Lihat lebih banyak

Sebelum Kerajaan Kripto SBF Hancur, Karyawan FTX sudah Tahu Alameda Punya Backdoor Rahasia

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Beberapa karyawan FTX di AS ternyata mengetahui ‘adanya backdoor’ yang digunakan Alameda Research untuk menarik miliaran USD dana pelanggan.
  • Temuan itu dilaporkan kepada Nishad Singh, co-lead engineer FTX, beberapa bulan sebelum keruntuhan FTX Group. Namun, masalah tersebut tidak pernah terselesaikan.
  • Backdoor ini setidaknya memungkinkan Alameda memiliki saldo negatif sebanyak US$65 miliar di FTX.
  • promo

Beberapa karyawan FTX yang berbasis di Amerika Serikat (AS) ternyata mengetahui ‘adanya backdoor’ atau pintu belakang rahasia di crypto exchange itu yang digunakan Alameda Research untuk menarik miliaran dolar AS (USD) dana pelanggan.

Berdasarkan laporan WSJ pada hari Kamis (5/10), temuan itu dilaporkan kepada Nishad Singh, co-lead engineer FTX, beberapa bulan sebelum keruntuhan FTX Group. Namun, masalah tersebut tidak pernah terselesaikan.

Sebagai catatan, pengguna normal FTX menjalani proses likuidasi otomatis ketika aset jaminan mereka dijual jika nilai saldo mereka turun di bawah nol karena memasang posisi long atau short yang salah arah. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Alameda.

Pihak yang menemukan keganjilan itu adalah tim yang bekerja untuk LedgerX, bursa derivatif kripto yang diakuisisi FTX pada tahun 2021.

Temuan itu diketahui saat mereka sedang memeriksa apakah kode dari bursa utama FTX internasional yang berbasis di Bahama dapat digunakan di AS.

Adapun tim LedgerX menemukan beberapa praktik bermasalah mengenai cara FTX mengelola risiko dan menangani likuidasi, termasuk kemampuan Alameda untuk memiliki saldo negatif dan pengecualiannya dari prosedur likuidasi otomatis normal.

Backdoor ini setidaknya memungkinkan Alameda memiliki saldo negatif sebanyak US$65 miliar di FTX.

Terungkap pada Mei 2022

Sumber-sumber WSJ bercerita bahwa Jim Outen, karyawan LedgerX, pada 5 Mei 2022 mengatakan, “Hanya ingin menunjukkan, saat ini ada beberapa tempat di basis kode yang memungkinkan Alameda mendapat perlakukan khusus dalam satu atau cara lain.”

Atasan Jim Outen, yaitu Julie Schoening, selaku Chief Risk Officer LedgerX, menjawab, “Ada aturan yang tidak terlalu kaku di bursa luar negeri. Namun, ya, kita harus membereskan hal-hal semacam ini.”

Julie Schoening lantas menyampaikan kekhawatiran itu kepada CEO LedgerX, Zach Dexter. Kemudian, masalah tentang Alameda yang kebal dari likuidasi otomatis di FTX didiskusikan dengan Nishad Singh.

Zach Dexter percaya bahwa masalah telah diperbaiki setelah Nishad Singh menghapus sebagian kode.

Menariknya, Julie Schoening lantas dipecat pada Agustus 2022, di tengah anggapan bahwa dia telah membuat bosnya kesal karena menyoroti masalah tersebut.

Miami International Holdings, pemilik baru LedgerX sejak awal tahun ini, mengaku kepada WSJ bahwa, “Setelah penyelidikan internal menyeluruh, LedgerX tidak menemukan bukti bahwa ada karyawan yang mengetahui adanya kode yang dilaporkan itu, yang memungkinkan Alameda mengambil aset pelanggan FTX, dan dengan tegas menyangkal tuduhan sebaliknya.”

Alameda Benar-benar Punya Akses Istimewa ke FTX

Informasi ini datang di tengah momen awal-awal persidangan Sam Bankman-Fried (SBF), pendiri dan mantan CEO FTX, yang mulai digelar pada 3 Oktober lalu.

SBF sampai saat ini masih mengaku tidak bersalah atas semua tuduhan yang dilayangkan kepadanya.

Adapun Nishad Singh yang telah mengaku bersalah diperkirakan akan memberikan kesaksian melawan mantan bosnya itu.

Perlu diingat, Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS Pada 28 Februari lalu menuntut Nishad Singh atas perannya dalam skema tahunan untuk menipu investor ekuitas (saham) di FTX.

Menurut gugatan SEC, Nishad Singh membuat kode software yang memungkinkan dana pelanggan FTX dialihkan ke Alameda.

Di sisi lain, eksekutif FTX itu mengeklaim kepada investor bahwa FTX adalah platform perdagangan kripto yang aman dengan langkah-langkah mitigasi risiko canggih untuk melindungi aset pelanggan dan Alameda hanyalah pelanggan lain tanpa hak istimewa.

Gugatan SEC menuduh bahwa Nishad Singh mengetahui atau seharusnya mengetahui bahwa pernyataan tersebut salah dan menyesatkan. Dakwaan turut menuduh bahwa Nishad Singh adalah peserta aktif dalam skema untuk menipu investor FTX.

Mundur pada 13 Januari lalu, tim manajemen baru yang mengelola kebangkrutan FTX Group mengatakan bahwa SBF memerintahkan Gary Wang, co-founder dan mantan Chief Technology Officer (CTO) FTX, untuk membuat backdoor. Hal itu memungkinkan Alameda meminjam US$65 miliar dana pelanggan FTX tanpa izin mereka.

Selain Nishad Singh, Gary Wang bersama mantan CEO Alameda, Caroline Ellison, pada 21 Desember 2022 telah mengaku bersalah atas peran mereka dalam skandal FTX dan setuju untuk bekerja sama dengan penegak hukum. Tidak hanya itu, Ryan Salame, mantan co-CEO FTX Digital Markets (FDM), pada 7 September lalu juga telah mengaku bersalah.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori