Di tengah kondisi pasar yang masih melandai, FTX, bursa kripto kedua terbesar di dunia, dikabarkan tengah berupaya memanfaaatkan momentum tersebut untuk memperbesar bisnisnya. Perusahaan yang digawangi oleh Sam Bankman-Fried (SBF) itu disebut tengah dalam tahap akuisisi bursa kripto asal Korea Selatan, Bithumb.
Seorang sumber menjelaskan bahwa kedua perusahaan sudah melakukan pembahasan untuk menyelesaikan kesepakatan dalam beberapa bulan ke belakang. Langkah itu dilakukan sebagai salah satu strategi FTX untuk memperbesar bisnis dengan cara membeli perusahaan “sekarat.” Dengan begitu, mereka bisa melakukan penghematan dalam jumlah besar, ketimbang membeli perusahaan dalam kondisi pasar stabil atau sedang menanjak.
Belum lama ini, dikabarkan pula bahwa FTX dan FTX.US tengah menggalang dana untuk melanjutkan rencana anorganiknya. Menurut kabar, SBF sudah berkomitmen untuk menyiapkan dana hingga US$1 miliar dalam kesepakatan tersebut.
Bithumb sendiri merupakan salah satu bursa kripto terbesar yang berbasis di Korea Selatan. Perusahaan ini memproses US$569 juta transaksi per hari. Namun, sepak terjangnya sedikit tercoreng lantaran Kejaksaan Korea Selatan baru saja menggerebek kantor perusahaan dalam rangka melakukan penyelidikan terkait runtuhnya stablecoin TerraUSD (UST).
Pasar Kripto Korea Selatan Semakin Ketat
Menyikapi hal itu, peneliti di Institut Keuangan Korea, Lee Tai-ki, mengatakan tidak ada alasan yang kuat bagi FTX untuk mengambil alih Bithumb. Terlebih lagi, saat ini otoritas keuangan setempat tengah berupaya meningkatkan peraturan.
“Korea Selatan sedang dalam proses mengadopsi Undang-Undang Dasar Aset Digital dan secara keseluruhan mengadopsi peraturan yang lebih ketat. Selain itu, Jaksa juga tengah memperluas penyelidikan ke bursa kripto,” katanya.
Lee menjelaskan lebih lanjut bahwa perusahaan asing bisa mengambil keuntungan dari pasar dengan pemberlakuan peraturan secara lebih longgar, tetapi hal itu tidak terjadi saat ini.
Presiden Korea Selatan, Yook Suk-yeol, juga terus mendorong kerangka peraturan baru yang bisa memberikan perlindungan lebih kuat pada investor. Dengan begitu, harapannya, lembaga perbankan bisa lebih mudah untuk menjalin kerjasama dengan bursa kripto untuk menyediakan layanan verifikasi.
Di samping itu, hal lain yang dikatakan membuat berkurangnya minat asing untuk mengakuisisi perusahaan kripto Korea Selatan adalah upaya untuk memungut pajak sebesar 20% atas keuntungan (capital gain) aset kripto di atas US$1.906 pada tahun 2025 mendatang.
“Kondisi keuangan Bithumb bertentangan dengan pernyataan yang menyatakan bahwa, perusahaan tengah mencari perusahaan yang sekarat. Karena Bithumb sendiri sukses meraup 782,1 miliar won atau sekitar US$596,5 juta dalam laba operasi di tahun lalu,” jelasnya.
Namun, pandangan berbeda meluncur dari Direktur Pusat Penelitian Blockchain, Universitas Dongguk, Park Sung-Jun. Ia mengatakan bahwa kinerja Bithumb yang membuat FTX tertarik. Sehingga, jika itu terjadi, maka akan tercipta kondisi yang saling menguntungkan.
Sayangnya, baik FTX maupun Bithumb tidak dapat mengonfirmasi kebenaran pemberitaan ini. Akan tetapi, akibat berembusnya kabar itu, saham salah satu pemegang saham Bithumb, yaitu Vident, langsung naik 29,77% ke level 11.900 won pada perdagangan hari ini (25/7).
Market Crash Lebih Menarik untuk M&A
Kepala Perbankan Investasi Galaxy Digital, Michael Ashe, berpandangan bahwa turunnya pasar kripto bisa menjadi hal yang baik untuk membuat kesepakatan merger dan akuisisi (M&A). Pasalnya, dalam kondisi seperti sekarang, perusahaan yang akan memperbesar bisnisnya bisa mendapatkan ‘diskon’ kontrol untuk memperluas cakupan usahanya.
“Sebagai bagian dari hal tersebut, banyak yang mempertimbangkan opsi akuisisi dan bahkan bergerak maju dengan M&A dalam situasi ketika mereka belum pernah mempertimbangkan untuk menjual,” katanya.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.