Trusted

Ini Pengaruh ETF bagi Harga Bitcoin (BTC) di 2024 versi CryptoQuant

4 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • CEO platform CryptoQuant, Ki Young Ju, berbagi analisis menarik di X (Twitter).
  • Menurutnya, harga Bitcoin berpotensi mengukir rekor harga tertinggi (ATH) yang baru tahun ini.
  • Sementara itu, harga aset kripto pertama ini tidak akan berhenti pada level ini saja, namun akan melejit ke kisaran US$112.000 dalam waktu dekat.
  • promo

CEO dari platform CryptoQuant, Ki Young Ju, berbagi sebuah analisis menarik di Twitter. Menurut analisisnya, harga Bitcoin berpotensi mencapai rekor harga tertinggi (ATH) baru tahun ini. Selain itu, harga aset kripto tertua ini juga tak akan berhenti pada level tersebut saja. Sebab, menurut sang pakar, harga Bitcoin akan melesat ke kisaran US$112.000 dalam waktu dekat.

Perlu ditekankan bahwa exchange-traded fund (ETF) Bitcoin yang belum lama ini terbit benar-benar sukses mengukir popularitas. Hanya dalam satu bulan pertama, total volume perdagangan mereka sudah melampaui angka US$35 miliar. Berikut adalah grafiknya:

Volume kumulatif ETF Bitcoin spot | Sumber: IntoTheBlock

Pada saat yang sama, ETF IBIT BlackRock menempati posisi teratas dalam daftar ETF baru. ETF IBIT BlackRock berhasil mengukir volume aset yang dikelola (assets under management/AUM) terbesar yang dicapai hanya dalam sebulan pertama perdagangan. Menariknya lagi, ini menjadi prestasi yang belum pernah terjadi dalam 30 tahun terakhir.

Nilai indikatornya hampir mencapai setara dengan 4 miliar USD. Tak berhenti sampai di situ, IBIT juga berhasil melampaui kinerja dari 5.535 ETF lainnya. Dengan demikian, fenomena ini memberikan kita gambaran tentang besarnya minat pada produk ini.

Kinerja berbagai ETF | Sumber: Bloomberg Intelligence

Bagaimana Nasib Harga Bitcoin ke Depannya?

Pada tanggal 10 Januari 2024, Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) menyetujui listing sebelas ETF Bitcoin spot di Amerika Serikat (AS). Dan hanya dalam hitungan minggu, instrumen investasi anyar ini berhasil menduduki posisi teratas berdasarkan berbagai indikator di pasar exchange-traded fund AS.

Secara umum, kehadiran sejumlah ETF ini membuka jalan bagi para investor besar untuk meraih keuntungan dari pergerakan harga BTC dengan cara yang lebih aman dan nyaman daripada sebelumnya. Sebab, sebelumnya, mereka harus mengabaikan apa yang terjadi di pasar aset digital atau berinteraksi dengan Bitcoin Trust dari Grayscale, yang bulan lalu juga telah bertransformasi menjadi ETF yang sah.

Ki menyoroti bahwa antisipasi dan persetujuan ETF Bitcoin spot telah memicu peningkatan kapitalisasi pasar yang terealisasi dari aset kripto utama ini. Berbeda dengan metode kapitalisasi pasar konvensional, yang merupakan hasil dari perkalian jumlah pasokan dengan harga, indikator ini memberikan gambaran yang lebih akurat tentang nilai total semua BTC yang beredar. Meskipun demikian, metode ini cenderung mengutamakan transaksi terbaru, sehingga tidak memperhitungkan Bitcoin yang mungkin saja telah hilang selama bertahun-tahun yang lalu.

Prediksi harga Bitcoin berdasarkan kapitalisasi yang terealisasi | Sumber: CryptoQuant
Prediksi harga Bitcoin berdasarkan kapitalisasi yang terealisasi | Sumber: CryptoQuant

Menurut CryptoQuant, arus masuk kumulatif ke dalam ETF bisa menambahkan US$114 miliar selama tahun ini saja. Masuknya pengguna ETF baru secara tidak langsung akan memaksa penerbit mereka untuk mengakuisisi lebih banyak lagi Bitcoin, yang merupakan dasar dari produk tersebut.

“Pasar kripto telah mencatat arus masuk sebesar US$9,5 miliar dalam sebulan setelah debut ETF Bitcoin spot. Tren semacam ini berpotensi mendongkrak kapitalisasi pasar yang terealisasi (realized capitalization) sebesar US$114 miliar dalam setahun. Bahkan, dengan arus keluar dari exchange-traded fund Grayscale (GBTC), total arus masuk sebesar US$76 miliar dapat menggenjot kapitalisasi pasar yang terealisasi dari US$451 miliar menjadi antara US$527 miliar hingga US$565 miliar.”

GBTC Catatkan Arus Keluar Signifikan usai Dikonversi Jadi ETF

Pimpinan CryptoQuant ini juga membahas soal arus keluar ETF Grayscale, yang sebelumnya merupakan trust Bitcoin terbesar di pasar sebelum dikonversi. Adapun aksi jual besar-besaran saham GBTC ini sendiri disebabkan oleh karakteristik operasional trust serta realita bahwa beberapa perusahaan kripto yang bangkrut masih punya GBTC untuk dijual.

Sebagai catatan, Grayscale mengenakan komisi tertinggi di antara kalangan penerbit ETF baru. Tarifnya adalah 1,5%, sementara tarif terendah datang dari Franklin Templeton, yakni 0,19%. Karena itu pula, beberapa investor mungkin ingin menarik aset mereka dari produk GBTC dan memindahkan dana tersebut ke ETF dengan biaya yang pastinya jauh lebih rendah.

Seperti yang telah kita amati, beberapa perusahaan terpaksa melepaskan saham mereka sendiri di GBTC. Di antara perusahaan-perusahaan ini termasuk crypto exchange FTX yang sudah bangkrut. Adapun para likuidatornya memutuskan untuk menjual unit produk ini senilai setara dengan satu miliar dolar. Tak ayal, peristiwa ini pun disinyalir memicu penurunan tajam di pasar kripto tak lama setelah perdagangan ETF Bitcoin dimulai.

Dengan mempertimbangkan semua faktor yang telah disebutkan, Ki memprediksi kenaikan harga Bitcoin ke kisaran US$55.000-US$59.000. Menurutnya, ini adalah target kenaikan harga maksimal Bitcoin untuk tahun ini “dalam skenario terburuk.”

Akankah ETF Bisa Bertahan?

Pada saat yang sama, situasi untuk sektor ETF Bitcoin ternyata tidak seindah yang terlihat pada pandangan pertama. Menurut Stephen McClurg, selaku Chief Investment Officer Valkyrie, subsektor ini berisiko mengalami penurunan yang signifikan sebelum akhir tahun ini.

Dalam sebuah wawancara, ia memprediksi bahwa hanya akan tersisa “tujuh atau delapan” dari 10 manajer yang saat ini beroperasi. Alasannya adalah biaya pengelolaan ETF Bitcoin spot yang kemungkinan terlalu tinggi—terutama dengan adanya persaingan untuk menurunkan biaya yang dapat berdampak signifikan pada profitabilitas.

“Jika aset yang Anda kelola tidak mencapai US$100 juta, Anda mungkin harus keluar dari arena ETF.”

Valkyrie harus menghadapi persaingan ketat. Pasalnya, ETF iShares Bitcoin dari BlackRock dan Wise Origin Bitcoin Fund dari Fidelity telah menembus angka US$3 miliar dalam hal aset yang dikelola selama sebulan terakhir sejak mereka mengantongi persetujuan peluncuran. Sementara itu, ETF Ark Invest 21Shares dan Bitwise 21Shares sukses mencatat arus masuk lebih dari US$700 juta.

Sehubungan dengan hal ini, McClurg mengungkapkan kepuasannya atas kinerja Valkyrie. Pada penutupan mingguan perdagangan yang terakhir, volume aset Valkyrie mencapai sekitar US$123,7 juta. Angka ini memang jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan para kompetitornya. Namun, sang pakar percaya bahwa yang terpenting adalah angkanya tetap berada di atas batas minimal yang sudah dinyatakan.

Pada dasarnya, proses listing dan dimulainya perdagangan ETF tidak secara otomatis menjamin keberlangsungan instrumen investasi terkait dalam jangka panjang. Hal ini dikarenakan, setiap tahunnya, ada ratusan ETF di Amerika Serikat yang ditutup. Bahkan, tahun lalu saja, sejumlah ETF terkait kripto harus mengakhiri operasinya.

Bagaimana pendapat Anda tentang pengaruh ETF terhadap harga Bitcoin di tahun 2024? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan Web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori