Dalam sebuah pernyataan yang rilis pada hari Kamis (29/12) lalu, FTX Japan mengonfirmasi rencana untuk mulai mengembalikan aset pelanggannya di bulan Februari 2023 nanti.
Bagi para pelanggan FTX Japan yang ingin melakukan penarikan atas dana mereka yang hilang, akan perlu membuka akun di Liquid Japan. Setelah saldo individual diperiksa, proses penarikan akan dimulai pada pertengahan Februari. Meski demikian, proses tersebut bisa jadi tertunda “bergantung pada perkembangan dari audit keamanan eksternal.”
Proses penarikan dana ini akan terdiri dari tiga langkah. Pertama, pelanggan membuka akun Liquid Japan di pertengahan Januari. Lalu, dua langkah berikutnya adalah pengecekan saldo dan pembukaan penarikan pada pertengahan Februari.
Liquid Japan adalah entitas yang dimiliki dan dikendalikan oleh FTX.
FTX Japan Minta Maaf atas Penangguhan Penarikan
Pelanggan FTX Japan akan menjadi kelompok pelanggan pertama yang menerima dana mereka, setelah kehancuran crypto exchange FTX. Sebagaimana BeInCrypto laporkan sebelumnya, keruntuhan kerajaan kripto Sam Bankman-Fried (SBF) telah menyebabkan lebih dari satu juta pelanggan FTX tak lagi dapat mengakses aset-aset mereka yang totalnya mencapai US$8 miliar.
FTX Japan telah mengonfirmasi dengan pengacara mereka di Amerika Serikat bahwa dana pelanggan Jepang “tidak bisa menjadi bagian dari harta milik FTX Japan mengingat aset-aset ini dan kepentingan propertinya disimpan di bawah hukum Jepang.” Hal ini sekaligus berarti bahwa seluruh aset di Jepang tak akan terjamah dalam proses kebangkrutan Bab 11 FTX US.
Selain itu, melalui sebuah pernyataan resmi, FTX Japan mengatakan, “Kami benar-benar meminta maaf atas masalah besar yang disebabkan oleh perpanjangan penangguhan layanan untuk penarikan mata uang legal dan juga aset kripto.”
FTX Ternyata Punya Utang Lebih dari US$3 Miliar
Para pelanggan FTX di Jepang tidak dapat menarik dana dari akun mereka setelah regulator keuangan setempat memerintahkan crypto exchange tersebut untuk menangguhkan layanannya. Tiga hari usai keluarnya perintah tersebut, FTX pun mengajukan kebangkrutan Bab 11 mereka di Amerika Serikat.
Sementara itu, pihak berwenang di Bahama sempat menahan SBF, selaku pendiri dan eks CEO FTX, pada tanggal 12 Desember lalu. Dari proses penahanan tersebut, regulator sekuritas Bahama telah mengambil alih aset bernilai US$3,5 miliar. Lembaga otoritas setempat akan menahan aset tersebut hingga dapat dikembalikan kepada kreditur dan mantan pelanggan.
Dari daftar 50 kreditur teratas FTX tanpa jaminan menunjukkan bahwa perusahaan crypto exchange ini memiliki utang lebih dari US$3 miliar. Menurut laporan, kreditur terbesar tanpa jaminan memiliki piutang sebesar US$226 juta. Lalu, kreditur terbesar kedua memiliki piutang sebesar US$203 juta.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.