Paxful, platform perdagangan peer-to-peerĀ (P2P) Bitcoin, kembali membuka layanan marketplace pada hari ini (9/5). Paxful kembali membuka kembali layanannya setelah pengumuman penangguhan operasi di 4 April lalu.
āSelama satu bulan terakhir, tim kami telah bekerja dengan giat untuk membuat pasar kembali beroperasi dengan mengutamakan keselamatan dan keamanan pengguna,ā jelas manajamen Paxful.
SponsoredDalam keterangan resminya, Paxful menjelaskan bahwa selama penangguhan, Paxful Wallet tetap beroperasi penuh. Oleh karena itu, pengguna pun bisa tetap mengambil dananya secara utuh dan tanpa khawatir. Selain itu, komunitas juga mendapatkan penawaran berupa pilihan platformĀ P2P untuk melanjutkan perdagangan.
Saat penangguhan, para pelanggan Paxful diimbau untuk mengunakan self-custody crypto walletĀ atau menggunakan layanan lain, seperti Bitcoin Bitnob atau marketplaceĀ P2P Noones.
Masalah dari Sisi Internal Perusahaan
Mundur ke belakang, penangguhan layanan Paxful di April lalu sebenarnya bisa dipahami. Pasalnya, perusahaan merasa sulit untuk menjalankan operasional secara normal lantaran banyak karyawan yang menjadi posisi kunci di perusahaan memilih untuk hengkang. Salah satunya adalah seteru antara Youssef dengan mantan Chief Operation Officer (COO) Paxful, Artur Schaback.
Schaback, yang juga merupakan salah satu pendiri perusahaan, menuduh Youssef dan Chief Legal Officer (CLO) Paxful, Jude Chidi Ogene, sengaja memberhentikan dirinya karena ingin menyembunyikan detail penting terkait transaksi bisnis perusahaan dan penipuan.
Sponsored SponsoredSebaliknya, Youssef mangatakan Schaback dipecat karena ketidakmampuan dalam menjalankan tugas dan menolak untuk mengambil bagian dalam penyelidikan internal.
Hubungan āAlotā dengan Regulator
Di samping masalah internal, penangguhan layanan marketplaceĀ P2P Bitcoin Paxful juga diduga kuat berhubungan dengan pengetatan aturan yang tengah ditegakkan oleh dua regulator Amerika Serikat (AS), yaitu Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) dan Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC).
Founder Paxful, Ray Youssef, mengaku bahwa perusahaan telah berusaha sekuat tenaga selama 5 tahun terakhir untuk memenuhi standar tinggi dan regulator belum mengerti.
āItu menyakitkan untuk dilihat,ā jelas Youssef.
Kendala dengan regulator ini tak hanya dirasakan oleh Paxful. Di bulan April lalu, platform perdagangan kripto Bittrex digugat oleh SEC lantaran gagal melakukan pendaftaran sebagai crypto exchangeĀ dan menjual 6 token yang digolongkan sebagai sekuritas.
Lalu, platform perdagangan kripto lainnya, BeaxyĀ juga dituduh melakukan hal yang sama. SEC menuduh Beaxy tidak melakukan pendaftaran sebagai bursa efek nasional, piala, dan agen kliring di SEC saat menjalankan bisnis.
Sementara itu, CFTC pun ikut menggugat platformĀ kripto Binance,Ā lantaran dinilai sengaja menawarkan produk derivatif kripto tidak terdaftar di AS.
- Baca Juga: Regulasi di Amerika Serikat Makin Ketat, Coinbase Dikabarkan Berniat Cari Markas Offshore
Paxful Tanggung Dana yang Nyangkut

Sengkarut yang melanda Paxful pada awal tahun ini memang cukup pelik. Di samping masalah internal dan ketegangan dengan regulator, perusahaan juga harus menghadapi putusan pengadilan kebangkrutan yang menyebutkan bahwa dana yang ada di program Earn merupakan milik Celsius dan tidak bisa ditarik.
SponsoredMelihat hal itu, manajemen perusahaan akhirnya memilih untuk merogoh dana internalnya sebanyak 8,8 BTC atau yang saat itu bernilai sekitar US$251.862 sebagai dana kompensasi nasabah Paxful Earn yang terdampak.
āSaya meminta maaf atas apa yang dialami, tetapi yang jelas Bitcoin mampu membangun sistem keuangan 100% menjadi lebih baik. Oleh karena itu, diperlukan standar yang tinggi untuk menjalankannya, yang menawarkan transparansi dan menempatkan pengguna di atas keuntungan finansial,ā jelas Youssef.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda diĀ grup Telegram kami. Jangan lupaĀ followĀ akunĀ InstagramĀ danĀ TwitterĀ BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetapĀ updateĀ dengan informasi terkini seputar dunia kripto!