Pemerintah Afrika Selatan, melalui Departemen Keuangan, memasukkan rencana pembayaran digital yang mencakup stablecoin dan pemanfaatan teknologi blockchain. Dalam Laporan Anggaran Tahun 2024, terungkap aksi itu sengaja dilakukan sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan taraf hidup dan kehidupan kelompok marginal melalui jalinan kolaborasi dengan sektor publik maupun swasta.
Sebagai awalan, di tahun ini, lewat The Intergovernmental Fintech Working Group, pemerintah akan memasukkan stablecoin ke dalam proposal yang sudah diperkenalkan ke publik sejak 2021 lalu terkait regulasi aset kripto di Afrika Selatan. Dari situ, sejumlah kasus penggunaan akan dianalisis dan dijadikan bahan pertimbangan untuk menelurkan kebijakan yang akan dirilis oleh regulator nantinya.
“Kelompok kerja tersebut akan bertanggung jawab terhadap proses penelitian dari lanskap stablecoin domestik dan membuat rekomendasi aturan yang memenuhi standar internasional.”
Inisiatif itu dipercaya akan menambah kencang laju adopsi kripto di benua Afrika. Terlebih lagi, wilayah Afrika Selatan merupakan salah satu negara di Afrika yang mulai secara tegas mengatur industri kripto untuk mendorong inovasi, selain Nigeria dan Kenya.
Sebelum akhirnya membulatkan tekad untuk memasukkan stablecoin, keberpihakan regulator terhadap industri aset digital sebenarnya sudah terlihat. Pada Juli tahun lalu, regulator keuangan Afrika Selatan (FSCA) mengeluarkan kebijakan yang mewajibkan setiap crypto exchange yang ada di wilayahnya untuk segera mendapatkan lisensi operasi.
Langkah itu disebut sebagai upaya untuk perlindungan konsumen. Selain itu, kebijakan tersebut turut memasukkan aset kripto ke dalam kategori produk keuangan. Dengan demikian, pengawasan dari industri kripto pun akan menjadi berada di bawah FSCA.
Penegakan dan Pengawasan Akan Dimulai Tahun Ini
Tidak berhenti di situ, pada tahun ini, FSCA dan Pusat Intelijen Keuangan (FIC) Afrika Selatan juga akan mulai bekerja sama untuk melakukan penegakan dan pengawasan terhadap operasional entitas kripto tak berizin.
Sejumlah aturan FIC juga akan dimodifikasi guna membuka jalan penyelidikan atas adanya dugaan tindak kriminal yang melibatkan aset kripto; termasuk pelaporan transaksi yang melebihi 49,999 rand Afrika Selatan (sekitar US$2.650 wajib) untuk dilaporkan ke regulator.
Dorongan untuk memberikan layanan keuangan yang jauh lebih cepat dan efisien kepada masyarakat setempat sebenarnya sudah lebih dulu lahir dari perusahaan aset digital. Beberapa sinergitas dijalankan untuk menjembatani transaksi keuangan yang selama ini dikenal mahal di sistem keuangan tradisional.
Awal tahun ini, platform kripto asal Afrika, Yellow Card, mencoba memperluas kasus penggunaan stablecoin USD Coin (USDC) dengan menjalin kerja sama dengan Coinbase. Tingginya kebutuhan akan instrumen keuangan yang mampu menjaga kekayaan dari inflasi tinggi menjadi landasan utama dalam terjalinnya kolaborasi tersebut.
Inflasi di seluruh Afrika sendiri saat ini diklaim sudah mencapai 18,5%. Hal itu membuat masyarakat Afrika akhirnya beralih ke Bitcoin (BTC) dan stablecoin untuk dijadikan lindung nilai.
Pemerintah Afrika Selatan Juga Kaji Dampak Tokenisasi
Melalui kelompok kerja tersebut, pemerintah Afrika Selatan juga bakal melakukan kajian terhadap dampak dari tokenisasi di pasar keuangan domestik. Tokenisasi sendiri diartikan sebagai representasi dari aset seperti sekuritas maupun instrumen pembayaran yang menggunakan teknologi blockchain.
“Pada Juni tahun ini, kelompok kerja juga akan membuat kajian terkait tokenisasi, dan di Desember tahun ini diharapkan hasilnya sudah bisa diuraikan untuk memperlihatkan bagaimana implikasi kebijakan terhadap produk keuangan baru tersebut,” tutup laporan.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.