Trusted

Merespon Aksi SEC ke Binance dan Coinbase, Robinhood Bisa Saja Delisting SOL, ADA, dan MATIC

4 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Chief Legal Officer (CLO) Robinhood, Daniel Gallagher, mengatakan bahwa pihaknya mengambil pandangan baru pada penawaran kripto di Robinhood.
  • Mereka mengaku secara aktif meninjau analisis regulator AS untuk menentukan, “Tindakan apa, jika ada, yang harus diambil.”
  • Dari 19 aset kripto yang tersedia di Robinhood, ada beberapa yang tercantum dalam gugatan SEC kepada Coinbase dan Binance; termasuk Solana (SOL), Polygon (MATIC), dan Cardano (ADA).
  • promo

Robinhood, platform investasi saham dan kripto yang populer di Amerika Serikat (AS), memiliki pandangan baru tentang penawaran produk kripto mereka usai Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) menggugat Binance dan Coinbase.

Dalam kesaksian di depan Komite Pertanian di DPR AS yang membahas tentang aset digital dan niatan untuk membuat regulasi mengenai industri tersebut, Chief Legal Officer (CLO) Robinhood, Daniel Gallagher, mengatakan bahwa pihaknya mengambil pandangan baru pada penawaran kripto di Robinhood.

Perusahaan yang telah melantai di bursa saham Nasdaq itu mengaku secara aktif meninjau analisis regulator AS untuk menentukan, “Tindakan apa, jika ada, yang harus diambil.”

Robinhood Berpotensi Delisting Daftar Aset Kripto Berikut

Dalam 2 hari terakhir, SEC menggugat Binance yang merupakan crypto exchange terbesar di dunia dan Coinbase yang merupakan crypto exchange utama di AS. SEC dalam gugatannya menjelaskan bahwa sejumlah aset kripto adalah produk sekuritas (efek) yang tidak terdaftar.

Sebagai catatan, Robinhood menawarkan pengguna mereka akses ke daftar aset kripto yang relatif terbatas. Per Januari 2023, diperkirakan ada sekitar 19 aset kripto yang dapat dipilih di Robinhood, dibandingkan dengan ratusan yang ada di Coinbase dan Binance.

Daftar aset kripto yang listing di Robinhood, antara lain:

  1. Aave (AAVE)
  2. Bitcoin (BTC)
  3. Ethereum (ETH)
  4. Ethereum Classic (ETC)
  5. Dogecoin (DOGE)
  6. Litecoin (LTC)
  7. Bitcoin Cash (BCH)
  8. Bitcoin SV (BSV)
  9. USD Coin (USDC)
  10. Cardano (ADA)
  11. Solana (SOL)
  12. Polygon (MATIC)
  13. Shiba Inu (SHIB)
  14. Avalanche (AVAX)
  15. Uniswap (UNI)
  16. Chainlink (LINK)
  17. Stellar Lumens (XLM)
  18. Compound (COMP)
  19. Tezos (XTZ).

Sementara itu dalam gugatan terhadap Binance, SEC mencatat sejumlah aset kripto yang mereka golongkan sebagai sekuritas, seperti native token Binance (BNB), stablecoin BUSD yang diterbitkan Paxos bersama Binance, SOL, ADA, MATIC, Filecoin (FIL), Cosmos Hub (ATOM), The Sandbox (SAND), Decentraland (MANA), Algorand (ALGO), Axie Infinity (AXS), dan Coti (COTI).

Sedangkan dalam gugatan terhadap Coinbase, SEC mencatat sejumlah aset kripto yang termasuk sekuritas, meliputi SOL, ADA, MATIC, Filecoin (FIL), SAND, AXS, Chiliz (CHZ), Flow (FLOW), Internet Computer (ICP), Near Protocol (NEAR), Voyager Token (VGX), Dash (DASH), dan Nexo (NEXO).

Artinya, ada sejumlah aset kripto yang ditawarkan di Robinhood, termasuk SOL, Cardano, dan MATIC, yang dianggap oleh SEC sebagai sekuritas dan bukan komoditas. Terkait hal ini, pihak Robinhood artinya dapat melakukan delisting terhadap sejumlah aset kripto yang disebutkan dalam tuntutan hukum SEC terhadap Binance dan Coinbase.

Soroti Keterbukaan Informasi pada Proyek Kripto

Robinhood memang memiliki lisensi brokerdealer secara legal di AS. Akan tetapi, Daniel Gallagher tidak berpikir bahwa pihaknya dapat menggunakannya untuk memperdagangkan aset kripto yang disebut sebagai sekuritas tidak terdaftar oleh SEC.

Kurangnya standar pengungkapan untuk investasi sekuritas lainnya dari proyek-proyek kripto tersebut dinilai akan menghalangi pencatatan ulang (relisting) dari aset kripto terkait.

“Pengungkapan wajib [atau keterbukaan informasi yang umumnya ada di pasar saham] dalam dunia aset digital tidak ada,” kata Daniel Gallagher ketika ditanya bagaimana investor ritel dapat memahami apa yang mereka beli saat berinvestasi di kripto.

Sebagai informasi, pernyataan dari Daniel Gallagher, bersama sejumlah pihak lainnya termasuk CLO Coinbase, Paul Grewal, bersaksi di depan DPR AS dalam rangka menyusun regulasi kripto, termasuk menentukan dengan tepat apa yang harus diungkapkan untuk calon investor kripto.

“Beberapa investor ingin melihat ukuran kuantitatif, seperti mengevaluasi dari arus kas proyek kripto. Beberapa ingin melihat aspek kualitatif, seperti siapa tim manajemennya, siapa yang membentuk proyek ini, apa yang mereka lakukan, di jaringan blockchain mana, dan apakah itu dapat [digunakan untuk] staking?” jelas Gallagher.

Debat Cara Pengungkapan Informasi di Proyek Kripto

Sementara itu, ada anggota DPR AS yang terdengar skeptis tentang bagaimana pengungkapan informasi dapat bekerja dengan proyek kripto. 

John Duarte, anggota DPR AS dari Partai Republik, membandingkan kripto dengan ‘perusahaan akuisisi tujuan khusus’ (SPAC) yang turut telah menjadi sasaran kritik karena kurangnya pengungkapan dan memberikan hasil yang buruk bagi investor ritel.

“Jadi ‘kami tidak tahu apa yang kami ungkapkan [sebagai proyek kripto], tetapi kami akan mengungkapkan sesuatu. Ini bukan pendapatan, bukan strategi bisnis, ini hanya sesuatu,’” ungkap John Duarte membayangkan dirinya dari sisi pengusung proyek kripto.

Dia lantas menggunakan sudut pandang investor secara kritis untuk bertanya, “Apa keunggulan kompetitif Anda [sebagai proyek kripto], apa proposisi nilai unik Anda, apa strategi bisnis Anda, apa yang akan Anda lakukan lebih baik daripada yang belum dilakukan entitas lain, sumber daya apa yang Anda miliki, dan apa kumpulan bakat Anda?”

Dari narasi yang dibentangkan oleh John Duarte, dia ingin bilang bahwa, “Saya tidak melihat bagaimana semua itu cocok untuk menggambarkan bagaimana kami menghargai nilai dari sebuah aset kripto.”

Sementara itu, Christopher Giancarlo, mantan Komisaris dan Ketua Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC) yang sekarang menjadi penasihat senior di firma hukum Willkie Farr & Gallagher dan terlihat pro terhadap industri kripto, punya pendapat berbeda.

Dia percaya bahwa perusahaan analisis blockchain seperti Chainalysis mungkin dapat memberikan analisis yang cukup bagi investor daripada pengungkapan keuangan yang dikeluarkan saat aset kripto baru ditawarkan kepada publik.

“Tidak ada pengungkapan dari pihak pusat. Mereka mengandalkan pihak ketiga untuk menyediakan banyak kumpulan data itu,” urai Christopher Giancarlo.

Dia menerangkan bahwa regulator tidak harus menggunakan formulir lama untuk berpikir bahwa perlu ada seseorang di pusat yang mengeluarkan pengungkapan informasi.

Christopher Giancarlo menambahkan, “Akan ada pihak ketiga yang maju untuk memberikan analisis yang sangat baik sehingga orang-orang yang berinvestasi dalam aset kripto akan melihatnya ke sana.”

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori