Lihat lebih banyak

Pemerintah AS Kembali Targetkan Crypto Exchange yang Berhubungan dengan Hamas

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Pemerintah Amerika Serikat, melalui OFAC, kembali menjatuhkan sanksi terhadap crypto exchange yang terlibat dalam aktivitas Hamas.
  • Tindakan bersama yang dllakukan secara lintas batas itu juga menunjuk pengusaha Palestina, Zuhair Shamlakh, dan tiga anggota keluarganya yang diduga bertindak sebagai fasilitator keuangan utama Hamas.
  • Laporan dari perusahaan analitik blockchain Elliptic sebelumnya menyebutkan bahwa tidak ada bukti kuat yang mendukung pernyataan bahwa Hamas telah menerima sumbangan kripto dalam jumlah besar.
  • promo

Pemerintah Amerika Serikat (AS), melalui Kantor Pengawas Aset Asing (OFAC), kembali menjatuhkan sanksi terhadap crypto exchange yang terlibat dalam aktivitas Hamas. Dalam laporan terbaru yang dirilis pada Senin (22/1), AS dan sekutunya, termasuk Inggris dan Australia, memberlakukan sanksi putaran kelima terhadap Hamas sejak serangan yang terjadi pada 7 Oktober lalu.

Selain menyasar jaringan pertukaran keuangan afiliasi Hamas, sanksi itu juga memasukkan layanan crypto exchange yang memainkan peran kunci dalam transfer dana dari pasukan Qods Korps Garda Revolusi Islam (IRGC-QF) ke Hamas dan kelompok Jihad Islam Palestina (PIJ) di Gaza.

Wakil Menteri Keuangan untuk Terorisme dan Intelijen Keuangan, Brian E. Nelson, mengatakan kelompok Hamas terus memanfaatkan berbagai mekanisme transfer uang, termasuk eksploitasi mata uang kripto sebagai sumber dana guna mendukung operasionalnya.

“Departemen Keuangan melalui koordinasi dengan sekutu dan mitra akan terus memanfaatkan kewenangannya untuk menargetkan Hamas, penyandang dana dan juga infrastruktur keuangan internasionalnya.”

Brian E. Nelson, Wakil Menteri Keuangan untuk Terorisme dan Intelijen Keuangan

Seorang Pengusaha Palestina Disebut Jadi Fasilitator sejak 2017

Tindakan bersama yang dllakukan secara lintas batas itu juga menunjuk pengusaha Palestina, Zuhair Shamlakh, dan tiga anggota keluarganya yang diduga bertindak sebagai fasilitator keuangan utama Hamas.

Menurut dokumen OFAC, Al-Markaziya dan Arab China Trading Company merupakan entitas dari keluarga Shamlakh yang disebut menjadi perantara dalam menyalurkan dana bagi sayap militer Hamas, Brigade al-Qassam. Shamlakh dikatakan telah memfasilitasi transfer dana ke kelompok tersebut sejak tahun 2017 lalu.

Sebelumnya, dalam sita aset oleh Biro Nasional Pembiayaan Kontra Teror (NBCTF), Kementerian Pertahanan Israel juga sudah merampas 189 akun mata uang kripto yang salah satunya memiliki hubungan dengan Al-Markaziya.

Selain Shamlakh, jaringan Herzallah juga ikut disebut bertanggung jawab terhadap likuiditas yang dimiliki kelompok tersebut. OFAC menuduh jaringan tersebut, melalui Herzallah Exchange yang berbasis di Gaza, telah bekerja sama untuk memfasilitasi transaksi Hamas, termasuk menggunakan aset kripto.

“Herzallah Exchange telah mencuci uang untuk Hamas dan untuk PIJ. Exchange tersebut dimiliki oleh Muhammad Fallah, Na’im Kamil Raghib Hirzallah, dan Salah.”

Sumbangan Kripto Hamas Relatif Kecil dari Sumber Pendanaan Lainnya

Sikap keras pemerintah AS terhadap sektor kripto yang berafiliasi dengan Hamas terus digaungkan. Padahal, laporan dari perusahaan analitik blockchain Elliptic sudah menyebutkan bahwa tidak ada bukti kuat yang mendukung pernyataan bahwa Hamas telah menerima sumbangan kripto dalam jumlah besar.

Dalam penelusurannya, Elliptic mengakui memang benar selama beberapa tahun terakhir kelompok perjuangan Palestina itu telah melakukan eksperimen terhadap aset kripto untuk menggalang dana. Namun, jumlah dana yang terkumpul masih sangat kecil jika dibandingkan dengan sumber pendanaan lain.

Sementara itu, laporan lain menyebutkan jumlahnya hanya mencapai US$21 ribu dan sebagian besar donasi juga telah dibekukan.

Di sisi lain, Israel, melalui Crypto Aid Israel, menerima sumbangan kripto yang lebih besar, yakni mencapai US$185 ribu per 19 Oktober tahun lalu.

Entitas analitik blockchain lainnya, TRM Labs, menyebut kelompok Hamas adalah kelompok para militer pertama yang menggunakan mata uang kripto.

Menurutnya, setelah melakukan uji coba pada tahun 2019, kelompok tersebut mulai melakukan penggalangan dana langsung di laman webnya, yaitu alqassam.net.

Akan tetapi, pada 27 April tahun lalu, Brigade al-Qassam mengumumkan bahwa pihaknya berhenti menerima sumbangan dalam bentuk Bitcoin. Mereka khawatir terhadap keselamatan penyandang dana, seiring dengan semakin intensifnya upaya dari banyak pihak untuk membatasi pergerakan mata uang virtual.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori