Lihat lebih banyak

JPMorgan Sebut Investor Institusional Tidak Tertarik dengan Kripto, Benarkah Demikian?

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Jared Gross dari JPMorgan Asset Management mengatakan investor institusional dinilai masih menjauh dari pasar kripto karena volatilitasnya.
  • Gross percaya bahwa sebagian besar investor institusional saat ini bernapa lega, karena mereka tidak terjun ke pasar kripto yang tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat.
  • Meski demikian, sejumlah pihak lainnya di TradFi nyatanya masih tertarik dengan kripto. Misalnya, BNY Mellon dan Golman Sachs.
  • promo

Para investor institusional besar dinilai masih menjauh dari market kripto karena volatilitas kelas aset ini menimbulkan tantangan bagi pengelola dana investasi. Pernyataan ini disampaikan oleh Jared Gross, yang merupakan kepala strategi portofolio institusional di JPMorgan Asset Management.

Dalam pernyataan kepada Bloomberg, Jared Gross mengatakan, “Sebagai kelas aset, kripto secara efektif tidak ada untuk sebagian besar investor institusional besar. Volatilitasnya terlalu tinggi, kurangnya return intrinsik yang dapat Anda tunjukkan membuatnya sangat menantang.”

Jared Gross percaya bahwa sebagian besar investor institusional saat ini bernapa lega karena mereka tidak terjun ke market kripto yang tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat.

Bear market turut mengakhiri gagasan bahwa Bitcoin (BTC) dapat menjadi bentuk emas digital atau berfungsi sebagai hedging atau lindung nilai dari inflasi.

Memang ada benarnya, 2022 merupakan tahun penurunan dramatis bagi market kripto. Berdasarkan data CoinGecko, total market cap atau kapitalisasi kripto secara keseluruhan anjlok dari di atas US$2 triliun pada awal tahun, menjadi di kisaran US$800 miliar pada akhir tahun 2022.

Minat Investor Institusional terhadap Kripto Tetap Ada

Meskipun kripto masih berpotensi dapat ditinggalkan dari banyak portofolio para investor institusional, sejumlah pihak lainnya di dunia keuangan tradisional (TradFi) nyatanya masih tertarik dengan kripto.

Bank tertua Amerika Serikat (AS), BNY Mellon, terus menunjukkan ketertarikan dengan menyediakan layanan penyimpanan dan transfer kripto. Kemudian, bank asal Prancis Société Générale telah menerima persetujuan dari regulator setempat sebagai penyedia layanan aset digital pada September lalu.

Masih pada September lalu, Nasdaq, operator equity exchange terbesar kedua di AS berdasarkan market cap, mengumumkan bahwa mereka meluncurkan Nasdaq Digital Assets yang merupakan sebuah unit bisnis baru yang akan memperkuat ekosistem aset digital mereka.

Tidak berhenti sampai di sana, Goldman Sach, yang merupakan salah satu raksasa bank investasi dan jasa keuangan multinasional asal AS, menggandeng MSCI dan Coin Metrics dalam merilis klasifikasi untuk analisis kripto pada November lalu.

Menurut studi investor institusional yang disponsori oleh Coinbase dan terbit pada 22 November lalu, terlepas dari sentimen bear market, sebanyak 62% investor institusional telah meningkatkan alokasi investasi kripto mereka. Berdasarkan survei itu, hanya ada 12% investor institusional yang memilih untuk mengurangi kepemilikan aset kripto mereka.

Manajer Investasi Dana Pensiun di Amerika Utara Tetap Bullish pada Kripto

Pandangan Goldman Sachs Mengenai Kripto

Pada 6 Desember lalu, Goldman Sachs dikabarkan berencana menghabiskan puluhan juta dolar AS (USD) untuk membeli atau berinvestasi di sejumlah perusahaan kripto setelah jatuhnya valuasi crypto exchange FTX dan mengurangi minat investor.

Head of Digital Asset Goldman Sachs, Mathew McDermott, menjelaskan bahwa bank-bank besar di dunia TradFi melihat peluang untuk mengambil bisnis yang terkait dengan kripto dengan harga yang jauh lebih masuk akal.

Menurutnya, kehancuran kerajaan kripto Sam Bankman-Fried (SBF) telah meningkatkan kebutuhan akan pelaku industri kripto yang lebih terpercaya dan teregulasi. Di tengah crypto winter yang diperparah hancurnya kerajaan kripto SBF, volume perdagangan di Goldman Sachs justru meningkat karena investor berusaha untuk melakukan trading dengan rekanan yang diatur dan dikapitalisasi dengan baik.

“Hal yang meningkat adalah jumlah lembaga keuangan yang ingin berdagang dengan kami. Saya menduga beberapa dari mereka berdagang dengan FTX, tetapi saya tidak bisa mengatakannya dengan pasti,” ungkap Mathew McDermott.

Dalam kesempatan berbeda, CEO Goldman Sachs, David Solomon, pada 10 November lalu mengatakan bahwa Meski dia memandang kripto sebagai sangat spekulatif, dirinya melihat banyak potensi dalam teknologi yang mendasarinya karena infrastrukturnya menjadi lebih formal.

Pandangan BlackRock tentang Kripto

CEO BlackRock, Larry Fink, mengatakan pada 30 November lalu bahwa tampaknya telah terjadi perilaku buruk dari FTX yang sekarang bangkrut. Namun, dia percaya bahwa teknologi di balik kripto relevan untuk masa depan.

“Saya percaya generasi berikutnya untuk market dan generasi berikutnya untuk sekuritas (efek) akan menjadi tokenisasi sekuritas (efek),” jelas CEO dari salah satu perusahaan manajer investasi terbesar di dunia itu.

Sebagai informasi, BlackRock telah melakukan sejumlah aksi di dunia kripto. Beberapa hal yang telah dilakukan BlackRock termasuk menggandeng Coinbase untuk membuka akses perdagangan kripto bagi nasabah institusional. Selain itu, BlackRock pun telah meluncurkan Bitcoin Spot Private Trust, serta merilis ETF blockchain dan ETF terkait metaverse.

Bagaimana pendapat Anda tentang pandangan JPMorgan terkait investor kripto skala institusional? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori