Lihat lebih banyak

Perkuat Fondasi Dunia Virtual, University of Tokyo Luncurkan Bidang Studi Metaverse

2 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • University of Tokyo (Todai) meluncurkan sebuah bidang studi baru yang khusus mempelajari tentang metaverse.
  • Bidang studi ini akan diterapkan seperti sebuah kursus. Nantinya para peserta bisa memahami lebih jauh mengenai akar pemanfaatan metaverse baik dalam kehidupan sehari-hari maupun industri.
  • Kelas yang bakal digelar secara hybrid itu bisa diikuti oleh berbagai kalangan; mulai dari siswa sekolah menengah pertama, hingga karyawan.
  • promo

Di saat banyak negara tengah berlomba mengembangkan teknologi metaverse untuk tujuan bisnis ataupun pemanfaatan sektor lainnya, Jepang justru meluncurkan bidang studi metaverse, yang mempelajari akar dari pemanfaatan metaverse secara industri ataupun kehidupan.

Bidang studi tersebut diluncurkan oleh University of Tokyo atau yang dikenal dengan Todai. Bidang studi metaverse tidaklah mengikat dalam satu fakultas tertentu. Konsep yang ditawarkan adalah seperti kursus.

Para peminat metaverse dapat mengikuti kelas metaverse untuk lebih memahami definisi, cara kerja ataupun pengembangan yang bisa dilakukan di dunia yang baru ini. Kelas tersebut bisa diikuti oleh berbagai kalangan; mulai dari siswa sekolah menengah pertama, hingga karyawan.

Uniknya, kursus ini akan berlangsung di metaverse itu sendiri. Oleh karena itu, setiap siswa dapat belajar sambil merasakan bagaimana atmosfer yang ada dan hal apa saja yang bisa mereka lakukan di dalamnya.

Todai Akan Adakan Kelas Metaverse secara Hybrid

Namun, kursus tersebut tidak sepenuhnya berada di metaverse. Todai akan menggelarnya secara hybrid alias menggabungkan pertemuan online dan tatap muka. Kelak, setiap siswa bisa mendapatkan ilmu praktis melalui kerja sama dengan perusahaan yang terlibat dalam berbagai bidang; seperti pengembangan produk, misalnya.

“Menggunakan metaverse akan memungkinkan untuk menciptakan sistem pendidikan yang membuat siapapun, tanpa memandang usia, jenis kelamin, status sosial ataupun tempat tinggal, dapat belajar tentang teknik dan dan juga informasi terkait metaverse,” ungkap mereka.

Kursus ini akan digelar oleh Fakultas Teknik Todai dan Sekolah Pascasarjana yang berhubungan dengan teknik. Bidang studi metaverse pertama di dunia ini sengaja dimunculkan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang tangguh agar bisa menangani transformasi digital.

Meskipun ada di bawah Todai, tetapi mahasiswa di universitas lain juga bisa mengakses metaverse Todai untuk mencari informasi terkait potensi karir di bidang teknik.

“Kursus online akan ditawarkan di berbagai bidang seperti kecerdasan buatan, pendidikan kewirausahaan, dan teknologi komunikasi generasi mendatang. Sertifikat akan diberikan kepada mereka yang menyelesaikan berbagai kursus,” tuturnya.

Jepang Sudah Punya Asosiasi Metaverse

Guna mendukung pengembangan metaverse di Jepang, akhir tahun lalu, 4 perusahaan yang berbasis blockchain dan kripto mendirikan Japan Metaverse Association (JMA). Organisasi berbadan hukum resmi itu diinisiasi oleh FXCoin, Ginco, Coinbest, dan Intelligence Unit.

JMA didirikan dengan semangat untuk bisa melayani pertukaran informasi dan membangun sinergitas antara perusahaan dan individu yang terlibat dalam metaverse. Direktur Perwakilan JMA, Tomoo Onishi, menjelaskan bahwa baik blockchain dan non-fungible token (NFT) adalah bagian integral dari metaverse.

“Di Jepang meskipun banyak orang memiliki gambaran umum terkait metaverse, namun hanya sedikit orang yang memahami teknologi blockchain dan NFT yang mendukung metaverse. Pun jika pemahaman sudah melekat, tidak mudah untuk mengembangkannya menjadi sebuah bisnis,” ungkapnya.

Pro dan Kontra Terkait JMA

Sayangnya, pembentukan JMA mendapat penolakan dari komunitas yang juga beririsan dengan metaverse. Adalah Komunitas VRChat yang lebih mengedepankan aspek interaktif ketimbang peluang bisnis dari ruang virtual ini.

Founder dan CEO SpaceData, Katsuaki Sato, mengungkapkan kekhawatirannya bahwa jika industri terus maju dengan pemahamannya saat ini, maka akan membuat banyak orang tertipu oleh para scammer, karena menganggap metaverse sama dengan NFT.

“Hal itu pada akhirnya akan merusak rencana perusahaan yang secara resmi mencoba membuat bisnis dari VR dan 3DCG,” ungkapnya.

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori