Lihat lebih banyak

Mining Difficulty Cetak ATH Baru, Miner Bitcoin Makin Sulit Mengais Profit

3 mins
Oleh Rahul Nambiampurath
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Menambang Bitcoin kini tidak semenguntungkan dulu lagi. Parahnya, sekarang semakin banyak perusahaan tambang Bitcoin yang mulai menyatakan kebangkrutan atau mempertimbangkan tutup.
  • Melonjaknya biaya listrik, terpaan inflasi, dan juga ancaman resesi turut menjadi pengaruh kuat bagi dinamika profitabilitas penambangan BTC.
  • Harga year-to-date saham-saham perusahaan penambangan semuanya telah anjlok, dan kondisi ini kemungkinan akan terus berlanjut sampai situasinya kembali membaik.
  • promo

Semakin ke sini, para miner Bitcoin semakin sadar bahwa menambang BTC sudah tidak lagi menguntungkan. Bahkan, banyak dari perusahaan-perusahaan ini berada di bawah tekanan karena biaya listrik yang meroket, terpaan inflasi, hingga ancaman resesi.

Karena terkendala biaya yang sudah terlampau tinggi tersebut, akhirnya menambang Bitcoin menjadi aktivitas yang sulit bagi para miner. Sebagai konsekuensinya, hashrate jaringan diperkirakan akan turun karena miner sudah tidak dapat lagi menghasilkan keuntungan. Apalagi, perihal menutup kerugian mereka dengan biaya semahal saat ini.

Selama beberapa bulan terakhir ini, sejumlah miner Bitcoin telah diterpa berbagai macam tekanan finansial. Di antara perusahaan miner tersebut termasuk Core Scientific, Argo, Compute North, dan Iris Energy.

Sementara itu, Luxxfolio baru-baru ini memberikan update terbaru terkait operasi bisnis mereka. Dalam update tersebut, pihaknya membahas tentang tekanan yang dihadapi industri penambangan bitcoin secara umum. Miner tersebut mengungkapkan bahwa bisnisnya sudah tidak bisa lagi mendatangkan profit, bahkan ketika mereka sudah membayar beberapa utangnya dan berpindah ke penambangan imersif yang biayanya lebih rendah. Lalu yang tidak kalah penting, pihak Luxxfolio juga menyebutkan bahwa jika perusahaannya tidak bisa menemukan mitra atau pembeli bagi operasi penambangannya di New Mexico, maka mereka terpaksa harus mempertimbangkan untuk menutup operasi bisnisnya secara permanen.

Selain itu, Iris Energy juga sedang dalam tekanan luar biasa. Sejalan dengan itu, update yang mencakup informasi finansialnya mengungkapkan bahwa keadaan bisnisnya sangat terpuruk. Mereka menjelaskan bahwa,

“Peralatan tertentu (seperti miner Bitcoin) yang dimiliki oleh unit [yang] bertujuan khusus saat ini menghasilkan arus kas yang tidak mencukupi untuk memenuhi kewajiban pembayaran utang [mereka] masing-masing, dan nilai pasar mereka saat ini jauh di bawah jumlah pokok pinjaman yang relevan. [Namun,] diskusi [tentang] restrukturisasi dengan pemberi pinjaman terus dilakukan.”

Kondisi finansial yang menimpa bisnis-bisnis penambangan ini juga mampu mencerminkan seberapa kritis kesulitan yang sedang dialami oleh industri penambangan secara umum. Di sisi lain, para investor juga mulai khawatir mengenai potensi berkurangnya tingkat hashrate.

Hash Rate BTC Terancam Anjlok

Nyatanya, baik dari segi tingkat mining difficulty maupun hashrate Bitcoin, keduanya tercatat telah mencapai titik tertingginya sepanjang masa (ATH) pada bulan Oktober lalu. Hal ini pastinya merupakan sebuah kabar baik, pasalnya hashrate yang lebih tinggi adalah indikator bahwa keamanan di jaringan juga meningkat. Akan tetapi, kegembiraan itu ternyata tidak berlangsung lama.

Bitcoin miners were optimistic about ath hashrates in October
Hashrate BTC | Sumber: Blockchain.com

Oleh karena aktivitas penambangan Bitcoin sudah tidak lagi menguntungkan, maka kemungkinan akan semakin banyak perusahaan-perusahaan memutuskan untuk menutup bisnisnya. Bayangkan saja, saat ini, biaya untuk menambang 1 BTC ada pada kisaran US$19.300. Maka tidak heran, dalam lingkungan ekonomi saat ini, jumlah itu tentu saja bukanlah harga yang terjangkau.

Tarif listrik atau energi pada tahun 2022 ini juga melejit, sehingga kondisi ini sangat berpengaruh terhadap perlambatan industri penambangan. Terlebih lagi, ada juga faktor inflasi serta resesi global yang mengancam industri secara global.

Harga Saham Perusahaan Penambang Bitcoin Juga Ambrol

Perbandingan saham penambangan Bitcoin (YTD): Nasdaq

Sementara itu, saham-saham perusahaan penambangan Bitcoin juga sangat terpengaruh akibat hal ini. Sebagai buktinya, Hut8 telah turun 73% dalam year-to-date (YTD), sementara Canaan telah anjlok 44%. Di sisi lain, perusahaan lain yang mengalami penurunan drastis yaitu Bitfarms, dengan penurunan sebanyak 82%, Riot Blockchain sebanyak 73%, dan Hive sampai merugi 77% YTD. Hal yang sama terjadi pada blockchain Argo yang telah turun hingga 90%.

Fenomena anjloknya harga saham di seluruh sektor ini mampu secara jelas menunjukkan bahwa periode bear market memang berdampak hebat pada perusahaan penambangan Bitcoin berskala besar.

Bagaimana pendapat Anda tentang kondisi perusahaan-perusahaan miner Bitcoin saat ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori