Trusted

CEX dan DEX: Perdagangan Kripto Menurut Para Ahli di 2025

7 mins
Diperbarui oleh Hanum Dewi
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • CEX mendominasi pasar aset kripto dengan likuiditas tinggi dan antarmuka yang ramah pengguna, sementara DEX mulai menarik perhatian dengan sifatnya yang terdesentralisasi.
  • Tantangan utama bagi CEX termasuk menjaga kepercayaan pengguna dan mematuhi regulasi, sementara DEX menghadapi tantangan dengan likuiditas dan pengalaman pengguna.
  • Masa depan nampaknya melibatkan hubungan simbiotik antara CEX dan DEX, dengan kedua platform berkembang untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang berbeda.
  • promo

Decentralized exchange (DEX) semakin populer di kalangan pengguna kripto. Dalam setahun terakhir, DEX menciptakan persaingan signifikan bagi centralized exchange (CEX) yang saat ini mengendalikan perdagangan kripto.

Dalam percakapan dengan BeInCrypto, para ahli industri dari CoinGecko, Gate.io, dan PancakeSwap mengatakan mereka mengharapkan DEX tumbuh pada 2025 namun juga menyarankan bahwa CEX akan tetap menjadi pesaing utama bagi pendatang baru.

Keberhasilan CEX dan DEX

Sejak awal perdagangan kripto, CEX seperti Coinbase dan Binance mendominasi pasar kripto. Bursa terpusat saat ini mengumpulkan lebih dari 300 juta pengguna gabungan, menawarkan likuiditas tinggi, dan berfungsi sebagai platform yang mudah bagi trader pemula.

Dalam setahun terakhir, DEX juga mendapatkan momentum, memberikan pengguna alternatif terdesentralisasi untuk berdagang. Dengan lapisan keamanan yang lebih tinggi untuk mencegah penipuan dan paparan yang lebih sedikit terhadap regulasi berlebihan, DEX menantang kontrol CEX atas pasar kripto.

Namun meskipun adopsi decentralized exchange semakin meningkat, CEX tidak akan segera menghilang.

“Meskipun DEX diperkirakan akan terus tumbuh dan berkembang pada 2025, CEX akan tetap memainkan peran penting dalam ekosistem, terutama dalam memperkenalkan pengguna baru. Kedua jenis exchange ini memiliki peran yang saling melengkapi, dan bersama-sama, mereka akan berkontribusi pada pertumbuhan dan adopsi kripto secara keseluruhan di tahun-tahun mendatang,” ujar Chef Kids, Head Chef di PancakeSwap.

Dengan memanfaatkan keunggulan ini, CEX akan terus memimpin sektor ini.

Cengkeraman Awal CEX

Centralized cryptocurrency exchange adalah platform yang menyimpan aset digital atas nama klien dan memungkinkan mereka untuk melakukan perdagangan kripto, menyetor, dan menarik kripto mereka.

Sebuah entitas pusat mengendalikan exchange ini dan bertindak sebagai perantara antara pembeli dan penjual. Entitas ini juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa dana pengguna tetap aman.

CEX adalah jalur utama untuk perdagangan kripto karena mudah bagi investor kripto pemula. Binance, Coinbase, dan Kraken adalah di antara centralized exchange yang paling sering digunakan.

Menurut Shaun Lee, analis riset di CoinGecko, 2024 adalah tahun yang sangat sukses bagi CEX.

“Secara keseluruhan, CEX telah berkinerja sangat baik, dengan 10 teratas menunjukkan volume lebih dari US$2 triliun, selama beberapa bulan dalam setahun. Pada 2023, 10 CEX teratas hanya berhasil melampaui angka US$1 triliun sekali, pada bulan Desember,” ucapnya.

CEX juga cenderung menarik investor tertentu karena mereka tunduk pada pengawasan regulasi yang ketat. Exchange jenis ini dapat bertindak sebagai pelindung bagi trader yang ingin mengambil langkah pertama menjauh dari sektor keuangan tradisional.

Kebangkitan DEX

DEX berfungsi sebagai pasar peer-to-peer dan tidak bergantung pada perantara untuk perdagangan kripto atau penyimpanan dana. Tidak seperti CEX, yang bergantung pada entitas pusat dan mengharuskan pengguna menjalani proses Know Your Customer (KYC), DEX menawarkan pengguna kemungkinan untuk berdagang secara anonim.

Popularitas mereka baru-baru ini meningkat, memberikan trader dan investor alternatif terdesentralisasi untuk centralized exchange. Berjalan di atas teknologi blockchain, DEX menghilangkan kebutuhan akan perantara. Sementara itu, terdapat smart contract yang permanen untuk memfasilitasi perdagangan.

Volume Perdagangan DEX dan CEX dalam Minggu Terakhir
Volume Perdagangan DEX dan CEX dalam Minggu Terakhir. Sumber: Messari.

Kualitas ini semakin menarik bagi trader yang ingin memprioritaskan keamanan dan otonomi saat menukar aset.

Platform DeFi telah menjadi pesaing yang kompetitif bagi CEX. Hyperliquid, misalnya, adalah blockchain layer-1 untuk perdagangan terdesentralisasi yang memungkinkan perdagangan berkinerja tinggi dan cepat dengan biaya yang lebih rendah. Exchange ini telah mengalami adopsi tinggi dalam setahun terakhir.

Decentralized exchange (DEX) saat ini menguasai sekitar 40% pangsa pasar, dan mereka terus mendapatkan tempat daripada centralized exchange (CEX). Melihat ke depan hingga 2025, DEX akan memiliki lebih banyak peluang untuk tumbuh. Seiring DeFi berkembang dan adopsi meningkat, decentralized exchange akan memainkan peran yang semakin sentral dalam ekosistem keuangan yang lebih luas,” ujar Chef Kids. 

Meskipun CEX dan DEX beroperasi dalam kerangka yang berbeda, kedua platform menunjukkan tanda-tanda peningkatan adopsi pengguna dan kesuksesan di bidang ini.

Keamanan dan Kekhawatiran Regulasi Berlebihan di CEX

CEX cenderung mengalami pengawasan ketat terkait keamanan. Karena platform itu sendiri yang memegang kunci pribadi dompet kliennya, maka sepenuhnya bertanggung jawab atas penyimpanan aset pengguna. Jadi, pengguna menjadi rentan terhadap potensi kehilangan dana jika terjadi peretasan atau penutupan exchange secara tiba-tiba. 

Kevin Lee, chief business officer di Gate.io, menjelaskan bahwa mengingat sifatnya yang terpusat, CEX perlu terus mengembangkan mekanisme yang meningkatkan keamanan dan menghindari potensi pelanggaran keamanan.

Centralized exchange (CEX) harus memprioritaskan keamanan dengan menerapkan langkah-langkah komprehensif yang melindungi baik pengguna maupun aset mereka. Ini melibatkan penggunaan teknologi canggih seperti dompet multi-signature, solusi penyimpanan dingin untuk sebagian besar dana, dan enkripsi yang kuat untuk mencegah pelanggaran. Selain itu, audit pihak ketiga secara berkala terhadap sistem keamanan dan smart contract sangat penting untuk mengidentifikasi kerentanan secara proaktif. Exchange juga harus mengintegrasikan alat pemantauan real-time yang didukung oleh AI untuk mendeteksi dan merespons ancaman potensial secara langsung,” ucapnya. 

Kebanyakan centralized exchange menggunakan prosedur KYC untuk mematuhi persyaratan regulasi yang bertujuan mencegah aktivitas ilegal seperti pencucian uang dan pendanaan terorisme. Pengguna harus memberikan informasi identitas, menyerahkan dokumen pendukung, dan menunggu verifikasi untuk mendanai akun mereka dan mulai berdagang di platform.

Akibatnya, platform ini tunduk pada pengawasan yang ketat. Ini mungkin melibatkan persyaratan lisensi yang ketat dan regulasi kepatuhan yang diberlakukan oleh otoritas, yang dapat membatasi kemampuan CEX untuk mendukung token tertentu atau melayani pengguna di yurisdiksi tertentu.

Keberuntungan FTX yang Jatuh

Karena sifatnya yang terpusat, beberapa CEX terkemuka, termasuk FTX, Mt. Gox, dan WazirX, telah mengalami pelanggaran keamanan yang signifikan. Sehingga, merek mengakibatkan kerugian finansial yang besar bagi pengguna mereka.

Salah satu kasus paling terkenal adalah FTX, sebuah exchange kripto terkemuka yang menempati peringkat ketiga secara global berdasarkan volume perdagangan pada tahun 2022. FTX yang pendirinya adalah Sam Bankman-Fried itu bangkrut di tengah tuduhan bahwa pemiliknya telah menggelapkan dan menyalahgunakan dana pelanggan. 

Pada saat itu, muncul laporan bahwa Alameda Research, sebuah perusahaan perdagangan yang berafiliasi, memperoleh sebagian besar nilainya dari investasi spekulatif dalam aset kripto. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di antara pelanggan FTX, yang kemudian menarik dana mereka dari exchange secara massal, mengirim FTX langsung ke kebangkrutan. 

Sebuah Kisah Peringatan

Keruntuhan FTX selanjutnya memiliki dampak signifikan pada pasar kripto dan mengakibatkan hukuman penjara 25 tahun bagi CEO saat itu, Sam Bankman-Fried.

“Kasus-kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya kepatuhan regulasi proaktif dan manajemen risiko yang baik. Exchange harus memastikan kepemimpinan mereka mematuhi praktik etis, dengan kontrol internal yang kuat untuk mencegah kegagalan sistemik,” terang Lee dari Gate.io. 

Pembubaran mendadak FTX juga menimbulkan kekhawatiran tentang stabilitas dan ketahanan ekosistem kripto yang lebih luas, mengguncang kepercayaan investor. Lee menambahkan bahwa exchange terpusat harus menggunakan FTX sebagai titik acuan untuk langkah-langkah menghindari kerugian finansial pengguna.

“Insiden profil tinggi di platform seperti FTX dan WazirX telah mengajarkan industri bahwa transparansi dan tata kelola yang kuat sangat penting untuk kelangsungan hidup centralized exchange. Peristiwa ini menekankan pentingnya menjaga pemisahan ketat antara dana pengguna dan dana operasional untuk mencegah penyalahgunaan dan salah kelola. Mereka juga menyoroti kebutuhan kritis untuk audit proof-of-reserves secara teratur dan pengungkapan publik untuk membangun kepercayaan dan akuntabilitas pengguna,” ujar dia. 

Situasi seperti ini menimbulkan pertanyaan tentang sifat terpusat dari operasi sebuah exchange. Trader berpengalaman cenderung mengadopsi decentralized exchange untuk memiliki kontrol penuh atas kunci dompet kripto mereka.

DEX dan Masalah Likuiditas

Satu kelemahan signifikan dari DEX daripada CEX adalah likuiditas yang lebih rendah. Likuiditas yang lebih rendah ini dapat mengakibatkan slippage harga yang substansial, artinya harga aktual saat eksekusi perdagangan dapat menyimpang jauh dari harga pasar yang diharapkan. 

Karena sebagian besar DEX umumnya memiliki basis pengguna yang lebih kecil dan volume perdagangan yang lebih rendah, kadang-kadang lebih sulit untuk menemukan pihak lawan langsung untuk perdagangan.

“Likuiditas sangat penting untuk setiap DEX, besar atau kecil, karena secara langsung mempengaruhi efisiensi perdagangan, slippage, dan pengalaman pengguna secara keseluruhan. Untuk DEX yang lebih kecil, kurangnya likuiditas bisa menjadi tantangan khusus, karena membatasi trader aktif dan pasangan perdagangan yang tersedia,” tutur Chef Kids dari PancakeSwaps. 

Karena CEX memiliki akses ke kumpulan pembeli dan penjual yang lebih luas, pengguna cenderung berdagang di exchange ini untuk menghindari masalah likuiditas. Chef Kids mengatakan DEX harus mengatasi masalah ini untuk menjadi lebih kompetitif.

“Untuk setiap DEX, lebih banyak likuiditas menguntungkan seluruh ekosistem DeFi dengan memungkinkan penetapan harga yang lebih baik, menarik lebih banyak pengguna, dan pada akhirnya menciptakan pasar yang lebih hidup dan efisien. Ini, pada gilirannya, memperkuat ruang DeFi secara keseluruhan, mendorong inovasi dan pertumbuhan,” ucap dia. 

Mengatasi masalah likuiditas sangat penting bagi DEX untuk meningkatkan daya saing mereka dan berkontribusi secara efektif pada pertumbuhan dan pengembangan decentralized exchange.

Hambatan Mengadopsi untuk DEX

DEX sering kali menghadirkan tingkat kompleksitas teknis yang lebih tinggi daripada CEX. Menggunakan DEX biasanya memerlukan beberapa pemahaman tentang teknologi blockchain karena melibatkan penggunaan dompet yang kompatibel dan pengelolaan kunci pribadi yang tepat. 

Tingkat pengetahuan ini dapat menjadi hambatan bagi pendatang baru kripto yang berdagang di exchange untuk pertama kalinya. 

“Kompleksitas dompet self-custodial dan bridging masih menjadi hambatan signifikan bagi pengguna rata-rata, membuat adopsi massal DEX menjadi tantangan. Untuk menjangkau audiens yang lebih luas, DEX harus menyederhanakan dan membuat pengalaman pengguna lebih mudah diakses,” terang Chef Kids.

Faktor ini saja membuat CEX lebih menarik bagi trader pemula.

“CEX akan tetap menjadi bagian penting dari ekosistem kripto, terutama dalam mendorong adopsi yang lebih luas. Bagi banyak pendatang baru, centralized exchange menawarkan titik masuk yang paling sederhana, antarmuka yang intuitif, fiat on-ramps, dan proses onboarding yang mudah,” tambahnya.

Dengan menciptakan sumber daya pendidikan yang mendukung dan inisiatif yang ramah adopsi, DEX dapat memfasilitasi adaptabilitas bagi pengguna yang tertarik untuk beralih ke decentralized exchange

Menjembatani Opsi Terpusat dan Desentralisasi

Kevin Lee dari Gate.io mengatakan CEX dapat memanfaatkan keunggulan ini untuk menghadapi persaingan dari DEX yang semakin populer seperti Hyperliquid, Uniswap, dan PancakeSwap.

“CEX dapat memimpin dalam edukasi pengguna dan onboarding dengan menyederhanakan akses ke teknologi blockchain dan menciptakan pengalaman pengguna yang intuitif. Kolaborasi dengan proyek dan ekosistem yang sedang berkembang membantu memperluas cakupan inovasi di platform mereka,” terang Lee.

Exchange terpusat juga harus mengintegrasikan solusi yang memenuhi kebutuhan investor yang memprioritaskan pendekatan terdesentralisasi dalam trading.

“Dengan mengintegrasikan model hybrid, seperti dompet non-kustodial dan opsi trading terdesentralisasi, CEX dapat memberikan pengguna jembatan antara kenyamanan terpusat dan otonomi terdesentralisasi. Selain itu, menawarkan layanan bernilai tambah seperti fiat on-ramps, alat trading canggih, staking, dan produk kelas institusi memungkinkan CEX untuk memenuhi kebutuhan berbagai pengguna,” papar Lee.

Seiring dengan meningkatnya popularitas CEX dan DEX, mereka kemungkinan akan saling belajar untuk mengatasi tantangan masing-masing. Mengatasi kesenjangan ini akan memastikan pertumbuhan berkelanjutan dan kesuksesan jangka panjang exchange aset kripto.

Bagaimana pendapat Anda tentang perdagangan kripto di CEX dan DEX pada 2025? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Januari 2025
Platform kripto terbaik di Indonesia | Januari 2025
Platform kripto terbaik di Indonesia | Januari 2025

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

foto-profil-hanum.png
Hanum Dewi
Hanum Dewi adalah seorang penulis dengan spesialisasi pada topik bisnis, keuangan, dan investasi. Dengan latar belakang pendidikan di bidang komunikasi dan pengalaman 8+ tahun di pasar modal, Hanum juga melakukan riset untuk membuat konten yang menarik dan informatif di berbagai topik. Melengkapi kemampuan menulisnya, dia juga selalu mengikuti tren dan perkembangan terbaru di industri cryptocurrency, DeFi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori