Trusted

Laporan Chainalysis Sebut Timur Tengah Jadi Wilayah dengan Adopsi Kripto Terpesat di Dunia

3 mins
Oleh Nicholas Pongratz
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Selama setahun terakhir, adopsi kripto negara-negara di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara tercatat mengalami pertumbuhan paling pesat di dunia.
  • Meskipun negara-negara dengan tingkat adopsi tercepat menggunakannya sebagai instrumen keuangan, pasar yang lebih luas justru melihatnya sebagai sebuah investasi.
  • Namun, karena Taliban yang saat ini masih menguasai Afghanistan melarang penggunaan kripto, kondisi adopsi kripto di negara ini justru berkebalikan 180 derajat.
  • promo

Menurut sebuah laporan, selama setahun terakhir, tingginya adopsi aset kripto di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA) berhasil menjadikannya sebagai wilayah dengan pertumbuhan kripto paling pesat.

Menurut platform analitik blockchain Chainalysis, para pengguna di negara-negara yang terletak di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA) tercatat telah menerima total aset kripto senilai US$566 miliar antara Juli 2021 dan Juni 2022. Angka ini mencerminkan adanya peningkatan hampir 50% dari total tahun sebelumnya.

Pasar Turki dan Mesir Ukir Pertumbuhan Tercepat

Di samping itu, laporan tersebut juga menyoroti dua pasar yang mengindikasikan luasnya penggunaan mata uang kripto di kawasan itu. Tujuannya, untuk mempertahankan nilai dalam menghadapi mata uang yang melemah atau terdepresiasi. Kemudian, tujuan lainnya yaitu untuk digunakan sebagai sarana remitansi (pengiriman uang antar negara).

Di tengah fluktuasi aset kripto yang cukup brutal selama setahun terakhir ini, mata uang Turki dan Mesir turut mengalami devaluasi signifikan. Sedangkan, pada periode yang sama, lira Turki juga telah dilanda inflasi hingga 80,5%, sementara pound Mesir telah melemah sebesar 13,5%.

Akibat bencana buruk yang menimpa jajaran mata uang negara ini, alhasil aset kripto menjadi lebih diminati masyarakat luas. Buktinya, warga Turki telah menerima aset kripto senilai US$192 miliar. Terlebih lagi, jumlah itu terealisasi hanya dalam kurun waktu antara Juli 2021 dan Juni 2022 saja. Lalu pada periode yang sama, transaksi di Mesir juga menjadi tiga kali lipat lebih banyak daripada tahun sebelumnya.

Bank nasional negara Mesir juga telah membuat kemajuan signifikan dalam memfasilitasi pengiriman uang (remitansi) berbasis kripto. Pengiriman uang tersebut mencakup transfer dari luar negeri, yang tercatat telah menyumbang sebesar 8% untuk PDB Mesir. Berkat faktor-faktor ini juga, akhirnya pasar kripto di kawasan ini berkembang jauh lebih cepat daripada wilayah lainnya.

Adopsi GCC Dapat Dorongan dari Investasi

Meskipun tidak tumbuh sesignifikan negara-negara kawasan MENA, negara-negara anggota Gulf Cooperation Council (GCC), yaitu Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, dan Oman, faktanya telah memainkan peran yang lebih besar di dalam maupun di luar kawasan ini.

Contohnya saja, seperti Arab Saudi yang telah menjadi pasar kripto terbesar ketiga di kawasan ini, sementara UEA berada di urutan kelima. Di UEA, Dubai telah menjadi pusat bagi perusahaan kripto yang melayani pelanggan yang tidak hanya berada di Timur Tengah saja, tetapi juga di seluruh kawasan Afrika dan Asia.

Menurut kos Erzse, Manajer Senior untuk Kebijakan Publik di bursa kripto BitOasis, adopsi kripto di GCC sebagian besar didorong oleh entitas ataupun individu yang relatif kaya yang mencari opsi investasi.

Selain itu, dia juga menambahkan bahwa adopsi tersebut “tidak hanya di sisi ritel ataupun pelanggan, tetapi juga di ekosistem, dengan lembaga keuangan dan bank mulai bermitra dengan bisnis seperti kami.”

Adopsi Kripto di Afghanistan justru Alami Hambatan

Namun, terlepas dari pertumbuhan yang signifikan di banyak negara, laporan tersebut mencatat bahwa terdapat satu negara yang kondisi adopsi kriptonya justru sangat berkebalikan. Setelah Taliban mengambil alih kendali di Afghanistan sejak tahun lalu, peringkat indeks adopsi kripto oleh Chainalysis untuk negara tersebut anjlok drastis. Padahal, awalnya Afganishtan sempat menduduki posisi 20 teratas pada tahun 2021 lalu. Akan tetapi, sekarang mereka menjadi yang terbawah dalam peringkat indeks adopsi kripto tersebut.

Sesaat setelah perubahan rezim tersebut, aktivitas on-chain di negara itu sontak mengalami lonjakan hebat. Hal itu karena para pengguna bergegas untuk mengamankan aset kripto mereka. Tapi, setelah kenaikan transaksi tersebut, aktivitasnya mendadak turun drastis.

Sejak bulan November tahun lalu, warga Afghanistan rata-rata menerima aset kripto sebesar US$68 juta per bulannya. Sayangnya, jumlah itu sekarang benar-benar anjlok menjadi kurang dari US$80.000 saja.

Menurut laporan, Kementerian Penyebaran Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan telah resmi menyatakan hukum aset kripto sebagai haram (dilarang). Keputusan itu tercapai setelah kementerian tersebut menyamakannya dengan aktivitas perjudian.

Sebagai konsekuensi langsung dari keputusan ini, pihak berwajib telah menangkap sejumlah dealer kripto, dan sebagian yang lainnya terpaksa harus angkat kaki dari Afghanistan.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan Web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori