Lihat lebih banyak

Ternyata Inilah Alasan Visa dan Mastercard Tahan Ekspansi di Sektor Kripto

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Visa dan Mastercard memutuskan menahan laju ekspansi di industri kripto tahun ini.
  • Kondisi pasar kripto yang masih jatuh dan aturan yang belum jelas disebut menjadi alasan utama.
  • Kendati demikian, Visa mengaku strategi perusahaan tidak berubah. Sementara itu, Mastercard mengatakan bakal berfokus pada pemanfaatan teknologi blockchain.
  • promo

Visa dan Mastercard, dua raksasa di industri pemrosesan pembayaran global, memutuskan untuk menahan laju ekspansinya di industri kripto pada tahun ini. Jatuhnya pasar aset digital di tahun lalu, yang diperparah dengan kegagalan crypto exchange FTX, menjadi alasan utama bagi dua perusahaan keuangan tradisional tersebut untuk menunda peluncuran layanan ataupun kerja sama berkaitan dengan kripto.

Sepanjang tahun 2022 kemarin pasar aset digital memang terlihat sangat menantang. Kala itu, kapitalisasi pasar kripto ambruk 64,43% dan langsung menghapus lebih dari US$1,5 triliun dalam waktu 12 bulan. Belum lagi, kasus keruntuhan FTX semakin memperparah situasi pasar kripto tahun lalu. Hal tersebut lantas membuat regulator keuangan di hampir tiap negara bekerja lebih keras untuk masuk dan mengatur salah satu kelas aset berisiko tersebut.

Menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut, kondisi itulah yang akhirnya membuat Visa dan Mastercard memutuskan menunda peluncuran layanan dan produk kripto. Mereka ingin menunggu sampai kondisi pasar membaik dan lingkungan peraturan benar-benar stabil. Sepertinya, terdapat kekhawatiran bahwa rencana aturan yang tengah digodok bakal mempersempit inovasi lantaran dibuat secara situasional.

“Kegagalan profil tinggi yang terjadi baru-baru ini memperlihatkan bahwa perjalanan kripto untuk menjadi bagian dari alat pembayaran utama dan layanan keuangan masih sangat panjang,” jelas juru bicara Visa.

Strategi Tidak Berubah

Meskipun mengaku bakal mengendurkan langkahya di industri aset digital, bukan berarti fokus Visa juga berubah. Menurut sumber, kondisi tersebut sama sekali tidak akan mengubah strategi perusahaan. Artinya, kepercayaan Visa terhadap aset kripto masih tinggi.

Sementara itu, juru bicara Mastercard menuturkan bahwa perusahaan bakal terus fokus pada teknologi blockchain dan penerapannya pada sektor tertentu. Tujuannya adalah untuk bisa menyelesaikan masalah yang ada di sistem keuangan dan menekan efisiensi dalam sistem pembayaran.

Juru bicara Mastercard menegaskan penundaan peluncuran layanan baru tidak berhubungan dengan bisnis inti kripto itu sendiri, melainkan lebih kepada kepastian aturan dan lemahnya minat pasar akibat volatilitas.

Terkait keputusan dari Visa dan Mastercard tersebut, Ketua dan Anggota Pengelola Great Hill Capital, Thomas Hayes, menjelaskan mereka (perusahaan pemroses pembayaran) tidak bisa dan tidak boleh bergerak maju sampai ada kerangka aturan yang jelas.

Mastercard Dukung Kripto

Sejak beberapa tahun ke belakang, Mastercard sudah berkomitmen untuk mendukung aset kripto dalam jaringan pembayarannya. Hal itu disandarkan pada semakim banyaknya pengguna yang memanfaatkan kartu kredit yang didukung kripto untuk membeli aset dan mengubahnya menjadi mata uang fiat untuk bertransaksi.

Pada tahun 2020, perusahaan menggandeng Wirex untuk memfasilitasi transaksi kripto menggunakan kartu nirsentuh. Tidak berhenti sampai di situ, Mastercard juga menjalin kerja sama dengan Bitpay.

Selain itu, Mastercard juga sempat menggandeng Nexo untuk meluncurkan kartu kredit berbasis kripto. Dalam skema tersebut, aset kripto yang dimiliki pengguna dijadikan jaminan atas transaksi yang dilakukan. Lalu, pengguna bisa membelanjakan kartu tersebut hingga 90% dari aset yang dijaminkan.

“Orang ingin menggunakan aset digital untuk pembayaran dan hal itu menjadi salah satu kriteria perusahaan. Untuk bisa menggunakan jaringan kami, aset kripto harus menawarkan stabilitas yang dibutuhkan dalam saluran pembayaran, bukan investasi,” jelas Mastercard.

Meski begitu, perusahaan mengakui untuk bisa menavigasi industri ini diperlukan aturan terkait perlindungan konsumen, termasuk privasi dan keamanan informasi konsumen. Secara mudah, hal itu bisa diartikan bahwa konsumen juga menginginkan prinsip yang sama dengan yang ada di kartu kredit mereka. Di sisi lain, perihal know-your-customer (KYC) dan kepatuhan pada undang-undang setempat juga mutlak dihadirkan.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori