Trusted

Pasar sedang Bearish, Kaum “Sultan” Malah Cari Potensi Cuan di Kripto

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Dalam riset dari deVere Group, terungkap banyak investor yang masuk kategori high net worth (HNW) justru sedang keranjingan aset kripto.
  • Hal tersebut menjadi anomali. Green mengungkapkan bahwa biasanya investor yang masuk dalam golongan berpenghasilan tinggi itu cenderung konservatif dalam menghadapi pergolakan pasar.
  • Menariknya, CEO JPMorgan Chase justru berpandangan bahwa aset kripto hanyalah pengalih perhatian dan objek penipuan yang dibesar-besarkan.
  • promo

Sepanjang tahun 2022 kemarin, kapitalisasi pasar aset kripto terjun hingga 64,43%, menghapus lebih dari US$1,5 triliun dalam kurun waktu 1 tahun. Gejolak pasar tersebut ternyata tidak membuat semua investor kabur. Karena dalam riset yang dikeluarkan oleh konsultan keuangan global, deVere Group malah terungkap banyak investor yang masuk dalam kategori sangat kaya atau high net worth (HNW) justru sedang keranjingan akan aset kripto.

Mereka yang tergolong sebagai kalangan miliuner itu sepertinya ingin memanfaatkan momentum pasar untuk meraup cuan kala harga aset kripto mulai terkerek naik di kemudian hari. Dalam riset yang melibatkan klien perusahaan, terungkap bahwa 82% di antaranya sedang berupaya mendapatkan konsultasi terkait kripto.

Menariknya, mereka yang tertarik justru investor yang memiliki kekayaan bersih jumbo,yang berkisar di angka Rp18,5 miliar sampai Rp92,68 miliar atau 1 juta pounds sampai 5 juta pounds. Founder sekaligus Chief Executive Officer (CEO) deVere, Nigel Green, mengungkapkan kinerja pasar kripto pada tahun 2022 merupakan fase terburuk sejak 2018, ketika Bitcoin (BTC). yang merupakan jawara di dunia kripto, ambruk 75%.

“Penurunan harga terjadi karena investor mengurangi investor mengurangi eksposurnya terhadap aset berisiko. Kekhawatiran akan inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat menjadi salah satu penyebabnya,“ jelas Green.

Namun, optimisme muncul. Saat pasar yang sejatinya dalam keadaan berdarah justru memantik rasa ingin tahu dari kalangan yang tak biasa, kebanyakan investor tajir tersebut malah ingin meningkatkan eksposurnya terhadap kripto.

Hal tersebut menjadi anomali. Green mengungkapkan bahwa biasanya investor yang masuk dalam golongan berpenghasilan tinggi itu cenderung konservatif dalam menghadapi pergolakan pasar. Mereka umumnya memilih untuk membenamkan dananya di aset yang lebih memiliki risiko mini untuk menjaga nilai kekayaannya.

“Investor kaya sepertinya sudah memahami bahwa mata uang digital adalah proyek masa depan, dan mereka tidak ingin tertinggal di masa lalu,“ tambah Green.

Institusi Global Dorong Kepercayaan Diri Para Investor Kripto Kalangan Atas

Masuknya para raksasa keuangan yang ada di kancah global ke sektor kripto juga memupuk rasa percaya diri golongan kaya. Karena dalam survei terungkap bahwa mereka melihat adanya lompatan minat yang konsisten dari investor institusional.

Seperti JPMorgan, BlackRock dan New York Bank Mellon yang dalam keadaan bearish sekalipun masih terus memberikan eksposur kripto kepada kliennya. Fakta tersebut membuat para investor kaya optimistis bahwa aset kripto akan segera menyudahi musim dinginnya dalam beberapa tahun ke depan.

Green menuturkan, sejak pergantian tahun, bitcoin sudah naik lebih dari 40%. Hal itu juga tentunya tidak luput dari pantauan para investor yang memang ingin membangun kekayaannya untuk masa depan.

“Jika golongan kaya sudah menunjukkan minat yang sangat besar pada bear market, maka jika kondisi pasar terus membaik, mereka akan menjadi yang pertama memanfaatkan bull run di masa yang akan datang,“ tambahnya.

Pandangan Berseberangan dari Bos JPMorgan

Chief Executive Officer (CEO) JPMorgan Chase, Jamie Dimon, dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos malah berpandangan sebaliknya. Dia menganggap bahwa aset kripto hanyalah pengalih perhatian dan objek penipuan yang dibesar-besarkan.

Namun, pandangan tersebut berbeda untuk blockchain. Teknologi yang ada di belakang kemampuan aset kripto itu disebut Dimon bisa digunakan untuk mendukung sistem pembayaran. JPMorgan sendiri memang sudah menggunakannya untuk transaksi repo intraday, untuk memindahkan uang.

Selain itu, JPMorgan juga sudah menggunakan mata uang kriptonya sendiri, yang bernama JPM Coin, untuk mendukung transaksi keuangan internalnya.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori