Lihat lebih banyak

LaCollection Lelang NFT untuk Revitalisasi Objek Budaya Ukraina yang Hancur Akibat Perang

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • LaCollection akan melelang rangkaian NFT. Dana tersebut akan digunakan untuk melakukan revitalisasi objek budaya yang hancur akibat perang.
  • Setiap pembeli koleksi NFT ini bisa mendapatkan akses untuk melakukan kunjungan pribadi ke studio dan terlibat dalam acara kolektif lainnya.
  • Sebagai informasi, data UNESCO menunjukkan bahwa dampak dari perang antara Rusia dan Ukraina menyebabkan 164 situs budaya rusak.
  • promo

Pemanfataan aset digital untuk membantu negara Ukraina yang masih berseteru dengan Rusia terus berjalan. Kali ini, inisiatif datang dari LaCollection, platform non-fungible token (NFT) asal Prancis, yang menggandeng banyak seniman dalam rangka menggalang dana bagi Ukraina.

Dalam prosesnya, mereka melakukan kolaborasi dengan United Artists for Ukraine, perkumpulan seniman yang dipimpin oleh Marina Abromovic dan Ron Arad. Dana tersebut akan digunakan untuk Lembaga Budaya Ukraina dalam rangka melakukan revitalisasi atas objek budaya yang hancur akibat perang.

Nantinya, LaCollection akan melelang rangkaian NFT yang dirancang oleh seniman asal Ukraina, Irina Ozarinskaya. Karya digital tersebut juga akan menjadi bukti keanggotaan bagi siapa saja yang membelinya. Setiap pembeli NFT bisa mendapatkan akses untuk melakukan kunjungan pribadi ke studio dan terlibat dalam acara kolektif lainnya.

Data dari United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) menyebutkan bahwa dampak dari perang antara Rusia dan Ukraina menyebabkan 164 situs budaya rusak. Jumlah tersebut terbagi atas 72 situs keagamaan, 12 museum, 32 bangunan bersejarah, 24 bangunan untuk kegiatan budaya, 17 monumen, dan 7 perpustakaan.

Sebagai informasi, proses lelang dari rangkaian NFT yang dirancang oleh para seniman akan ditutup pada 31 Desember mendatang. Adapun beberapa karya seni digital yang ditampilkan oleh LaCollection merupakan NFT yang dirilis mengandalkan jaringan Ethereum. Harga dari setiap NFT bervariasi, mulai dari 500 euro atau sekitar 0,42329 ETH hingga 1.000 euro atau sekitar 0,84658 ETH.

NFT dan Perang Ukraina

Market kripto yang bullish pada tahun lalu dimanfaatkan betul oleh Ukraina untuk mendapatkan dana dalam rangka mendukung mereka. Kementerian Transformasi Digital Ukraina bahkan sudah mulai membuka donasi dalam bentuk kripto seperti Bitcoin (BTC) dan Ether (ETH) setelah perang berlangsung selama 3 hari.

Pemerintah setempat mengklaim dengan menggunakan NFT, informasi yang disampaikan ke komunitas digital di ranah maya menjadi lebih valid. Selain itu, tentunya juga untuk mendapatkan sumbangan dari komunitas digital yang memang tertarik dalam dunia aset digital.

Aset kripto yang disumbangkan ke pemerintah Ukraina dan sejumlah NGO | Sumber: Elliptic

Pada Maret lalu, Ukraina telah merilis Museum of War dalam rangka menggalang dana untuk memberikan dukungan. Sebelumnya, pemerintah setempat mengklaim berhasil mengumpulkan US$65 juta lewat mekanisme penggalangan dana berbasis kripto.

Adapun Museum digital tersebut menampilkan rangkaian gambar digital yang berhubungan dengan kejadian perang Rusia dan Ukraina. Mulai dari gambar ledakan, pesawat tempur, dan desain lain yang berbentuk kartun.

Perusahaan analitik blockchain Elliptic mengungkapkan donasi yang sudah mengalir ke Ukraina termasuk di dalamnya mencapai US$5,8 juta dari founder Polkadot, Gavin Wood, dan NFT CryptoPunk senilai lebih dari US$200 ribu. Selain itu, ada pula transaksi sebesar US$1,86 juta yang berasal dari penjualan NFT Julian Assange.

Pemanfaatan NFT untuk Aktivitas Teroris Rendah

Dipilihnya NFT sebagai sumber pendanaan bagi Ukraina sepertinya bukanlah tanpa alasan. Dalam laporan yang bertajuk “NFT and Financial Crime”, Elliptic mengungkapkan bahwa potensi pendanaan teroris yang berlangsung melalui NFT tetap ada. Pasalnya, organisasi ekstrem seperti Al-Qaeda, ISIS, dan Hamas terlibat dalam pembiayaan berbasis kripto.

Namun, kripto dan NFT adalah dua hal yang berbeda meskipun ada di dunia yang sama. Analisis internal Elliptic menjelaskan bahwa organisasi ekstrem tersebut justru beroperasi di wilayah yang tidak memiliki akses internet.

“Oleh karena itu, pembiayaan teroris yang meluas ke NFT tetap rendah,” jelas Elliptic.

Akan tetapi, perlu diwaspadai karena mereka mendeteksi pasukan separatis yang pro-Rusia sudah mulai merambah NFT untuk membiayai kegiatan militer mereka. Kendati demikian, hal itu belum bisa berimplikasi banyak lantaran pemerintah Rusia melakukan pembatasan pada penggunaan aset kripto.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori