Lihat lebih banyak

Pasar Kripto Masih Gaduh, Bitso Didesak Rilis Laporan Solvabilitas

3 mins
Diperbarui oleh Ahmad Rifai
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Bitso mengaku mendapat desakan dari pengguna untuk menyusun laporan transparansi keuangan.
  • Hal itu termasuk tentang solvabilitas alias kemampuan bursa kripto Meksiko itu penuhi semua kewajibannya.
  • Eksekutif Bitso mengklaim bahwa mereka akan merilis laporan solvabilitas dalam waktu kurang dari 1 bulan.
  • promo

Bitso, bursa kripto asal Meksiko, mengaku mendapatkan desakan dari pengguna untuk menyusun laporan transparansi keuangan, termasuk di dalamnya solvabilitas alias kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya.

Pasca runtuhnya kerajaan Sam Bankman-Fried (SBF), tekanan dari pengguna semakin tinggi, apalagi tidak sedikit perusahaan kripto lain yang terseret dalam pusaran krisis FTX yang pada akhirnya harus menghentikan layanan penarikan dana.

Sumber yang berasal dari eksekutif Bitso menjelaskan bahwa mereka akan merilis laporan solvabilitas dalam waktu kurang dari 1 bulan. Hal itu dilakukan untuk memberikan kepastian bagi investor terkait kemampuan keuangan perusahaan.

Sampai saat ini, Bitso yang beroperasi di wilayah Meksiko, Brasil, Kolombia, dan Argentina tengah memilih mitra eksternal untuk melakukan audit yang diperlukan. Terkait hal ini, Chief Regulatory Officer (CRO) Bitso, Felipe Vallejo, mengatakan pasca runtuhnya FTX tekanan dari pengguna terus meningkat.

Proof of Reserves (PoR) yang sudah dirilis oleh beberapa perusahaan kripto tidak cukup menenangkan pasar. Pasalnya, data itu hanya menunjukkan aset dan tidak mencerminkan berapa banyak kripto atau uang yang harus dibayarkan kepada pengguna,” jelas Felipe Vallejo.

Beberapa bursa kripto global seperti Binance, Crypto.com, dan Huobi sudah lebih dulu merilis PoR mereka pada bulan November ini. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kepercayaan pasar setelah meledaknya FTX.

Namun, tidak semua perusahaan menginginkan hal yang sama. Grayscale, misalnya, malah menolak untuk melakukan penerbitan PoR. Entitas yang dimiliki oleh Digital Currency Group (DCG) ini menjadikan risiko keamanan sebagai alibi agar tidak mempublikasi PoR mereka.

Dorongan untuk Lakukan Transparansi Kian Deras

Untuk dipahami, Bitso pada pertengahan tahun ini sempat melakukan penyesuaian jumlah tenaga kerja. Mereka diketahui telah merumahkan 80 karyawan.

Adanya metode transparansi baru yang akan ditempuh perusahaan diprediksi akan membuat pertumbuhan Bitso menderita secara jangka pendek. Namun, mereka optimistis dengan bisnis remitansi yang dapat menyeimbangkan tekanan keuangan yang ada.

Adapun dorongan untuk melakukan transparansi keuangan mencuat di berbagai negara. Salah satu bursa kripto asal Indonesia, Indodax, turut menyerukan hal yang sama. Mereka menganggap perlu dilakukan audit menyeluruh terhadap perusahaan perdagangan kripto.

Publikasi yang dilakukan pun tidak hanya soal PoR, tetapi sampai merilis Proof of Liabilities. Chief Executive Officer (CEO) Indodax, Oscar Darmawan, mengatakan bahwa dengan adanya laporan secara terbuka, semua order book saldo pengguna dan inventory yang ada bisa langsung dicocokkan.

“Keamanan aset investor dan transparansi merupakan hal yang sangat penting,” ungkap Oscar Darmawan.

Konglomerasi Perusahaan Kripto Bakal Diawasi Lebih Ketat

Banyak pihak yang mengambil pelajaran dari kehancuran FTX. Demi menghindari terulangnya kejadian yang sama, Pengawas Sekuritas Global, IOSCO, mengaku akan menaruh fokus tersendiri pada platform konglomerasi kripto. Konglomerasi dalam konteks ini adalah ‘kerajaan kripto’ yang memiliki banyak perusahaan turunan di bawahnya yang memiliki irisan dengan bisnis utama.

Terkait hal ini, Ketua IOSCO, Jean-Paul Servais mengungkapkan bahwa aturan untuk kripto bisa menggunakan prinsip yang berasal dari sektor lain yang selama ini menangani conflict of interest.

“Banyak hal berubah dan karena berbagai jenis bisnis ternyata saling terkait, maka ke sanalah tujuan kita,” kata Jean-Paul Servais.

Lebih lanjut, dia menuturkan bahwa konglomerasi kripto seperti FTX melakukan banyak peran dalam bisnisnya. Mulai dari pialang, kustodian, perdagangan, hingga penerbitan token kripto dalam satu atap. Hal itulah yang pada akhirnya menimbulkan konflik kepentingan.

Untuk itu, IOSCO akan menerbitkan laporan konsultasi pada pertengahan tahun 2023 demi dapat memberikan perlindungan terhadap investor dan menyajikan tambahan kejelasan ke pasar kripto.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori