Lihat lebih banyak

Pasca PHK Belasan Ribu Karyawan, Mark Zuckerberg Masih Optimistis dengan Metaverse

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Co-founder dan CEO Meta Platforms, Mark Zuckerberg, masih optimistis terhadap perkembangan metaverse ke depannya.
  • Menurutnya pada tahun 2030, proses komunikasi dan perangkat komputasi tidak lagi berada di sini, tetapi di metaverse.
  • Oleh karena itu, dia masih menaruh keyakinan besar terhadap ruang virtual yang terus perusahaannya kembangkan.
  • promo

Co-founder dan CEO Meta Platforms, Mark Zuckerberg, masih optimistis terhadap perkembangan metaverse ke depannya. Dia mengungkapkan bahwa pada tahun 2030 mendatang proses komunikasi dan perangkat komputasi tidak lagi berada di sini, tetapi di metaverse.

Oleh karena itu, sosok yang kerap disapa Zuck ini masih menaruh keyakinan besar terhadap ruang virtual yang terus perusahaannya bangun. Namun, memang untuk bisa mewujudkan ruang virtual diperlukan penambahan teknologi baru dan investasi yang kuat di dalamnya.

“Ada banyak teknologi baru yang perlu diciptakan untuk membangun hal tersebut [metaverse]. Jadi, saya masih sangat optimistis tentang hal tersebut,” jelas Mark Zuckerberg.

Kepercayaan dirinya terhadap metaverse bahkan tidak tergoyahkan setelah Meta Platforms melakukan perampingan jumlah karyawan secara besar-besaran. Pada 10 November lalu, Zuck mengungkapkan kebijakan untuk memangkas 13% jumlah karyawan atau setara dengan 11.000 orang.

Zuck berdalih bahwa dirinya melewatkan kondisi ekonomi yang menukik tajam, sehingga perusahaan gagal menerapkan strategi bisnis yang mumpuni. Saat pandemi Covid-19 melanda, banyak perusahaan digital yang terbawa euforia akan new normal.

Namun, nyatanya ketika pandemi mulai berangsur pulih, pola perdagangan kembali ke fase sebelumnya. Era new normal yang digadang-gadang akan membawa kejayaan bagi perusahaan digital ternyata tidak benar-benar terjadi.

Investasi di Unit Bisnis Metaverse Jauh Lebih Kecil dari Bisnis Inti

Sebelumnya, salah satu pemegang saham Meta Platforms, yaitu Altimeter Capital, mengungkapkan bahwa investasi yang dilakukan pada pembangunan metaverse sudah terlalu besar. Bagi founder dan CEO Altimeter Capital, Brad Gerstner, Meta Platforms telah hanyut ke berbagai ide dan justru mengesampingkan aspek yang menjadi urgensi.

Dengan premis itu, hal tersebut dinilai berpotensi membuat fokus pertumbuhan Meta Platforms menjadi kabur dan mematikan ketika terjadi perlambatan pertumbuhan. Oleh karena itu, Brad Gerstner menyarankan agar Mark Zuckerberg dan jajaran direksi Meta Platforms melakukan pembatasan atas investasi di metaverse sebesar US$5 miliar per tahun.

Hal tersebut kontras dengan Meta Platforms berniat menginjeksi dana pengembangan bisnis anyarnya itu sebesar US$10 miliar hingga US$15 miliar per tahun. Zuck berkilah bahwa nilai investasi yang dibenamkan untuk pembangunan metaverse sangat kecil bila dibandingkan dengan investasi yang dilakukan di bisnis intinya.

Seperti diketahui, Meta Platfroms merupakan induk usaha dari Facebook, Instagram, WhatsApp, dan sejumlah bisnis lainnya. Selama ini, keempat sektor bisnis itu merupakan kontributor utama bagi pendapatan perusahaan. Adapun pengembangan bisnis metaverse dilakukan oleh Meta Platforms melalui unit usaha Reality Labs.

“Sekitar 80% dari nilai investasi perusahaan digunakan untuk bisnis tersebut. Dalam internal perusahaan, entitas-entitas itu disebut familiy apps. Sementara itu, untuk Reality Labs investasi kurang dari 20%. Jadi, sebagian besar yang perusahaan lakukan tetaplah berfokus pada pengembangan media sosial sampai menunggu metaverse menjadi lebih besar,” ungkap pihak Zuck.

Keraguan banyak pihak terhadap bisnis metaverse Meta Platforms sebenarnya cukup dipahami. Pasalnya, sampai dengan kuartal III/2022, unit bisnis tersebut masih menderita rugi US$9,43 miliar dan diprediksi akan berlanjut pada kuartal IV/2022.

Rincian Alokasi Investasi Reality Labs

Meta Platforms turut tengah mengembangkan kacamata virtual reality (VR) untuk menjadi alat dalam menjelajah metaverse yang mereka kembangkan, yakni Horizon World. Zuck membeberkan bahwa 40% dari total investasi di Reality Labs digunakan untuk pengembangan VR.

Sementara itu, setengah sisanya digunakan untuk membangun proyek jangka panjang, seperti kacamata pintar yang bisa digunakan untuk mengambil foto, video, mendengar musik, dan mengangkat panggilan telepon.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Maret 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori