Lihat lebih banyak

Mantan Manajer Coinbase Mengaku Tidak Bersalah atas Tuduhan Insider Trading

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Ishan Wahi, mantan manajer Coinbase, dituduh melakukan praktik insider trading bersama dengan saudaranya, Nikhil Wahi, dan teman mereka, Sameer Ramani.
  • Baik Ishan dan Nikhil Wahi mengaku tidak bersalah selama dakwaan di pengadilan federal Manhattan di hadapan Hakim Distrik AS, Loretta Preska. Sementara itu, Sameer Ramani sejauh ini masih buron.
  • David Miller, pengacara Ishan Wahi, mengatakan bahwa tuduhan ini harus dibatalkan. Karena, menurutnya, insider trading perlu melibatkan sekuritas atau komoditas.
  • promo

Seorang mantan product manager exchange Coinbase dan saudaranya mengaku tidak bersalah pada hari Rabu (3/8) terkait tuduhan penipuan dalam apa yang disebut jaksa Amerika Serikat (AS) sebagai kasus insider trading pertama yang melibatkan kripto.

Ishan Wahi (32 tahun) ditangkap di Seattle, Washington, pada 21 Juli lalu. Ishan Wahi dituduh berbagi informasi rahasia kepada saudaranya, Nikhil Wahi, dan teman mereka, Sameer Ramani, mengenai pengumuman aset digital baru yang akan terdaftar di Coinbase.

Nikhil Wahi juga mengaku tidak bersalah selama dakwaan di pengadilan federal Manhattan di hadapan Hakim Distrik AS, Loretta Preska. Sementara itu, Sameer Ramani sejauh ini masih buron.

Alasan Tuduhan Ini Harus Dibatalkan

Jaksa mengatakan bahwa Nikhil Wahi dan Sameer Ramani menggunakan crypto wallet Ethereum untuk memperoleh aset dan melakukan trading setidaknya 14 kali sebelum pengumuman Coinbase pada Juni 2021 dan April 2022.

Pengumuman dari Coinbase tersebut biasanya menyebabkan nilai suatu aset digital meningkat dan mereka menghasilkan setidaknya US$1,5 juta keuntungan ilegal dari praktik semacam ini.

Jaminan untuk Wahi bersaudara ditetapkan masing-masing sebesar US$1 juta. Komisi Sekuritas & Bursa (SEC) AS telah mengajukan tuntutan perdata terkait hal ini terhadap mereka.

David Miller, pengacara Ishan Wahi, mengatakan bahwa tuduhan ini harus dibatalkan karena insider trading perlu melibatkan sekuritas atau komoditas. Menurutnya, dalam kasus ini tidak sama sekali.

Sang pengacara juga mengatakan bahwa Coinbase menguji aset digital baru sebelum mendaftarkannya secara publik. Ini artinya, ‘informasi yang dibagikan’ oleh kliennya tidak bersifat rahasia.

Noah Solowiejczyk, seorang jaksa dalam kasus ini, membalas dengan mengatakan bahwa informasi tersebut bersifat non-publik dan penuntutan konsisten dengan kasus ‘wire fraud’ atau penipuan surat secara fisik atau elektronik.

Coinbase Minta 2 Gugatan terhadap Mereka Dihentikan

Dalam kesempatan berbeda, Coinbase pada hari yang sama meminta ke Mahkamah Agung AS untuk menghentikan 2 tuntutan hukum class action oleh pengguna platform miliknya.

Hal ini dilakukan saat Coinbase mengajukan banding yang berupaya mengirim kasus ke arbitrase. Sebagai catatan, arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa.

Dalam suatu kasus, seorang pria mengatakan bahwa Coinbase harus memberikan kompensasi kepadanya sebesar U$31.000 yang hilang, setelah dia ‘memberikan akses jarak jauh’ ke akunnya ke seorang penipu.

Di sisi lain, Coinbase dituduh melanggar undang-undang konsumen California dengan mengadakan undian Dogecoin senilai US$1,2 juta tanpa mengungkapkan secara memadai bahwa orang-orang yang mengikuti kegiatan ini tidak harus membeli atau menjual kripto mereka.

Hakim pengadilan federal dalam kedua kasus ini menolak tawaran Coinbase untuk mengirim kasus-kasus tersebut ke arbitrase, yang menurut Coinbase diperlukan berdasarkan perjanjian penggunanya.

Di Mahkamah Agung, Coinbase mengatakan bahwa proses pengadilan harus dihentikan sementara mereka mengajukan banding. Namun, pengadilan banding yang menangani hal ini menolak untuk memblokir kasus-kasus itu selama banding.

Coinbase Masuk Radar Penyelidikan SEC

Sebelumnya, pada 26 Juli lalu, muncul sebuah laporan bahwa crypto exchange terbesar di AS itu sedang menghadapi penyelidikan dari SEC. Penyelidikannya berkutat mengenai apakah Coinbase membiarkan masyarakat AS memperdagangkan aset digital yang seharusnya terdaftar sebagai sekuritas.

Sengketa mengenai apakah aset digital yang terdaftar di Coinbase harusnya merupakan sekuritas atau bukan mencuat ketika SEC pada 21 Juli 2022 menyampaikan tuduhannya atas pelanggaran aturan insider trading yang dilakukan oleh Ishan Wahi, cs.

Dari 25 aset digital yang termasuk dalam permainan trio itu, SEC telah menentukan bahwa 9 dari antaranya sebagai sekuritas. Pihak Coinbase pun mengakui bahwa ada 7 dari 9 aset digital yang dimaksud SEC terdaftar di platform mereka. Namun, perusahaan yang dipimpin Brian Armstrong ini menegaskan bahwa tidak satu pun dari aset digital yang ada dalam daftar Coinbase dan sempat disoroti oleh SEC itu sebagai sekuritas.

Chief Legal Officer Coinbase, Paul Grewal, mengatakan pihaknya memiliki proses yang ketat untuk menganalisis dan meninjau setiap aset digital sebelum membuatnya tersedia di Coinbase, yang prosesnya juga telah ditinjau oleh SEC sendiri.

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori