Lihat lebih banyak

Pejabat BoE Ungkap Stablecoin dan CBDC Bisa Berdampak terhadap Neraca Bank Sentral

2 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Direktur Eksekutif untuk Pasar di BoE, Andrew Hauser, mengatakan beberapa bankir di bank sentral sudah harus mulai mempersiapkan dampak penting yang akan muncul dari CBDC dan stablecoin.
  • BoE sendiri sudah memberi rekomendasi bahwa stablecoin apa pun yang memiliki dampak sistemik harus memenuhi persyaratan bank secara ketat.
  • Hauser menyebutkan bahwa kombinasi CBDC dan stablecoin dapat mengubah kontrol bank sentral terhadap kebijakan moneter secara signifikan.
  • promo

Kegaduhan tentang stablecoin rupanya masih menghantui. Setelah peristiwa runtuhnya stablecoin TerraUSD (UST), banyak pihak yang akhirnya mulai mengkaji secara mendalam dampak penggunaan stablecoin dan juga central bank digital currency (CBDC) terhadap neraca keuangannya.

Salah satunya adalah Bank of England (BoE). Direktur Eksekutif untuk Pasar di BoE, Andrew Hauser, mengatakan beberapa bankir di bank sentral juga sudah harus mulai mempersiapkan dampak penting yang akan muncul dari CBDC dan stablecoin.

BoE sendiri sudah memberi rekomendasi bahwa stablecoin apa pun yang memiliki dampak sistemik harus memenuhi persyaratan bank secara ketat. Baik itu dari sisi pengawasan, klaim hukum ataupun transparansi tentang aset yang digunakan untuk mendukung nilai mata uangnya.

“Kombinasi mata uang digital milik bank sentral dan stablecoin dapat mengubah secara signifikan kontrol bank sentral terhadap kebijakan moneter,” katanya.

Hal itu dapat dipahami. Pasalnya, bank sentral sebagai satu-satunya lembaga yang berhak menerbitkan mata uang fiat memiliki kewenangan untuk mengontrol pasokan uang secara nasional. Beberapa aksi yang dilakukan untuk meningkatkan kontrol adalah dengan modifikasi suku bunga, menetapkan aturan bagi bank komersial dan juga bertindak sebagai pemberi pinjaman terakhir.

Namun, lanjut Hauser, dalam kondisi tertentu, mata uang digital dapat berlaku sebaliknya. Seperti meningkatkan persaingan untuk mendapatkan kredit, mengurangi jumlah simpanan di bank komersial dan juga menantang kemampuan bank untuk menjadi lender of the last resort.

Jepang Sudah Loloskan RUU Stablecoin

Di tengah gejolak tentang pemanfaatan stablecoin, Jepang maju lebih dulu untuk berisikap “ramah” aset digital yang dipatok dalam mata tertentu itu. Parlemen Jepang akhir pekan lalu sudah meloloskan rancangan undang-undang (RUU) yang mendefinisikan stablecoin sebagai aset digital.

Upaya tersebut merupakan langkah panjang yang harus ditempuh oleh pemerintah selama 5 tahun kebelakang, jauh sebelum terjadi rontoknya UST. Dalam rancangan aturan baru tersebut disebutkan bahwa stablecoin harus terkait dengan yen ataupun mata uang fiat lainnya.

Selain itu, setiap pemegang stablecoin juga memiliki hak untuk menebusnya setara dengan nilai nominal. Sehingga, adanya aturan baru ini bisa menjadi angin segar bagi investor kripto di Jepang, karena artinya negara hadir untuk melindungi kekayaan investornya.

Namun, kerangka hukum tersebut baru mulai berlaku di tahun 2023 mendatang. FSA Jepang, selaku badan jasa keuangan, diharapkan akan segera mengklarifikasi aturan untuk stablecoin dalam beberapa bulan mendatang.

Indonesia Masih Kaji Penerapan CBDC

Sementara itu, Bank Indonesia (BI), selaku bank sentral tanah air, masih mempertimbangkan penggunaan CBDC dalam sistem keuangannya. Gubenur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menuturkan tujuan akhir dari CBDC dapat terpenuhi lewat pengakuan akan pentingnya pemahaman bersama tentang teknologi.

“Selain itu juga kolaborasi inklusif antara negara-negara maju dan berkembang,” katanya.

Negeri ini juga masih melakukan kajian terkait beberapa pilihan teknologi yang akan digunakan. Sehingga, pada akhirnya dapat dioptimalisasikan secara tepat dan sekaligus meminimalisir risiko yang ada.

Dalam gelaran G20 kali ini, yang mana Indonesia menjadi Presidensi G20, BI bersama Bank for International Settlements (BIS) telah menggelar G20 Techsprint Initiative 2022 sebagai salah satu upaya untuk menggali inovasi untuk mengembangkan solusi berbasis teknologi.

Dalam gelaran tersebut, General Manager BIS, Agustin Carstens, menjelaskan, adalah keniscayaan bahwa CBDC memiliki potensi untuk mendukung kepentingan masyarakat di era uang digital.

Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini harus dapat dipastikan oleh bank sentral bahwa sistem moneter secara fundamental tetap berlaku sebagai barang publik.

“Termasuk juga dipastikan untuk menjaga stabilitasnya,” pungkasnya.

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori