Lihat lebih banyak

Komisaris SEC Tidak Mendukung Bailout bagi Siapa Pun di Industri Kripto

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Hester Peirce, Komisaris dari Komisi Sekuritas & Bursa (SEC) Amerika Serikat, tidak mendukung bailout bagi siapa pun di industri kripto.
  • Dia percaya berbagai pukulan yang diterima para pemain kripto dapat memberi landasan yang lebih berkelanjutan untuk masa depan.
  • Selain itu, Peirce juga meyakini kondisi pasar kripto sekarang ini bisa menjadi kesempatan belajar yang berharga bagi para pemain dan regulator.
  • promo

Hester Peirce, Komisaris dari Komisi Sekuritas & Bursa (SEC) Amerika Serikat (AS), tidak mendukung bailout atau dana talangan bagi siapa pun di industri kripto. Dia percaya berbagai pukulan yang diterima para pemain kripto dapat memberi landasan yang lebih berkelanjutan untuk masa depan.

“Ketika segalanya sedikit lebih sulit di market, Anda menemukan siapa yang sebenarnya membangun sesuatu yang mungkin bertahan untuk jangka panjang dan apa yang akan berlalu begitu saja,” jelas Komisaris SEC itu kepada Forbes.

Namun, itu bukan satu-satunya manfaat yang dia yakini dapat muncul dari crypto crash baru-baru ini. Hal ini juga bisa menjadi kesempatan belajar yang berharga bagi para pemain dan regulator untuk melihat bagaimana market kripto berfungsi selama ‘masa stres yang akut’ ini.

“Sangat membantu bagi kami untuk melihat titik-titik hubungnya. Ini adalah momen, tidak hanya bagi para pelaku market untuk belajar, tetapi juga bagi para regulator untuk belajar, sehingga kita dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana market beroperasi,” tegas Hester Peirce.

Semua Terlihat Lebih Jelas ketika Market Bearish

Tidak bermaksud untuk meremehkan penderitaan siapa pun, dia menilai ‘biarkan mekanisme alam bekerja’ sudah benar, meskipun menyakitkan. Lagi pula, sudah 4 tahun sejak industri mengalami keruntuhan seperti ini, jauh sebelum banyak para pejabat penting di seluruh pemerintahan mengambil posisi mereka.

Hester Peirce dikukuhkan sebagai Komisaris SEC pada Januari 2018, tepat ketika market initial coin offering (ICO) akan runtuh. Namun, waktu itu uang institusional belum muncul, market derivatif masih dalam masa pertumbuhan, keuangan terdesentralisasi (DeFi) belum menjadi menonjol, dan hampir tidak ada yang pernah mendengar tentang non-fungible token (NFT).

Komisaris SEC mencatat bahwa pihaknya bisa mendapatkan lebih banyak tips untuk ditindaklanjuti selama masa bearish daripada bullish.

“Para scammer and fraudster akan mencari cara mengambil keuntungan dari serangkaian kondisi market untuk mencoba mengambil cuan dari orang lain. Jadi, saya yakin taktik mereka berubah dan terkadang mereka memangsa orang-orang ketika berada di titik terendahnya. Kita lebih mungkin mendapatkan tips dari saat-saat seperti ini,” urainya.

Komisaris SEC: Kripto Tidak Punya Mekanisme Bailout

Komisaris SEC ini juga menjelaskan bahwa dia tidak mendukung bailout atau dana talangan bagi siapa pun di industri kripto. Dia mengaku tidak akan mendukung penggunaan dana talangan untuk menyelamatkan perusahaan kripto, terutama perusahaan-perusahaan yang menghindari prinsip-prinsip manajemen risiko arus utama.

“Kripto tidak memiliki mekanisme bailout. Dan itu dianggap sebagai salah satu kekuatan market ini. Saya tidak ingin masuk dan mengatakan bahwa kami akan mencoba mencari cara untuk menyelamatkan Anda jika kami tidak memiliki wewenang untuk melakukannya. Namun, bahkan jika kami melakukannya, saya tidak akan dan ingin menggunakan otoritas itu. Kami benar-benar harus membiarkan hal-hal ini terjadi,” tegasnya.

Menarik untuk disoroti bahwa pernyataan ini sebenarnya keluar sebelum founder & CEO FTX, Sam Bankman-Fried (SBF) mendapat julukan sebagai “The New J.P. Morgan”, karena mengucurkan fasilitas kredit US$250 juta (Rp3,7 triliun) kepada crypto lending platform BlockFi pada hari Selasa (21/6) lalu.

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, bagaimana industri kripto dan regulator dapat mencegah terulangnya kembali crypto crash yang memukul banyak orang. Upaya untuk menjawab pertanyaan semacam ini sebenarnya bisa dimulai dari mendefinisikan dengan jelas apakah token kripto harus menjadi komoditas, sekuritas, atau sesuatu yang lain. 

Semua ini penting karena akan menentukan yurisdiksi peraturan. Jika token kripto adalah sekuritas, maka SEC bisa terlibat. Sementara bila itu dikategorikan sebagai komoditas, maka Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) dapat terlibat.

Sejauh ini, rancangan undang-undang (RUU) ‘Inovasi Keuangan yang Bertanggung Jawab’ yang terkait dengan industri kripto menjadi salah satu tujuan untuk memberikan kejelasan peraturan lebih lanjut dan menguraikan batasan yurisdiksi antara SEC Dan CFTC. Bagi Hester Peirce selaku Komisaris SEC, “kerangka peraturan yang menawarkan kejelasan, itulah yang saya cari.”

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori