Lihat lebih banyak

Lindungi Masyarakat, Bappebti Gelar Bulan Literasi Aset Kripto

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Kemendag bersama dengan Bappebti dan pelaku usaha menggelar Bulan Literasi Aset Kripto selama satu bulan penuh di Februari 2023.
  • Dengan adanya gelaran tersebut, harapannya dapat memupuk pengetahuan yang lebih baik tentang kripto itu sendiri dan teknologi yang mendasarinya.
  • PLT Kepala Bappebti mengharapkan pasca gelaran ini, investasi dan industri kripto tanah air bisa semakin sehat dan baik.
  • promo

Demi membangun ekosistem kripto yang lebih sehat, para pemangku kebijakan dan pelaku usaha sepakat untuk mendorong pemahaman yang lebih baik terhadap investor dan calon investor kripto di Indonesia. Oleh karena itu, Kementerian Perdagangan bersama dengan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dan pelaku usaha menggelar Bulan Literasi Aset Kripto yang diselenggarakan selama satu bulan penuh di Februari 2023 ini.

Dengan adanya gelaran tersebut, harapannya dapat memupuk pengetahuan yang lebih baik tentang kripto itu sendiri dan teknologi yang mendasarinya. Ketua Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (ASPAKARINDO), Teguh Kurniawan Harmanda, dalam pidato pembukaan Bulan Literasi Aset Kripto, mengungkapkan minat investasi kripto di Indonesia tergolong sangat tinggi, khususnya bagi generasi muda.

Namun, menurut Manda, mayoritas investor hanya mengerti tentang keuntungannya saja tanpa melihat fundamental yang menyertainya. Hal ini tercermin dari fakta bahwa Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat perdagangan kripto tertinggi di dunia, meski masuk dalam kategori negara berkembang dengan pendapatan menengah ke bawah yang mendominasi.

Potret Teguh Kurniawan Harmanda (Manda) | Sumber: YouTube Kementerian Perdagangan

Data dari perusahaan analitik blockchain Chainalysis menempatkan Indonesia dalam 20 besar dari 146 negara untuk adopsi kripto tertinggi di dunia. Menariknya, 10 dari 20 negara yang masuk dalam indeks adopsi kripto teratas tergolong sebagai negara berkembang. Selain Indonesia, kesembilan negara lainnya adalah Filipina, Nigeria, Vietnam, Kenya, Nepal, India, Pakistan, Maroko, dan Ukraina.

”Fakta tersebut menjadikan literasi aset kripto sebagai hal yang sangat penting. Karena tidak hanya untuk menambah pengetahuan masyarakat terhadap potensi dan risiko aset kripto, melainkan juga memberikan edukasi secara lebih luas termasuk di dalamnya soal customer protection,” jelas Manda.

10 Tahun ke Depan Adopsi Kripto Indonesia Bakal Jadi Lebih Besar

Melihat tingginya minat terhadap kripto di tanah air, Manda optimistis bahwa dalam 10 tahun ke depan, tingkat adopsi yang sekarang sudah berjalan akan menjadi lebih besar. Namun, hal tersebut juga akan menjadi kendala, ketika masyarakat tidak memberikan kepercayaan kepada pelaku usaha kripto.

Maka dari itu, dengan adanya Bulan Literasi Aset Kripto ini, diharapkan dapat memberikan informasi kepada segenap investor dan calon investor tentang perdagangan kripto, adopsi teknologi blockchain, web3, metaverse, dan non-fungible token (NFT) secara utuh.

”Bulan Literasi Aset Kripto menjadi bentuk sinergitas antara pemerintah yang representasikan oleh Kementerian Perdagangan, Bappebti, dan juga pelaku usaha,” tambahnya.

PLT Kepala Bappebti, Didid Noordiatmoko, juga menyiratkan hal yang sama. Menurutnya, dari jumlah investor yang sudah mencapai 16,5 juta di 2022, masih banyak pihak yang belum memiliki tingkat pemahaman yang baik terkait kripto. Padahal, ada banyak hal yang harus diwaspadai oleh para investor. Misalnya, ada token-token yang tidak terdaftar di Bappebti dan beragam sentimen global yang mewarnai pergerakan masing-masing aset kripto.

”Selama 1 bulan penuh, akan dilakukan roadshow ke seluruh kota besar yang ada di Indonesia udah memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap masyarakat. Sehingga, diharapkan pasca gelaran ini investasi dan industri kripto tanah air bisa semakin sehat dan baik,” tutur Didid.

Regulasi Kripto Tanah Air Harus Dilengkapi

Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, Zudan Arif Fakrulloh, mengatakan salah satu hal yang harus dicermati dalam rangka meningkatkan literasi adalah regulasi. Dalam aspek ini, pemerintah harus menunjukkan bahwa mereka mampu memfasilitasi untuk melindungi masyarakat, karena hal itu merupakan salah satu sumber penggerak ekonomi.

Merujuk pada data, jumlah kelompok milenial yang melek teknologi sudah mencapai 104 juta. Lalu, ditambah juga dengan minat masyarakat untuk berinvestasi yang tumbuh sangat kencang. Oleh karena itu, Zudan menilai perlu regulasi yang mumpuni untuk bisa menjaga dan mengembangkan arus investasi.

”Regulator harus mendorong KYC, karena di sisi masyarakat, bisnis ini harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan accountable,” pungkasnya.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori