.

“Salah satu hal yang harus dipenuhi sebagai persyaratan adalah perusahaan harus membuat aplikasi WOO Network secara mandiri khusus untuk menjalankan bisnis di Taiwan,” jelasnya.

Lebih lanjut dijelaskan, dalam aplikasi tersebut, sementara ini, konsumen yang masuk dalam yurisdiksi Taiwan tidak bisa mengakses fitur margin atau transaksi futures.

Pasca didapatkannya lisensi tersebut, ekspansi perusahaan di Taiwan diproyeksi bakal bertambah luas. Pasalnya, WOO Network juga berencana untuk menggandeng beberapa lembaga perbankan lokal sebagai salah satu strategi untuk membuka akses perdagangan kripto seluas-luasnya di wilayah tersebut. Tsai mengklaim bahwa perusahaan sudah menggandeng salah satu bank lokal terbesar di Taiwan. Namun, sayangnya, ia tidak mengelaborasi lebih jauh skema kerja sama ataupun nama bank yang dimaksud.

Fakta tersebut memperlihatkan titik terang dalam ekspansi asing di negara yang juga disebut sebagai Chinese Taipei itu; mengingat sudah beberapa dekade sektor keuangan Taiwan diatur secara ketat oleh pemerintah sebagai upaya mencegah terjadinya pencucian uang dari arus dana asing yang masuk.

Dalam dokumen FSC Taiwan disebutkan, salah satu peraturan yang harus ditegakkan adalah dengan melaporkan setiap transaksi senilai NT$30.000 atau lebih ke regulator terkait. Selain itu untuk memenuhi aspek know your customer (KYC), setiap nasabah individu harus dilakukan identifikasi dan verifikasi terkait nama, nomor identitas resmi, tanggal lahir, kebangsaan, serta pendaftaran rumah tangga atau alamat tempat tinggal.

Bakal Melakukan Pembaruan Sistem dalam 1 Tahun

Founder sekaligus CEO WOO Network, Jack-Tan, mengatakan bahwa dikantonginya izin AML merupakan tonggak penting bagi perusahaan. Maklum, selama ini negara yang beribu kota di Taipei itu menjadi sasaran bisnis bagi banyak perusahaan kripto dan fintech.

“Keputusan ini memberikan keyakinan bahwa regulator Taiwan berusaha mencapai keseimbangan antara mendukung inovasi dan melindungi pengguna,” tambah Tan.

Oleh karena itu, perusahaan berencana akan segera meluncurkan fitur baru dan menerapkan sistem untuk penggunaan aset kripto dalam kurun waktu 1 tahun operasi.

WOO Network percaya diri dapat meningkatkan jumlah penggunanya di Taiwan, karena memiliki likuiditas yang dalam dan nol biaya transaksi.

Sebagai catatan, hingga saat ini, total volume perdagangan historis di WOO X sudah mencapai lebih dari US$240 miliar. Jaringan perusahaan juga diklaim mencakup 20 mitra; termasuk di antaranya adalah Avalanche, Binance, dan Crypto.com

Taiwan Sempat Bersikap Keras terhadap Kripto

Pada bulan Juli lalu, hubungan antara industri kripto dan FSC sempat menegang. Kala itu, regulator melarang penggunaan kartu kredit sebagai alat pembayaran untuk pembelian kripto. Tingginya risiko dan sifat aset kripto yang sarat akan spekulasi menjadi salah satu alasannya.

Otoritas setempat menjelaskan bahwa kartu kredit harus berfungsi sebagai alat pembayaran sektor konsumsi ketimbang menjadi sumber pendanaan untuk investasi yang sifatnya tidak pasti. Namun, di sisi lain, pemerintah Taiwan masih meneruskan rencananya untuk merilis mata uang digital milik bank sentral (CBDC) berbasis blockchain.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram Be[In]Crypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori