Lihat lebih banyak

Lightning Labs Rilis Update Darurat setelah Node Bitcoin Layer-2 Alami Bug Kritis

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Lightning Labs mengeluarkan perbaikan untuk bug kritis yang menyebabkan terjadinya downtime untuk sejumlah node LND.
  • Perbaikan ke semua operator node LND Lightning Network terjadi setelah seorang pengguna melakukan sebuah transaksi 998 dari 999 multisig Taproot yang besar.
  • Adapun node yang tidak diperbarui akan rentan terhadap penutupan saluran berbahaya setelah timelock saluran kadaluarsa dalam 2 minggu.
  • promo

Lightning Labs, developer Bitcoin Lightning Network, telah mengeluarkan perbaikan untuk bug kritis yang menyebabkan terjadinya downtime untuk sejumlah node LND.

Perbaikan ke semua operator node LND Lightning Network pada 1 November 2022 terjadi setelah seorang pengguna yang diidentifikasi sebagai pendiri Bitmatrix, yaitu Burak Keceli, melakukan sebuah transaksi 998 dari 999 multi-signature (multisig) Taproot yang besar.

Transaksi ini membutuhkan 998 private key signature untuk mengirim Bitcoin. Ini merupakan jumlah penandatanganan yang sangat besar, yang memicu node Lightning Network gagal untuk mendukung transaksi multisig sebesar itu.

“Terkadang untuk menemukan cahaya, kita harus menyentuh kegelapan terlebih dahulu,” tulis Burak Keceli terkait aksinya.

Lightning Labs mengatakan pada hari Selasa (1/11) bahwa transaksi itu memicu serangkaian peristiwa yang benar-benar mengganggu kemampuan node di jaringan untuk menyinkronkan satu sama lain, meskipun tidak mengakibatkan hilangnya dana.

Segera setelah transaksi dilakukan, node jaringan menolak blok spesifik yang menyertakannya, serta blok berikutnya yang datang setelahnya.

“Ini adalah sebuah rilisan hot fix darurat untuk memperbaiki bug yang dapat menyebabkan node LND tidak dapat mengurai transaksi tertentu yang memiliki jumlah input yang sangat besar,” tulis Lightning Labs di GitHub.

Adapun node yang tidak diperbarui akan rentan terhadap penutupan saluran berbahaya setelah timelock saluran kadaluarsa dalam 2 minggu.

Alasan di Balik Eksploitasi Node

Sebagai informasi, Burak Keceli melakukan transaksi yang sama pada 9 Oktober lalu, sehingga menyebabkan masalah serupa bagi Lightning Network dengan bug yang sedikit berbeda.

Pendiri Bitmatrix itu tahu sebelumnya bahwa transaksinya akan mengganggu jaringan. Alih-alih mengungkapkan bug keamanan dalam praktik pengungkapan CVE (Common Vulnerabilities & Exposures), dia justru tetap melakukan transaksi itu.

Namun, dia membela diri dengan mengklaim tindakan ini untuk kebaikan.

“Sebagai seorang Bitcoin wizard, saya baru-baru ini menemukan sisi gelapnya. Saya memanggil teori hukum kekacauan atas nama kegelapan untuk menjaga keseimbangan. CVE yang bertanggung jawab adalah sihir lemah, dan itu hanya merusak keseimbangan,” jelasnya di Twitter pada hari Rabu (2/11).

Mengenal Lightning Network sebagai Bitcoin L2

Sebagai informasi, Lightning Network (LN) adalah solusi penskalaan layer-2 (L2) yang berada di atas jaringan Bitcoin.

Lightning Network dinilai dapat memecahkan kendala skalabilitas yang ada dan memungkinkan transaksi tingkat global dalam volume yang tinggi dan hampir seketika, serta biaya yang rendah dengan mengandalkan keamanan blockchain Bitcoin.

Elizabeth Stark, co-founder dan CEO Lightning Labs, mengatakan bahwa Lightning Network ibarat Visa untuk Bitcoin. Bedanya, tidak ada satu perusahaan pun yang mengatur payments protocol ini.

Lightning Labs mengembangkan software open-source LND. Ini merupakan implementasi lengkap dari node Lightning Network yang dapat diskalakan.

Secara singkat, Lightning Network awalnya dijelaskan dalam whitepaper yang ditulis oleh Joseph Poon dan Tadge Dryja pada Februari 2015. Testnet-nya kemudian dirilis pada Mei 2016.

Lalu, implementasi pertama Lightning Network, yaitu LND, dirilis pada Januari 2017. Transaksi nyata pertama di dunia melalui Lightning Network lantas terjadi pada Desember 2017. Ada beberapa pihak yang telah merilis Lightning node di mainnet; termasuk di antaranya LND yang dikembangkan Lightning Labs, c-lightning dari Blockstream, dan Eclair dari Acinq.

Dengan hitungan mampu menangani 500 TPS (transaksi per detik) pada tiap-tiap saluran pembayaran, Blockstream memperkirakan Lightning Network dapat menangani 40 juta TPS atau lebih dari 1.000 kali kapasitas Visa. Padahal sebelumnya, Bitcoin diperkirakan hanya memiliki kapasitas pemrosesan transaksi per detik rata-rata antara 3,3 TPS hingg 7 TPS.

Adapun Lightning Network telah digunakan oleh negara El Salvador, perusahaan Bitcoin & payments app bernama Strike, fitur tips di Twitter, CashApp yang dimiliki Block Inc., hingga crypto exchange Kraken.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori