Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) mendakwa 11 orang terkait dugaan kasus Ponzi Forsage. Dalam penjelasannya, para terdakwa terlibat dalam proses pengumpulan dana dan promosi skema piramida berbasis kripto senilai lebih dari US$300 juta dari jutaan investor ritel di seluruh dunia.
Forsage sendiri merupakan proyek terdesentralisasi yang awalnya dibangun di dalam jaringan Ethereum. Platform tersebut mengklaim menggunakan sistem smart contract untuk bisa mendapatkan aset kripto.
Seiring perkembangannya, Forsage juga mengoperasikan platform miliknya di blockchain TRON dan Binance. Platform tersebut juga sudah memiliki basis pengguna yang mapan. Dengan lebih dari 2 juta pengguna yang tersebar di lebih dari 200 negara, omzet yang sudah dikumpulkan Forsage mencapai lebih dari US$1 miliar.
Meski terlihat meyakinkan, skema bisnis yang Forsage jalankan ternyata palsu. Komisi yang bertanggung jawab terhadap investasi di AS tersebut menemukan fakta bahwa Forsage menjalankan skema Ponzi berkedok kripto.
Belasan orang yang menjadi terdakwa diduga terlibat dalam mekanisme bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Misalnya, mengampanyekan program member get member yang memungkinkan investor mendapatkan keuntungan dengan merekrut orang lain dalam skema tersebut.
Selain tu, Forsage juga diduga menggunakan aset dari investor baru untuk membayar keuntungan investor sebelumnya, yang merupakan ciri khas dari skema Ponzi.
Kepala Unit Aset dan Cyber Kripto SEC, Carolyn Welshhans, mengatakan dalam pengaduan, Forsage merupakan skema piramida yang melakukan penipuan. Platform tersebut diluncurkan dalam skala besar dan dipasarkan dengan agresif pada investor.
“Penipu tidak bisa menghindari Undang-Undang Sekuritas Federal, meskipun mereka memfokuskan skemanya pada kontrak pintar dan blockchain,” jelasnya.
- Baca juga: Co-founder MetaMask: Kami Tidak Dapat Menghentikan Orang Membuat Skema Ponzi di Blockchain
Pendiri Forsage Sempat Tinggal di Indonesia
Dari 11 orang yang diadukan, 4 pendiri Forsage juga masuk dalam daftar tersebut. Mereka diketahui pernah tinggal di Rusia, Georgia, dan Indonesia. Adalah Valadimir Ohkotnikov, Jane Doe alias Lola Ferrari, Mikhael Sergeev dan Sergey Maslakov yang menjadi otak dalam pendirian platform Forsage.
Selain itu, muncul juga nama Cheri Beth Bowen, Ronald R Deering, Samuel D Ellis, Ky Mark F Hamlin, Carlos L Martinez, Alisha R Shepperd, Fla, dan Sarah L Theissen yang masuk dalam daftar pengaduan.
Dua terdakwa, yakni Ellis dan Theissen, tidak menyangkal tuduhan yang dilayangkan. Bahkan, keduanya setuju untuk menyelesaikan tuduhan dan dilarang melakukan pelanggaran di masa depan.
“Ellis juga setuju untuk membayar disgorgement dan hukuman perdata. Sementara Theissen akan diminta untuk melakukan hal yang sama. Semua proses tunduk pada persetujuan pengadilan,” jelas keterangan SEC.
- Baca juga: Laporan FTC: Konsumen AS Derita Kerugian Rp14,45 T akibat Penipuan Berkedok Cryptocurrency
Ini Skema yang Dijalankan
Dalam laporan litigasi SEC disebutkan bahwa Forsage tidak menjual produk aktual apapun yangdapat digunakan oleh pelanggan. Platform tersebut justru dikatakan tidak memiliki sumber pendapatan yang jelas, lantaran langkah yang dilakukan adalah dengan mengajak orang lain untuk turut serta dalam skema yang dijalankan.
Agar bisa berpartisipasi, investor harus membuat dompet kripto dan kemudian membeli “slot” dalam smart contract Forsage. Dengan begitu, investor tersebut sudah memiliki hak untuk mendapatkan kompensasi dari pihak lain yang berhasil diajak masuk dalam skema tersebut.
Selain itu, investor juga akan mendapatkan bagi hasil pembayaran yang dikenal dengan istilah spillover, yakni ketika investor membeli slot dan sebagian dari investasi itu diarahkan untuk upline-nya. Dengan begitu, semua pembayaran kepada investor sebelumnya dilakukan menggunakan dana yang diterima dari investor yang akan masuk.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.