Lihat lebih banyak

Lembaga Pemeringkat Moody’s Bakal Buat Sistem Penilaian untuk Stablecoin

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Lembaga pemeringkat Moody’s, pada hari Kamis (26/1), dilaporkan sedang mengerjakan sistem penilaian untuk stablecoin.
  • Hal ini dilakukan seiring pertumbuhan salah satu token yang paling banyak digunakan di dunia kripto dan meningkatnya pengawasan dari regulator dan investor.
  • Menurut sumber Bloomberg, sistem penilaian itu rencananya akan mencakup analisis hingga 20 stablecoin berdasarkan ‘kualitas pengesahan audit dari cadangan’ yang mendukung stablecoin itu.
  • promo

Lembaga pemeringkat Moody’s, pada hari Kamis (26/1), dilaporkan sedang mengerjakan sistem penilaian untuk stablecoin. Hal ini dilakukan seiring pertumbuhan salah satu token yang paling banyak digunakan di dunia kripto dan meningkatnya pengawasan dari regulator dan investor.

Menurut sumber Bloomberg, sistem penilaian itu rencananya akan mencakup analisis hingga 20 stablecoin berdasarkan ‘kualitas pengesahan audit dari cadangan’ yang mendukung stablecoin itu.

Sebagai pengingat, stablecoin adalah token kripto yang dirancang untuk mempertahankan nilainya satu banding satu dengan aset yang mendasarinya. Untuk mencapai itu, penerbit stablecoin umumnya menyimpan setidaknya jumlah aset yang setara sebagai cadangan.

Proyek Moody’s terkait penilaian stablecoin masih dalam tahap awal dan tidak akan mewakili peringkat kredit resmi.

Sejauh ini, Moody’s telah memberikan peringkat kredit untuk perusahaan kripto yang diperdagangkan secara publik di bursa saham, seperti Coinbase. Sementara itu, unit penelitian Moody’s turut mengeluarkan laporan analisis yang lebih luas di sektor ini.

Terkait stablecoin, bank dan sejumlah lembaga keuangan tradisional (TradFi) menjadi kian tertarik sebagai sarana untuk memanfaatkan teknologi distributed ledger (DLT). Beberapa pihak memilih untuk mengembangkan token mereka sendiri, seperti JPM Coin yang dirilis JPMorgan untuk pembayaran internal yang diluncurkan pada tahun 2019.

Bukti Cadangan Stablecoin Menjadi Sorotan

Terra USD dan BUSD sebagai contoh token yang merupakan stablecoin

Persoalan mengenai ‘pembuktian cadangan stablecoin’ telah mendapat pengawasan lebih dalam beberapa tahun terakhir karena penggunaan token kripto jenis ini meningkat dan munculnya pertanyaan tentang aset yang mendasari stablecoin USDT yang diterbitkan oleh Tether.

Tether USD (USDT) merupakan stablecoin terbesar di dunia berdasarkan market cap atau kapitalisasi pasar yang mencapai sekitar US$67 miliar. Posisi USDT diikuti USD Coin (USDC) yang memiliki market cap US$43 miliar dan Binance USD (BUSD) berada di posisi ketiga dengan market cap sekitar US$15 miliar.

Hal yang membuat menarik, regulator AS, yaitu Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC), sempat menyatakan bahwa Tether telah menyesatkan para pengguna, terhitung sejak Juni 2016 hingga Februari 2019.

‘Klaim menyesatkan’ yang dimaksud CTFC adalah bahwa mereka ‘memiliki cadangan dolar AS yang cukup’ untuk mendukung setiap stablecoin yang beredar. Akhirnya pada Oktober 2021, Tether setuju untuk membayar US$41 juta dalam penyelesaian meski mereka tidak mengakui atau menyangkal telah melakukan kesalahan.

Jenis Cadangannya Juga Patut Dicermati

‘Pengesahan pembuktian cadangan’ biasanya diterbitkan secara bulanan atau triwulan, disertai oleh firma audit pihak ketiga. Secara umum, jaminan yang mendasari stablecoin termasuk obligasi pemerintah AS jangka pendek.

Namun, stablecoin yang lebih eksperimental yang masih eksis hingga saat ini seperti DAI yang diterbitkan MakerDAO, bergantung pada kripto lain untuk mempertahankan nilainya.

Sebagai pengingat, stablecoin yang tidak sepenuhnya didukung dengan fiat meninggalkan memori kelam setelah algorithmic stablecoin TerraUSD (UST) mengalami kehancuran spektakuler pada Mei 2022, yang tidak hanya menghancurkan ekosistem Terra (LUNA), tetapi juga mendorong crypto winter yang lebih luas dan pada akhirnya memicu efek domino yang merubuhkan kerajaan kripto Sam Bankman-Fried (SBF).

Terkait model stablecoin UST yang tidak konvensional seperti USDT, USDC, dan BUSD, MakerDAO telah mengklaim bahwa stablecoin yang mereka terbitkan yaitu DAI bukanlah algorithmic stablecoin. Mereka menerangkan bahwa DAI paling baik dicirikan sebagai stablecoin yang ‘terdesentralisasi dan dijaminkan’. Klarifikasi ini dibuat setelah banyak pihak yang mengulas DAI masuk dalam kategori algorithmic stablecoin.

MakerDAO menyebut bahwa DAI, yang dipatok ‘lunak’ ke dolar AS, didukung oleh portofolio aset jaminan kripto yang terdiversifikasi. Alih-alih mengandalkan algoritma untuk memengaruhi penawaran dan permintaan, DAI mengandalkansmart contract Ethereum, umpan harga terdesentralisasi, dan komunitas tata kelola dalam mempertahankan pasak lunak dari stablecoin DAI terhadap dolar AS.

Bagaimana pendapat Anda tentang inisiatif dari Moody’s untuk membuat sistem penilaian terhadap stablecoin? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori