CEO DBS Bank Group, Piyush Gupta, mengatakan bahwa bank sentral di seluruh dunia perlu memulai regulasi aset kripto dan menghilangkan ketakutan bila aset digital akan menggantikan uang fiat.
“Mengaturnya (kripto) keluar dari sistem perbankan formal adalah hal yang tidak bijak untuk dilakukan, karena kalian seperti ingin mendorongnya ke bagian yang tidak diatur. Kalian tidak punya cara untuk membuat pembatas apapun,” ujar Gupta dalam acara Global Business Summit yang disponsori oleh The Economic Times.
“Tidak ada orang yang tahu siapa yang punya uang pribadi, sehingga itu bisa disalahgunakan. Itulah yang menjadi kekhawatiran Gubernur RBI, sistem moneter di seluruh dunia telah menandai masalah AML dan KYC yang berkaitan dengan kripto,” imbuhnya.
Usulan Gupta tersebut muncul setelah Monetary Authority of Singapore (MAS) mengumumkan bahwa mereka sedang mencari cara untuk meregulasi aset kripto dengan baik di negaranya.
Kepala DBS Bank Group ini juga menyingkirkan ketakutan bila kripto, NFT, maupun stablecoin akan menggantikan uang fiat. Ia menjelaskan bahwa penggunaan mata uang digital bank sentral (CBDC) secara besar-besaran dan lintas batas dapat memberikan kegunaan yang lebih baik.
Gupta memberi tahu para peserta dalam salah satu diskusi, “Saya rasa kripto tidak akan menjadi uang seperti yang kita ketahui. Namun, itu (kripto) bisa menjadi alternatif emas dan nilainya. Tantangan besar lain adalah volatilitas pada nilai. Jika kalian ingin menggunakannya untuk membayar sesuatu, kalian tidak tahu berapa biayanya. Dewasa ini, kripto adalah sebuah sumber potensial dari spekulasi nilai, sehingga tidak mungkin jika ini adalah sumber uang seperti yang kita kenal.”
Use Case CBDC
Menurut Gupta, salah satu use case CBDC adalah disintermediasi dalam sektor perbankan. Meski demikian, ia juga menilai CBDC memiliki sejumlah tantangan.
“Namun, jika kalian lakukan dengan tepat, maka seluruh warga membuka rekening langsung dengan bank sentral dan mencairkan CBDC secara langsung,” ungkapnya.
“Kelemahannya adalah ini akan menimbulkan disintermediasi dari sistem perbankan yang sudah ada. Maka dari itu, kalian jadikan pembuatan kredit sebagai tugas serta tanggung jawab dari bank sentral saja dan mereka tidak mau itu,” kata Gupta.
Pada akhirnya, ketika sebagian besar bank sentral global memperkenalkan CBDC sebagai sebuah bentuk dari mata uang fiat, hal tersebut akan menambahkan kegunaan aset digital. Lebih lanjut, Gupta menyampaikan, “Uang digital akan muncul, sejumlah wilayah geografis akan berusaha mengecer CBDC, tapi saya rasa ada kegunaan yang jauh lebih besar dari penggunaan CBDC dalam skala besar, terutama secara lintas batas.”
Gupta juga menyatakan bahwa institusi keuangan dan regulator moneter perlu mencari cara untuk memeriksa dan memanfaatkan potensi teknologi blockchain.
“Akar dari kripto dan CBDC adalah blockchain, yang mana memungkinkan kalian untuk membangun kepercayaan tanpa adanya hub. Menyadari teknologi ini memiliki kemampuan untuk mengganti gagasan dari hub and spoke model menjadi distributed model, itu adalah konsep yang sangat penting,” tegas Gupta.
MAS Mempertimbangkan Aturan Kripto
Di minggu lalu, MAS menyatakan akan mengumumkan pengawasan dan panduan baru dalam trading kripto.
“MAS telah mengingatkan masyarakat secara konsisten bahwa berinvestasi kripto sangat berisiko sebagai produk investasi dan tidak cocok untuk masyarakat umum. Singapura bukanlah satu-satunya yang memiliki pandangan ini, wilayah yurisdiksi lain juga telah mengambil tindakan terkait iklan dari perusahaan kripto,” ujar seorang juru bicara dalam sebuah wawancara.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.