Lihat lebih banyak

Kerugian Bisnis Metaverse Milik Meta Membengkak Jadi Rp85,92 Triliun

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Kerugian Meta dari unit bisnis metaverse miliknya, Reality Labs, justru membengkak menjadi US$2,8 miliar (Rp41,75 triliun).
  • Di kuartal sebelumnya, Meta juga mencatatkan kerugian dari unit bisnis Reality Labs.
  • David Wehner, CFO Meta, bahkan menyatakan bahwa kerugian Meta dari Reality Labs diproyeksikan bakal semakin parah di kuartal ketiga 2022 nanti.
  • promo

Unit bisnis untuk pengembangan metaverse milik Meta, Inc., rupanya masih belum berhasil mencetak keuntungan. Setelah menderita rugi US$2,43 miliar di tiga bulan pertama tahun ini, pada kuartal dua tahun 2022, kerugian Meta justru membengkak menjadi US$2,8 miliar atau sekitar Rp41,75 triliun.

Perusahaan induk usaha Facebook ini menjalankan bisnis metaverse mereka melalui unit bisnis Reality Labs. Laporan keuangan Meta menyebutkan bahwa kerugian dari divisi Reality Labs sampai dengan tengah tahun ini mencapai US$5,76 miliar atau sekitar Rp85,92 triliun. Angka tersebut naik 25,52% dari nilai kerugian di enam bulan pertama tahun lalu yang sebesar US$4,25 miliar.

Padahal, pendapatan yang disumbangkan Reality Labs cukup moncer. Dalam kuartal 2 tahun ini, sekitar US$452 juta dicatat sebagai pendapatan dari unit bisnis tersebut; naik 48,19% dari periode yang sama di tahun lalu sebesar US$305 juta.

Sementara, jika dilihat secara semesteran, pendapatan dari Reality Labs berhasil mencapai US$1,14 miliar; naik 36,59% dari pendapatan di sepanjang bulan Januari hingga Juni tahun lalu yang sebesar US$839 juta.

Reality Labs sendiri berkontribusi sekitar 2,02% dari total pendapatan perusahaan di tengah tahun ini yang mencapai US$56,72 miliar. Capaian itu meningkat dari kontribusi pendapatan di tengah tahun lalu yang sebesar 1,51%.

Sementara jika dilihat secara kuartalan, pada kuartal 2 tahun ini saja kontribusi pendapatan yang dihasilkan dari Reality Labs berada di level 1,56% naik dari posisi kuartal 2 tahun lalu yang sebesar 1,04%.

Sepanjang kuartal dua tahun ini, total pendapatan Meta mencapai US$28,82 miliar turun tipis dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$29,07 miliar.

Pendapatan Meta dari Metaverse di Kuartal 3 Diproyeksikan Lebih Lemah

Kuat dugaan nilai kerugian bisnis metaverse Meta akan terus bertambah di kuartal 3 tahun ini. Chief Financial Officer (CFO) Meta, David Wehner, memproyeksikan bahwa pendapatan dari unit bisnis Reality Labs akan lebih rendah dari kuartal dua ini.

“Kami memperkirakan total pendapatan kuartal ketiga 2022 berada di kisaran US$26 sampai US$28,5 miliar. Pandangan ini mencerminkan kelanjutan dari lingkungan permintaan iklan yang lemah yang kami alami sepanjang kuartal kedua, yang kami percaya didorong oleh ketidakpastian makroekonomi yang lebih luas,” jelasnya.

Lebih lanjut, Wehner mengatakan, Meta juga bakal menyesuaikan anggaran belanja modalnya seiring dengan kondisi yang terjadi. Diproyeksikan total belanja modal Meta akan berada di kisaran US$30 miliar hingga US$34 miliar. Tidak jauh dari proyeksi sebelumnya yang berkisar di angka US$29 miliar sampai US$34 miliar.

Total biaya dan juga pengeluaran perusahaan pada periode Januari hingga Juni tahun ini mencapai US$39,84 miliar; meningkat 26,47% dari periode yang sama tahun lalu US$31,50 miliar. Hal itu membuat total keuntungan Meta menjadi tergerus 28,85% di semester pertama tahun ini menjadi US$14,15 miliar.

Di periode yang sama tahun lalu, Meta padahal masih sanggup mencetak keuntungan US$19,89 miliar. Lebih tebalnya beban biaya dan juga pengeluaran perusahaan daripada kenaikan pendapatan perusahaan, pada akhirnya menekan keuntungan Meta secara keseluruhan.

Zuckerberg Bakal Kembali Melakukan Pengurangan Karyawan

Dalam pertemuan mingguannya, founder sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Meta, Mark Zuckerberg, mengatakan bahwa dirinya akan melakukan penyesuaian dalam tubuh perusahaan. Dia bakal membekukan atau bahkan mengurangi jumlah karyawan untuk proyek yang memiliki prioritas rendah. Selain itu, Zuckerberg juga bakal memangkas rencana perekrutan staf engineer pada tahun ini sebesar 30%.

“Ekonomi sedang menuju penurunan terburuk yang selama ini pernah kita lihat dalam sejarah,” katanya.

Zuckerberg tampaknya bakal mengubah budaya perusahaan yang selama ini terbangun di masa pandemi. Saat masa pembatasan wilayah dilakukan karena pandemi Covid-19, Meta sudah mulai melakukan relaksasi dengan menangguhkan proses peninjauan kinerja yang menjadi tolok ukur dalam penentuan bonus tengah tahunan. Hal tersebut membuat setiap karyawan mendapatkan nilai lebih tinggi dari ekspektasi.

Sementara, pada saat yang sama, perusahaan juga mulai meningkatkan jumlah karyawannya secara agresif. Jumlah karyawan tetap perusahaan tumbuh 62% dari 48 ribu di akhir 2019 menjadi lebih dari 77.800 karyawan.

“Secara realistis, mungkin ada sekelompok orang di perusahaan yang seharusnya tidak berada di sini,” tutup Zuckerberg.

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori