Ada banyak indikator yang menyokong keberlanjutan bull market kripto. Namun, satu elemen ini bisa jadi penyulut yang membuatnya jauh lebih eksplosif.
Bull Market Jadi Lebih Hidup bila Kondisi Ini Terpenuhi
Saat lanskap ekonomi makro sedang bersahabat, performa aset kripto cenderung meningkat. Hal ini akan membuat bull market tak sekadar berdenyut—melainkan bergemuruh. Meski kondisi ideal semacam ini beberapa kali muncul sejak kelahiran Bitcoin dan barisan aset kripto awal, sejak bear market 2022 nuansa itu seolah lenyap ditelan waktu.
Menurut analis crypto Miles Deutscher, bull market terbaik untuk BTC serta aset-aset berisiko terjadi di tengah periode QE. QE, alias quantitative easing, adalah masa subur bagi investasi berisiko. Kala itu, bank sentral—dalam hal ini Federal Reserve AS—mengalirkan lebih banyak likuiditas, memangkas suku bunga, dan menghidupkan kembali roda ekonomi nasional. Kebijakan ini umumnya diterapkan kala ekonomi lesu atau saat krisis melanda.
Menurut Deutscher, walau pasar kripto sempat bersinar tanpa dukungan QE dari The Fed, justru momen QE menjadi pemicu utama bull market terdahsyat. Hal ini terlihat jelas pada bull market sebelumnya, ketika kebijakan QE diaktifkan sebagai respons atas krisis Covid-19. Kala itu, kebijakan tersebut menjadi pemicu luar biasa bagi bull market double-top pada 2021.
Namun setelahnya, akibat inflasi yang tak terkendali, The Fed memilih untuk perlahan menaikkan suku bunga dan menghentikan kebijakan QE. Sebagai gantinya, strategi bernama QT (quantitative tightening) pun diterapkan. Pendekatan ini bertolak belakang dengan strategi QE, di mana The Fed berupaya melego aset-asetnya demi mengurangi suplai uang yang beredar. Artinya, uang yang berputar di dalam ekonomi jadi lebih minim, dan iklimnya pun jadi kurang bersahabat bagi investasi berisiko. Terlebih, dengan tingginya inflasi dan ketidakpastian ekonomi, euforia investor pun meredup.

Sayangnya bagi bull market kripto, strategi ini mulai dijalankan pada 2022 (saat bear market), bersamaan dengan kenaikan awal suku bunga dan penurunan suplai uang. Sejak 2022, The Fed terus menjual likuiditasnya tanpa jeda—garis penurunannya nyaris tak pernah terganggu.
Meski demikian, usai episode menyakitkan di 2022, Bitcoin dan sejumlah aset kripto masih mampu bangkit. Hanya saja, kemegahan bull market saat ini belum mampu menyamai kegemilangan sebelumnya.
Maka dari itu, untuk mengulang sejarah bullish tersebut, The Fed perlu mengaktifkan kembali kebijakan QE. Dengan inflasi yang kini melandai tajam, masa-masa sulit bagi aset kripto mungkin tak akan berlangsung lama.
Bagaimana pendapat Anda tentang katalis penting yang bisa wujudkan bull market monumental ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
