Lihat lebih banyak

Menang Lelang atas ConstitutionDAO, CEO Citadel Ken Griffin Beberkan Alasannya

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Ken Griffin, seorang miliarder hedge-fund mengaku bahwa ia mengalahkan ConstitutionDAO dalam pelelangan karena pihaknya meragukan kemampuan DAO dalam menjaga dokumen langka tersebut.
  • Ia juga mengklaim telah menawarkan hak digital atas dokumen tersebut kepada organisasi Web 3 terkait.
  • Dua dokumen langka lainnya yang Griffin punya sudah menjadi bagian dari pameran Crystal Bridges Museum of American Arts di Arkansas.
  • promo

Tahun lalu, CEO Citadel, Ken Griffin, berhasil mengalahkan ConstitutionDAO dalam pelelangan salinan dokumen langka Konstitusi AS. Pada kesempatan kali ini, ia mengemukakan alasan yang memotivasinya untuk melakukan hal tersebut.

Ken Griffin adalah seorang miliarder hedge-fund yang biasanya mengoleksi karya seni Jasper Johns dan Willem de Kooning. Dokumen berharga yang ia menangkan itu menandai kali pertama Griffin mengoleksi dokumen sejenis itu.

Tepat pada tahun lalu, Griffin akhirnya berhasil memenangkan dokumen langka itu. Setelah sukses mengalahkan sebanyak 17.000 anggota ConstitutionDAO. Padahal, decentralized autonomous organization tersebut sudah berusaha menggalang dana sebanyak US$40 juta selama beberapa hari demi memenangkan dokumen itu. Saat itu, Griffin meragukan kemampuan DAO tersebut untuk menjaga dokumen langka itu.

Ketika Griffin mendapatkan salinan itu, karya seni digital memang sedang berada di puncak popularitasnya. Kala itu, sektor ini juga didominasi oleh para kolektor dengan high net-worth (HNW). Sejalan dengan popularitas itu, seorang seniman digital seperti Mike Winkelmann pun telah berhasil meraih kesuksesannya di industri koleksi digital.

Sementara itu, beberapa hari sebelum lelang tersebut berlangsung, investor hedge-fund ini mulai memantau upaya ConstitutionDAO yang mengincar dokumen langka itu. Awalnya, Sotheby’s memprediksi bahwa tawaran tertinggi dalam lelang tersebut adalah US$20 juta. Tapi, setelah ConstitutionDAO mengumpulkan US$40 juta, jumlah itu tampaknya menjadi tawaran tertingginya.

Malangnya, keputusan DAO untuk terlebih dahulu membeberkan nominal angka maksimumnya untuk memenangkan lelang itu, ternyata menjadi bumerang. Sebab, Griffin yang mengetahui jumlah itu akhirnya menghubungi pihak penyelenggara dan memberi penawaran harga lebih tinggi dan akhirnya berhasil memenangkan lelang itu.

Perselisihan antara Griffin dan ConstitutionDAO

Sesuai dengan pernyataan Griffin, ia kemudian menawarkan opsi kepada ConstitutionDAO untuk berkontribusi secara finansial pada pelaksanaan pameran dokumen langka tersebut. Dalam hal ini, Griffin dilaporkan telah menjanjikan “sekeping” NFT bagi setiap individu yang turut berkontribusi dalam upaya penggalangan dana DAO itu. Selain itu, ia juga akan menampilkan dokumen langka itu selama setengah dari total durasi waktu pelaksanaan pameran. Tidak hanya itu, anggota inti dari ConstitutionDAO juga mengungkapkan bahwa Griffin akan memberikan penawaran terkait hak digital dokumen tersebut dengan membayar sejumlah dana (jumlah spesifiknya tidak disebutkan) dari perbendaharaan DAO miliknya. Namun, mereka tidak ingat ketika diberi pilihan untuk memilih tempat di mana pameran akan berlangsung.

AKan tetapi, DAO tersebut pada akhirnya menolak tawaran Griffin. Pasalnya, dana yang ConstitutionDAO kumpulkan itu mereka khususkan untuk menawar salinan dokumen yang gagal mereka dapatkan itu.

Sementara itu, Sotheby sendiri memberikan izin pada DAO untuk turut serta dalam lelang dokumen karena mereka bermitra dengan bursa kripto serta nirlaba yang ikut menawar atas namanya.

Di sisi lain, dokumen langka itu saat ini dipamerkan dalam Crystal Bridges Museum of American Arts di Bentonville, Arkansas, bersama dengan benda bersejarah lainnya. Dua koleksi milik Griffin lainnya, yaitu potret George Washington dari seniman Gilbert Stuart dan salinan dokumen yang terkenal dengan sebutan “Bill of Rights” juga terpampang di museum itu. Selain itu, pengembang real estat Harlan Crow juga memamerkan salinan “Articles of Confederation” miliknya di sana.

Mengaku Bullish pada Ethereum 2.0

Mengingat saat itu Griffin masih kontra pada kriptografi, keputusannya untuk membeli dokumen Konstitusi pun menjadi hal yang mengejutkan. Namun, sejak saat itu juga, pandangannya mulai bergeser. Tepatnya pada bulan November 2017, Griffin mengatakan bahwa Ethereum berpotensi untuk mengungguli Bitcoin. Untuk mendukung pendapatnya itu, ia mengutip besarnya jejak energi dan lambatnya transaksi yang menjadi masalah utama Bitcoin. Menurutnya, Ethereum 2.0 yang akan datang memiliki kapasitas yang mumpuni untuk menjadi raja aset kripto; mengingat pembaruan konsensusnya akan mendatangkan keunggulan berupa transaksi yang lebih cepat dan penggunaan energi yang lebih hemat juga.

Kemudian, ia juga menambahkan bahwa mata uang digital bank sentral (CBDC) berpotensi akan mendisrupsi sektor kripto.

Bagaimana pendapatmu terkait topik ini? Yuk, tulis dan beri tahu kami!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

482684f67f7c6a6c68bb22d21073cef7?s=120&d=wp_user_avatar&r=g
David Thomas
David Thomas lulus dari Universitas Kwa-Zulu Natal di Durban, Afrika Selatan, dengan gelar kehormatan di bidang teknik elektronik. Dia bekerja sebagai insinyur selama delapan tahun, mengembangkan perangkat lunak untuk proses industri di perusahaan spesialis otomasi Afrika Selatan, Autotronix (Pty) Ltd, sistem kontrol pertambangan untuk AngloGold Ashanti, dan produk konsumen di Inhep Digital Security, sebuah perusahaan keamanan dalam negeri yang sepenuhnya dimiliki oleh konglomerat Swedia,...
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori