Lihat lebih banyak

Pelanggan Ajukan Gugatan Class Action terhadap FTX dan SBF

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Pelanggan FTX pada hari Selasa (27/12) mengajukan gugatan class action terhadap crypto exchange yang telah gagal itu dan pendirinya, yaitu Sam Bankman-Fried (SBF).
  • Mereka mengejar penegasan bahwa kepemilikan FTX atas kripto yang ada merupakan milik pelanggan.
  • Gugatan ini adalah upaya hukum terbaru untuk mengklaim aset FTX yang semakin menipis.
  • promo

Pelanggan FTX pada hari Selasa (27/12) mengajukan gugatan class action terhadap crypto exchange yang telah gagal itu dan pendirinya Sam Bankman-Fried (SBF). Mereka mengejar penegasan bahwa kepemilikan FTX atas kripto yang ada merupakan milik pelanggan.

Gugatan ini adalah upaya hukum terbaru untuk mengklaim aset FTX yang semakin menipis. Sebelumnya, FTX berjanji untuk memisahkan akun pelanggan, tetapi justru membiarkannya disalahgunakan.

Oleh karena ini, gugatan yang diajukan di Pengadilan Kebangkrutan Amerika Serikat (AS) di Delaware ini menyerukan bahwa pelanggan FTX harus dilunasi terlebih dahulu.

“Anggota kelas pelanggan tidak harus antre bersama dengan ‘kreditur terjamin’ atau ‘kreditur umum tanpa jaminan’ dalam proses kebangkrutan ini hanya untuk berbagi aset FTX Group yang berkurang,” bunyi gugatan tersebut.

FTX yang berbasis di Bahama menghentikan penarikan dan kemudian mengajukan kebangkrutan pada 11 November lalu usai para pelanggan bergegas kabur dari crypto exchange pesakitan itu setelah muncul pertanyaan tentang kekuatan keuangan mereka.

SBF menghadapi dakwaan kejahatan penipuan termasuk diduga menggunakan dana pelanggan untuk mendukung perusahaan perdagangan kripto kuantitatif Alameda Research yang dia miliki.

SBF telah mengakui kegagalan manajemen risiko di FTX, tetapi mengatakan dia tidak yakin bahwa dirinya memiliki tanggung jawab pidana. Dia belum mengajukan pembelaan dan saat ini telah dibebaskan dengan jaminan US$250 juta pada minggu lalu beberapa hari sebelum Natal.

Ilustrasi SBF

Pelanggan FTX Harus Diprioritaskan

Gugatan class action yang mewakili lebih dari 1 juta pelanggan FTX di AS dan luar negeri ini mencari pernyataan bahwa aset pelanggan yang dapat dilacak bukanlah milik FTX.

Pelanggan juga menginginkan pengadilan untuk menemukan secara khusus bahwa properti yang ada di Alameda dan dapat dilacak ke pelanggan bukanlah properti milik Alameda.

Selain itu, gugatan ini meminta pernyataan dari pengadilan bahwa dana yang disimpan di akun FTX US untuk pelanggan AS dan di akun FTX.com untuk pelanggan non-AS atau aset pelanggan lain yang dapat dilacak bukanlah properti milik FTX.

Jika pengadilan menentukan itu adalah properti FTX, maka pelanggan mencari putusan bahwa mereka memiliki hak prioritas untuk dibayar kembali dibandingkan dengan kreditur lainnya.

Sebagai catatan, mayoritas perusahaan kripto belum diatur secara jelas dan seringkali berbasis di negara-negara yang memiliki aturan lemah. Selain itu, simpanan di crypto exchange umumnya tidak dijamin seperti simpanan bank atau pialang saham konvensional. Dengan begitu, hal ini memperumit pertanyaan apakah perusahaan kripto atau pelanggan yang memiliki simpanan tersebut.

Caroline Ellison Mengaku Bersalah dan Minta Maaf

Pada 23 Desember lalu, Caroline Ellison, yang pernah menjadi CEO Alameda Research, meminta maaf di pengadilan. Perempuan yang sempat menjalin hubungan asmara dengan SBF ini mengaku bersalah atas penipuan dan pelanggaran lainnya terkait FTX Group.

Dia memberi tahu hakim bahwa dirinya dan orang lain berkonspirasi untuk mencuri miliaran dolar AS (USD) dari pelanggan crypto exchange FTX yang telah hancur. Sementara itu, mereka turut menyesatkan investor dan pemberi pinjaman FTX Group.

“Saya benar-benar menyesal atas apa yang saya lakukan. Saya tahu itu salah,” kata Ellison di pengadilan federal New York, AS.

Selama persidangan, Ellison mengaku berkonspirasi untuk menggunakan miliaran dolar AS dari akun pelanggan FTX untuk membayar kembali pinjaman yang diambil Alameda yang digunakan untuk melakukan investasi berisiko.

Adapun para eksekutif FTX telah memberlakukan aturan khusus yang memberi Alameda Research akses ke jalur kredit tidak terbatas tanpa harus mengirimkan jaminan, membayar bunga atas saldo negatif, atau dikenakan margin call.

“Saya juga memahami bahwa banyak pelanggan FTX berinvestasi dalam derivatif kripto dan sebagian besar pelanggan FTX tidak berharap crypto exchange ini akan meminjamkan kepemilikan aset digital dan deposito mata uang fiat mereka ke Alameda dengan cara ini,” kata Caroline Ellison.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori