Pengadilan kebangkrutan Voyager pada hari Kamis (4/8) dilaporkan memberikan persetujuan kepada perusahaan untuk mengembalikan hingga US$270 juta (Rp4,02 triliun) dalam setoran tunai kepada para pelanggan.
Hakim Michael Wiles, yang memimpin kasus Voyager di Pengadilan Kepailitan AS di New York, memberi lampu hijau kepada Voyager untuk mengembalikan dana pelanggan yang disimpan di rekening kustodian di Metropolitan Commercial Bank (MCB).
Voyager dinilai memberikan dasar yang cukup untuk mendukung pendapatnya bahwa pelanggan harus diizinkan mengakses dana di rekening kustodian MCB.
Terdapat Selisih Angka
Cryptocurrency platform ini memasuki proses kebangkrutan Bab 11 (Chapter 11 bankruptcy) pada awal Juli lalu, usai menghentikan penarikan dana dan terkena krisis karena memiliki eksposur terhadap hedge fund kripto Three Arrows Capital (3AC) yang mengalami masalah.
Perlindungan kebangkrutan disebut memungkinkan Voyager untuk melanjutkan operasi, karena restrukturisasi dalam rangka membayar kreditur. Sejak saat itu, Voyager berusaha untuk menghormati dana pelanggan yang disimpan oleh MCB yang bertindak sebagai penjaga dana itu.
Dalam pernyataan awal, dokumen pengadilan menunjukkan jumlah uang dalam rekening MCB sekitar US$350 juta. Namun, MCB mengatakan kepada WSJ baru-baru ini bahwa Voyager memiliki sekitar US$270 juta di rekening penitipan itu ketika mengajukan kebangkrutan.
Bagaimana Nasib Aset Kripto di Platform Voyager?
Meski MCB dapat mengembalikan uang tunai kepada pelanggan Voyager, sampai saat ini pengadilan belum memutuskan apa yang akan terjadi pada aset kripto sekitar US$1,3 miliar (Rp19,35 triliun) di platform Voyager. Konon, pembagiannya akan diputuskan melalui proses peradilan pailit.
Dalam keterangan pada 11 Juli lalu, Voyager meyakinkan bahwa setoran para pelanggan dalam dolar AS akan dikembalikan secara penuh, sambil menunggu proses rekonsiliasi dan pencegahan penipuan. Sayangnya, untuk aset kripto para pelanggan masih belum jelas bagaimana nasibnya.
SBF Ingin Beri Likuiditas Awal ke Para Pelanggan Voyager
Sebelumnya pada 22 Juli lalu, perusahaan Sam Bankman-Fried (SBF), FTX bersama FTX.US dan Alameda Research, mengusulkan kesepakatan restrukturisasi kepada Voyager secara terbuka untuk menawarkan likuiditas awal kepada para pelanggan.
Berdasarkan rencana tersebut, Alameda Research akan membeli semua aset digital dan pinjaman aset digital Voyager, selain pinjaman yang dikucurkan Voyager ke 3AC, secara tunai dengan nilai market. Sementara itu, FTX akan menawarkan para pelanggan Voyager opsi untuk menerima bagian dari klaim mereka dengan membuka akun baru di FTX.
Namun dalam pengadilan pada hari Kamis (4/8), pengacara Voyager, Joshua Sussberg, mengatakan bahwa penawaran FTX adalah yang terendah di antara beberapa proposal, dan sedang dalam pembicaraan dengan FTX untuk mendapatkan penawaran yang lebih tinggi.
Voyager menyatakan telah menerima kabar dari sebanyak 88 pihak yang berpotensi tertarik untuk menyelamatkan mereka, serta 22 pihak yang aktif dalam proses ini.
Sang CEO Jual Saham VOYG
Dalam kesempatan berbeda, CNBC pada 3 Agustus lalu melaporkan bahwa CEO Voyager, Stephen Ehrlich, menghasilkan jutaan dolar Amerika Serikat (AS) ketika menjual saham Voyager pada 9 Februari dan 31 Maret 2021. Waktu itu saham VOYG mendekati puncaknya atau 19 bulan sebelum Voyager menyatakan kebangkrutan pada Juli 2022.
Stephen Ehrlich disebut menjual hampir 1,9 juta saham VOYG dalam 11 penjualan terpisah yang totalnya mencapai US$31 juta (Rp461,59 miliar).
Keuntungan CEO Voyager didorong oleh kenaikan harga saham Voyager yang meroket dari sekitar 7 sen dolar AS per saham pada Oktober 2020, menjadi US$26 per saham pada Maret 2021. Sebagai catatan, saham VOYG per 5 Juli 2022 hanya bernilai US$0,34 per lembar.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.