Lihat lebih banyak

Mengenal Nanovest, Mega Proyek Kripto dengan Utilitas Raksasa di Tanah Air

6 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Nanovest adalah mega proyek buatan anak bangsa yang mendapatkan dukungan dari grup konglomerasi Sinar Mas Group.
  • Mereka telah terdaftar di BAPPEBTI dan memiliki visi untuk menggabungkan kripto dengan traditional finance.
  • Nanovest juga memiliki token bernama NanoByte (NBT).
  • promo

Nanovest merupakan proyek kripto yang menawarkan sejumlah utilitas didukung oleh konglomerasi Sinarmas Group. Mereka punya target untuk menjadi gerbang utama yang menjembatani pengguna kripto dan ekosistem keuangan tradisional (TradFi) di Indonesia.

Menurut data yang dikumpulkan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag), terdapat 11,2 juta investor kripto di Indonesia pada akhir Desember 2021, dibandingkan dengan 3,6 juta investor pada awal 2021.

Sementara itu, transaksi aset kripto mencapai Rp859,4 triliun pada 2021. Angka ini tumbuh 1.224,2% dibandingkan jumlah transaksi aset kripto pada 2020 sebesar Rp64,9 triliun.

Tingkat adopsi kripto di Indonesia yang luas biasa pesat, rupanya turut melecut semangat para punggawa di balik platform investasi Nanovest dan proyek kripto NanoByte (NBT). 

Dukungan Penuh dari Konglomerasi Sinarmas Group

Ecosystem Partners & Backers NanoByte | Situs NanoByte

Baik Nanovest dan NanoByte, mendapat dukungan penuh dari Sinarmas Financial Services Group.

Proyek ini bahkan langsung di bawah komando Fuganto Widjaja yang mengisi posisi Business Lead Advisor. Sosok ini merupakan representasi generasi ketiga Sinarmas Group yang memiliki antusias pada berbagai peluang bisnis di sektor new economy.

Di tengah banyaknya sejumlah pihak yang merilis token crypto, bisa dibilang NanoByte (NBT) merupakan proyek kripto terbesar di Tanah Air pada tahun 2022.

Dan tidak hanya itu, Sinarmas Group mungkin satu-satunya konglomerat di Indonesia yang mendukung secara penuh peluncuran aset digital.

Sebagai catatan, Venturra Capital, bagian dari venture capital (VC) Lippo Group, sebenarnya sempat memimpin putaran pendanaan Seri A untuk crypto exchange Luno pada tahun 2015. Namun pada September 2020, Luno diakuisisi oleh Digital Currency Group. 

Kemudian Pada Desember 2021, Lippo Group dan Luno membentuk usaha patungan yang mengerjakan aset kripto. Sayangnya hingga saat ini, gaungnya masih kurang terdengar dibandingkan dengan pertumbuhan platform Nanovest dan proyek kripto NanoByte (NBT).

Selain itu yang menjadi pembeda, dari proyek kripto ini terlihat bahwa Sinarmas Group merangkul secara nyata adopsi kripto di Indonesia dengan berbagai macam cara. Hal ini jelas menunjukkan bagaimana Nanovest dan NanoByte (NBT) digarap dengan serius serta mendapat dukungan yang besar.

Meski mendapat support penuh, Jovita Widjaja selaku Head of Growth di Nanovest menjelaskan baik NanoVest dan NanoByte (NBT) adalah entitas independen, dan akan mempertimbangkan untuk mengumpulkan pendanaan eksternal di masa depan.

Telah Terdaftar di BAPPEBTI

Nanovest Terdaftar di BAPPEBTI
Nanovest Platform Jual Beli Aset Digital Resmi Terdaftar di BAPPEBTI | Situs Nanovest

Pada 24 Maret 2022, PT Tumbuh Bersama Nano (Nanovest) mengumumkan secara resmi telah terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) sebagai platform yang memfasilitasi transaksi jual beli aset digital.

Hal itu tercantum dalam Sertifikat Pendaftaran Sebagai Calon Pedagang Fisik Aset Kripto Nomor 007/BAPPEBTI/CP-AK/3/2022 tanggal 22 Maret 2022.

BAPPEBTI yang bernaung di bawah Kemendag merupakan regulator yang mengatur tentang perdagangan aset kripto di Indonesia. Pencapaian ini diraih Nanovest setelah mampu memenuhi semua persyaratan dan melewati berbagai proses.

Terdaftarnya Nanovest di BAPPEBTI menegaskan bahwa perusahaan ini telah memenuhi regulasi mengenai aset kripto yang ada di Indonesia dan menjadi fase baru bagi mereka dalam mengeksplorasi potensi kripto yang ada di Indonesia.

CEO Nanovest Hutama Pastika mengatakan capaian ini membuat Nanovest selangkah lebih dekat dalam mendapatkan izin penuh sebagai Pedagang Fisik Aset Kripto.

“Kami berharap hal ini dapat memberi kepercayaan kepada publik serta Nano Squad agar lebih percaya dan tenang dalam melakukan transaksi sekaligus berinvestasi di Nanovest,” ungkap Hutama Pastika.

Menggali Utilitas Platform Nanovest

Utilitas Nanovest | Nanobyte
Utilitas platform Nanovest | Situs Nanovest

Platform Nanovest memungkinkan pengguna untuk berinvestasi dalam saham global, aset kripto, dan juga memiliki fitur transfer uang internal. Versi beta dari aplikasi investasi Nanovest diluncurkan pada November 2021. Sementara itu, NanoByte Token (NBT) adalah proyek token kripto yang dapat digunakan dalam seluruh ekosistem Nanovest.

Untuk fitur saham global, Nanovest bekerja sama dengan Alpaca, jebolan akselerator startup Y Combinator periode Musim Dingin 2019.

Kemudian untuk fitur crypto exchange, Nanovest sejauh ini bermitra secara strategis dengan Tokocrypto. Di sini, Tokocrypto menyediakan backbone bagi para pengguna yang berinvestasi kripto di platform Nanovest. 

Muhammad Yusuf Musa selaku Head of Product (Crypto) di Nanovest menjelaskan bahwa dalam roadmap mereka juga termasuk akan membuat crypto exchange secara independen. Namun, rencana untuk mengembangkan sendiri crypto exchange mungkin tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

Pasalnya, target yang saat ini ingin dikejar platform investasi Nanovest adalah membuat kripto menjadi mainstream di Indonesia. Salah satu caranya dengan memprioritaskan pengembangan fitur dan tampilan yang menarik serta mudah dipahami bagi pengguna yang baru terjun ke dunia kripto.

Ternyata, Nanovest juga menjadi salah satu dari 13 peserta angkatan pertama Tokocrypto Sembrani Blockchain Accelerator (TSBA).

Tokenomics dan Roadmap Proyek NanoByte (NBT)

Jajaran Tim Nanobyte
Jajaran tim NanoByte (NBT) | Situs NanoByte

Proyek NanoByte (NBT) akan memiliki total suplai 10 miliar token NBT dengan rincian sebagai berikut.

Private Sale: 2,5% 

Public Sale / IDO: 0,5% 

Team: 18% 

Foundation: 20% 

Advisors: 4% 

Marketing & Development: 20% 

Strategic Partnership: 20% 

Staking / Liquidity Incentive: 10% 

Community (Refs, Airdrop): 5%

Mekanisme burning token NBT akan dilakukan berdasarkan trading volume. Kira-kira akan dialokasikan 0,01% sampai 0,05% dari trading volume token NBT. 

Menariknya, mekanisme burning ini juga dikombinasikan dengan pendapatan dari adopsi penggunaan lainnya seperti crypto credit card. Adapun buring mechanism akan terus diterapkan hingga total token yang di-burning mencapai 15% dari total suplai token NBT. 

Lalu, setidaknya terdapat 5 roadmap yang dipaparkan dalam NanoByte Whitepaper v1.0 yang terbit pada Februari 2022.

NBT going Multi-Chain. Tidak hanya berfokus pada teknologi blockchain Binance Smart Chain (BSC), proyek NanoByte (NBT) juta akan menuju multi-chain untuk menangkap peluang pertumbuhan di berbagai jaringan blockchain termasuk Ethereum (ETH).

NBT x NFT Community. Proyek NanoByte (NBT) memang belum menjual NFT. Namun, mereka juga akan mendukung pengembangan proyek NFT dan melibatkan komunitas mereka ke depannya. Inisiasi ini termasuk membuat koleksi Nanopet NFT berjumlah 1.000 item hingga membangun metaverse bernama Nanoverse.

NBT Staking. Mereka juga berencana untuk mengaktifkan fitur NBT Staking. Akan terdapat sejumlah mekanisme staking bagi para holder token NBT untuk bisa mendapatkan rewards. Di antaranya termasuk stake NBT selama 6 bulan hingga stake 1 sampai 5 item Nanopet NFT.

NanoByte x Lifestyle. Proyek ini juga ingin token NBT dapat kompatibel di banyak merchant terkemuka berkat kerja sama dengan Star Poin. Ini adalah sebuah loyalty rewards program yang disediakan oleh Sinarmas Financial Services Group. Di Star Poin, terdapat ribuan merchant terdaftar dari berbagai sektor, termasuk F&B, fashion, dan lain sebagainya.

NanoByte x Healthcare. Mereka juga berencana membuat proyek NanoByte (NBT) dapat terhubung dengan penyedia layanan kesehatan. Inisiasi ini dimulai dengan kolaborasi bersama dengan Pyridam Farma, sebuah perusahaan publik yang telah listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kolaborasi ini memungkinkan transaksi menggunakan token NBT.

Mega Project yang Hubungkan Kripto dan TradFi

5 elemen dalam strategi NanoByte (NBT) | Situs NanoByte

Ambisi utama proyek kripto NanoByte (NBT) bertujuan untuk menjadi perantara bagi pengguna kripto dengan ekosistem keuangan tradisional (TradFi) yang didukung sepenuhnya oleh Sinarmas Financial Services Group.

Adapun upaya untuk menjembatani cryptocurrency dan sistem mata uang tradisional/konvensional dengan membuat dompet kripto yang dapat diaktifkan dan diselaraskan dengan produk FIAT seperti e-money, kartu kredit, asuransi, dan sarana investasi lainnya.

Dalam whitepaper NanoByte (NBT) juga dijelaskan bahwa proyek kripto ini telah mengamankan kemitraan dengan berbagai institusi dan pihak lainnya di Indonesia untuk memastikan adopsi penggunaan kripto terbaik kepada pengguna dan berkesinambungan.

Proyek NanoByte (NBT) setidaknya memiliki strategi yang terdiri dari 5 elemen kunci. Dimulai dengan NanoByte Token (NBT) sebagai backbone token itu sendiri. Token NBT nantinya akan mendukung implementasi dalam tiga kasus penggunaan utama.

Pertama, payment-bridge yang berperan sebagai strategi akuisisi pengguna. Kedua, investment-bridge dan financial service-bridge yang mencakup pinjaman, kartu kredit, hingga e-money untuk mendukung mesin pendapatan mereka. 

Terakhir, kemitraan dan ekosistem Nanovest yang didukung Sinarmas Group juga akan memainkan peran besar untuk mencapai target pasar yang lebih luas dan mewujudkan adopsi NanoByte (NBT).

Untuk mengintegrasikan crypto ke TradFi dengan mulus, mungkin juga ada ruang bagi peran e-money dan e-wallet DANA yang baru-baru ini mendapat kucuran investasi sebesar US$225 juta dari Sinarmas Group lewat PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. dan PT Bank Sinarmas Tbk.

Membaca dari situs Nanovest, DANA memiliki potensi dapat berperan dalam NanoTag yang merupakan fitur transfer peer-to-peer (P2P) untuk uang Rupiah dalam ekosistem Nanovest.

Riding the Wave di Tengah Ledakan Tren Kripto

Bulan Maret bisa dibilang salah satu periode paling sibuk bagi dunia kripto di tahun 2022. Di bulan ini kreator Bored Ape Yacht Club (BAYC) yaitu Yuga Labs dan developer MetaMask yaitu ConsenSys sama-sama meraup pendanaan senilai US$450 juta. 

Belum lagi, bintang sepak bola Cristiano Ronaldo menjadi salah satu investor startup NFT FanCraze. Zipmex pun juga meluncurkan inisiasi supermarket bertenaga blockchain di metaverse bersama konglomerat Thailand Central Group.

Seakan tidak ingin ketinggalan, bahkan instant messaging LINE yang terafiliasi dengan SoftBank turut mengumumkan berencana merilis NFT marketplace di Jepang pada April mendatang.

Dengan booming kripto yang masih akan terus terjadi di semua belahan dunia pada tahun 2022, Indonesia secara mengejutkan masih belum memiliki proyek kripto yang tepat dan menjanjikan serta berukuran raksasa.

Memang sudah ada berbagai proyek yang bermunculan di Tanah Air, tetapi tidak ada yang benar-benar menarik dan beberapa di antaranya justru dikhawatirkan dapat menjurus pada skema rug pull.

Karena tim Nanovest dan NanoByte (NBT) mengetahui masih ada kekhawatiran yang muncul di benak para investor kripto di Indonesia, maka masuk akal bagi mereka untuk menunjukkan dukungan penuh yang diberikan oleh Sinarmas Financial Services Group.

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori